From: <SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
To: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Monday, February 07, 2000 16:49
Subject: Re: Fw: Teori Matematika Monumental "Made in Indonesia"


<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
---------------------------
     Dengan demikian tidak ada tuntutan spektakuler untuk bisa menemukan
suatu conceptual theory seperti apa yang telah dilakukan pendahulu seperti:
Fourier, Laplace, Hilbert, Archimedes, Riemann, Lebesque, Banach, Pascal,
fermat, Euler, Pythagoras dsb.
    Kalau penerapan, saya kira sudah banyak yang melakukan meskipun tidak
diformulasikan secara formal didalam bentuk paper, seminar ataupun publikasi
lainnya.


Nasrullah Idris
-------------------
     Apa yang dilakukan oleh mereka pun sebenarnya aplikasi dari teori
Matematika Monumental sebelumnya. Nah, kenapa apa yang mereka temukan itu,
sekarang disebut sebagai Teori Matematika Monumental juga?

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
    Dalam point ini saya setuju bahwa semua bangsa mempunyai peluang yang
sama di dalam menemukan Teori Matematika Munumental yang anda maksudkan.
Masalahnya adalah kesempatan dan kemampuan untuk mempresentasikannya dalam
kajian ilmiah.

Nasrullah Idris
-------------------

     Dengan pernyataan itu saja, maka secara tersirat terkandung makna bahwa
tidak semua orang yang  menemukan TMM mempunyai kesempatan dan kemampuan
untuk mempresentasikannya dalam kajian ilmiah. Terlebih bila TMM datang
dari orang yang tidak merasakan bahwa apa yang ditemukannya itu sebagai TMM.
     Ingat : untuk menghasilkan TMM tidak harus mencapai gelar profesor
terlebih dulu. Coba kira-kira : besar mana peluang untuk menghasilkan TMM
dari "profesor yang pengetahuan matematikanya luas tetapi dangkal" (EMPANG)
dan "orang yang pengetahuan matematikanya sedikit tetapi dalam" (SUMUR).
     Kita sudah sepakat bahwa peradaban itu munculnya dari wilayah timur.
Tetapi mengapa timbul kesan, seolah-olah TMM itu didominasi oleh masyarakat
dari wilayah Barat.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
    Sebagai gambaran, ketika Fermat meninggal 350 tahun yang lampau,
murid-muridnya berusaha mencari catatan Fermat yang merupakan bukti
    Teorema Fermat: a^n + b^n = c^n untuk a, b, c bulat dan besar 0, dan n>0
bulat, hanya mungkin untuk n=2.

Nasrullah Idris
-------------------
     Tanpa harus membaca teori Fermat, kita pun bisa menganalisanya. Karena
toh itu bisa saja muncul dalam bentuk inspirasi pada diri kita sendiri,
meskipun tidak harus diklaim sebagai penemuan kita.
     Untuk memahami a^n + b^n = c^n, antara lain kita harus banyak bertanya
dalam kaitan berbagai deret bilangan, sifat bilangan, sampai irama bilangan.
     Itu antara lain untuk mengendalikan pengaruh persepsi yang tidak
relevan terhadap objek analisis. Persepsi itu bisa saja muncul karena
keterpengaruhan kita terhadap  kondisi yang sudah mengental dalam pikiran
kita. Ini sesuatu yang tidak terhindarkan atau tidak disadari.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
      Buktinya sangat indah, kata Fermat ketika itu kepada murid-muridnya.

Nasrullah Idris
-------------------
     Ya, tanpa membaca buku tentang Fermat pun, memang sangat indah kalau
saja kita mengerti dan menimati akan hubungan kompetitif antara  deret
bilangan, sifat bilangan, sampai irama bilangan.
     Mengapa ia mengatakan indah? Ya karena ia memandang keindahan
Matematika dari berbagai segi pandangan. Deret 8, 9, 1, 5, 2, 6, 4, 7, 0 pun
bisa dikatakan indah kalau kita melihatnya dari sudut yang memungkinkannya
indah.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
       Ketika profesor saya mengatakan bahwa Dahlquist mengeluarkan
Dahlquist's test problem ketika usianya baru 22 tahun (sudah doktor ketika
itu), saya benar-benar sangat kagum.
       Ketika saya melihat bentuk Dhalquist's test tersebut, saya mengatakan

amat sederhana, tetapi yang sukar adalah ide untuk sampai kesana. Apakah
Aljabar Boole susah? Tidak kan?...
       Tapi apakah mudah untuk mempunyai ide seperti itu?...


Nasrullah Idris
------------------
     TMM  sering dicapai dengan cara luar biasa. Boleh juga disebut tinjauan
dari sudut tidak
populer.
     Karena itu tidak heranlah bila penemuan baru sering menjadi lebih mudah
dimengerti setelah kita sebagai pengamat menyadari dan menemukan bahwa itu
memang bisa.
     Ini menunjukkan bahwa penemuan baru sering merupakan masalah sepele di
mana sebelumnya tidak/kurang begitu diperhatikan oleh kebanyakan orang
(Sumber inspirasi : saya lupa lagi)

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
    Saya punya teman doktor lulusan Berkley dalam bidang matematika. Ketika
itu ia mengatakan ke saya sbb: "Untuk bisa menjadi doktor matematika, yang
anda perlukan hanyalah ketekunan, tetapi untuk bisa menjadi penemu
matematika, maka talent akan ikut berperan."


Nasrullah Idris
------------------
     Menurut saya, untuk menghasilkan TMM, kita harus enjoy, senang, dan
cinta terhadap Matematika di samping mempunyai pola berpikir tuntas, detail,
dan integratif. Saking demikiannya, sehingga saat memang berikut ini :


6477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753
4687 6477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6
753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058
6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700
86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575
3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758
78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49
08743758 78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787
49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735
878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868
39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753
46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6
753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700  86487058
6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575 3709700
86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758 78575
3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49 08743758
78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787 49
08743758 78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735 878787
49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753 46876477885868 39834884758735
878787 49 08743758 78575 3709700  86487058 6 753 4687

Terkadang menemukan garis lengkungan yang memperlihat wajah hewan, wajah
meja, wajah mobil, dan lain sebagainya.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
     Bagaimana menyajikan matematika dalam bentuk yang menarik, bukan dalam
bentuk cacing-cacing atau kruel-kruel yang menjijikkan. Bagaimana membuat
formulasi matematika yang rumit tersebut bisa menjadi mudah dipahami.
Profesor di Amerika.

Nasrullah Idris
-------------------
     Ya betul. Soalnya orang pada umumnya ketika belajar Matematika sadar
atau tidak sadar, otaknya sudah mengalami kristalisasi dari kaidah2 yang
sudah mulai terbentuk sejak lahir. Nah, jadi ini harus menjadi pertimbangan
dalam penyusunan penyajiannya.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
     Jangan foundation of math, cukuplah membuat teorema-teorema yang mudah
diimplementasikan dalam bidang-bidang keilmuan lain.

Nasrullah Idris
-------------------
     Ya, saya mengerti. Hanya sambil itu dikembangkan, apa salahnya bangsa
kita pun mempunyai obsesi untuk menemukan Teori Matematika Monumental "Made
in Indonesia".
     Ditemukannya sebuah TMM saja, bukan saja memberikan kehormatan dan
supremasi Merah Putih di mata dunia, juga bisa memberikan efek domino
pengetahuan pada diri si penemu itu sendiri.

<SEORANG ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI INDONESIA>
-------------------------------
     Yang demikian ini saya yakin banyak sekali bidangnya. Saya sendiri
sudah lengser dari menerapkan matematika, karena dunia cyberspace berubah
dengan sangat cepat.

Nasrullah Idris
-------------------
     Secanggih-canggihnya perkembangan dunia cyberspace, masih banyak yang
belum bisa dipecahkan olehnya, yang berkaitan dengan Matematika. Ini harus
dijadikan pegangan, agar kita tidak berpuas diri, sementara negara lain
terus melakukan pengkajian Matematika.


Salam,

Nasrullah Idris













Kirim email ke