From: <ALUMNUS JURUSAN MATEMATIKA DI EROPA> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Monday, February 14, 2000 15:51 Hallo Terima kasih. Saya pun akan melanjutkan diskusi. *****Saya mempunyai seorang teman di sini yang sayangnya karena masalah keluarga harus kembali ke Indonesia. Beliau mengadakan suatu research di suatu field yang belum lama berkembang. Setelah hampir delapan bulan bergulat dengannya, tiba-tiba seorang dari Jepang mempublish paper dengan thema yang sama dan result yang serupa hanya lebih advanced. #####Menurut hipotesa saya ada beberapa kemungkinan (anggap saja ini tebak2an ya). Pertama : Teman anda itu pernah mempunyai kontak dengan Orang Jepang itu, langsung atau melalui email, yang antara lain membahas masalah itu. Dalam hal ini, teman anda, sadar atau tidak sadar, telah mengilhami Orang Jepang itu. Atau mungkin juga sebaliknya. Kedua : Ada pemikiran Teman Anda itu masuk ke Homepage tertentu melalui Homepage raksasa seperti Yahoo, lalu dijadikan titi tolak pemikiran oleh Orang Jepang itu. Ketiga : Teman anda itu mengikuti salah satu Milis Matematika yang juga diikuti oleh Orang Jepang itu (hanya orang ini bersifat pasif). Di milis ini, Teman anda itu mengemukakan pemikiran yang justru menjadi titik tolak pemikiran oleh Orang Jepang itu. Keempat : Peper Teman anda itu dan Orang Jepang itu sama-sama bertitik-tolak dari sumber yang sama. Kelima : Ya kebetulan saja. Toh bisa saja dua orang berencana untuk menggunakan user yang sama ketika berlangganan email di salah satu server. Taroklah user itu adalah penemuan baru. Coba saja anda membuat email di Hotmai.Com dengan user "nama anda". Bisa berhasil nggak kira-kira? *****Sebaliknya begitu banyak professor di dunia barat yang dengan senang mengelus dada karena telah berhasil mendefine suatu problem yang sepertinya smooth dan luar biasa. Suatu saat dia dengan malu mudur karena di Rusia itu tertulis dalam suatu lecture note. #####Jangankan itu. Terkadang penemuan orang dari Timur pun diklaim sebagai penemuan Orang Barat. Padahal yang mengklaimnya tahu bahwa itu adalah memang penemuan orang dari Timur. Jadi mereka tidak lagi berbicara masalah "original", melainkan kemampuan "kehumasan". Profesor di mana pun kan tidak semuanya menjunjung sportivitas/kejujuran intelektual. Ada juga yang memaksakan pemikiran demi melanggengkan sosok selebritis yang terkandung pada "keprofesorannya" itu sendiri. *****Untuk menjajaginya kita perlu bergulat sekian lama dengan problem-problem yang anda katakan biasa, untuk sampai pada yang luar biasa. #####Yang pertama kali kita ciptakan sajalah dulu tradisi berpikir matematika yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang. Segmennya tidak usaha global. Cukuplah kawasan satu RT. Pokoknya berjenjang. *****Dan terkadang yang luar biasa itu ada di tempat atau jalur yang lain. Lorenz menemukan Chaos yang se- benernya sudah dilihat orang bertahun-tahun yang lalu tetapi mereka tidak berani mempublishnya. #####Saya punya teman seorang dokter wanita yang mengisyaratkan bahwa "Dokter seharusnya semakin pintar memasak". Hanya ia tidak berani mengemukakannya, karena khawatir bisa mengganggu perasaan rekan2nya yang seprofesi, khususnya mereka yang jarang masak atau nggak pintar memasak. #####Kalau boleh didefinisikan secara total, maka awal munculnya Matematika tuh ketika orang untuk pertama kali dalam hidupnya melihat adanya yang datang dan adanya yang pergi. Karena yang datang dan yang pergi itu bisa terdiri dari lebih satu objek, di sanalah awal keinginan menyaksikan sisa dan jumlah. *****Pernyataan anda sangat menarik. Sayangnya saya tidak yakin. Saya akan berdiskusi dengan seseorang disini yang memang bekerja dengan sejarah matematika. #####Itu bagus sekali. Tetapi kalau direnungkan memang begitu kok, meskipun kelahiran istilah "Matematika" itu sendiri mungkin saja titik tolaknya bukan dari itu. Kalau seorang bayi tiba2 nangis setelah ibu meninggalkannya sendirian di dalam kamar, berarti ada sesuatu yang dianggapnya kurang. Demikian pula kalau seorang bayi tiba2 berhenti menangis karena kedatangan ibunya ke dalam kamar, berarti ada sesuatu yang dianggapnya bertambah. Bukankah proses matematika sudah berjalan ketika itu. Salam, Nasrullah Idris