Why do we have to redefine Mathematic?
As the fact, Mathematic is a universal language of Science, and science as
a whole can be compared to a tree that contains metaphysics as the root,
physics as the trunk, and the three main branches: mechanics, medicine, and
morals, these forming the three applications of our knowledge, namely, to
the external world, to the human body, and to the conduct of life.


duh,

Han


At 12:44 PM 2/23/00 +1100, you wrote:
>From: Teddy Mantoro <[EMAIL PROTECTED]>
>To: Multiple recipients of list <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Tuesday, February 22, 2000 23:19
>Subject: Re: Redefinisi Matematika
>
>
>     Bagaimana kalau begini : "Matematika sebagai sistim perhitungan yang
>berurusan dengan berbagai ukuran fenomena alam".
>     Sedangkan angka/simbol hanya adalah bahasa dari setiap perhitungan,
>agar muncul keseragaman persepsi. Jadi tanpa kehadiran simbol/angka, proses
>matematika pada manusia sudah berjalan.
>     Misalkan ditangan seorang anak kecil berusia 2  tahun ada sepotong kueh
>donat. Lalu kita beri donat lainnya.
>     Dalam pikirannya kan sudah ada persepsi penjumlahan.
>     Ya mungkin saja ia tidak tahu dengan simbol/angka bagi itu. Maklum...
>masih kecil. Malah kata "penjumalah" itu pun dia tidak tahu. Maklum ...
>perbendaharaan kata yang dikuasainya masih sangat sedikit.
>     Tetapi perubahan pikiran pada dirinya, dari "ketika donat masih satu
>buah" menjadi "setelah donat lain kita berikan", akan timbul reaksi otaknya
>yang kalau kita simpulkan sebagai "penjumlahan". Kemudian kalau kita
>simpulkan dengan angka, maka reaksi otaknya itu adalah "1 + 1".
>     Bukankah itu berarti bahwa proses matematikanya sudah berjalan ?
>     Jadi proses Matematika pada manusia itu lebih dulu muncul ketimbang
>pengenalan angka/simbol.
>     Hanya saja secara kultural : pengalaman anak kecil itu tidak dipandang
>sebagai "pelajaran Matematika". Padahal justru pada usia itulah ia mengalami
>ledakan memori luar biasa serta dampak positif berantainya di kemudian hari.
>
>     Bagaimana kalau begini : Matematika sebagai "Sarana proses berpikir".
>Ini berarti berpikir untuk bidang apa saja. Jadi kalau ada guru mengajak
>murid2nya berhitung seputar tubuh manusia - tanpa menulis di papan tulis
>sedikit pun - itu berarti mengajak mereka belajar kedokteran.
>     Ini sekaligus mementahkan mitos yang mengidentikkan "Matematika dengan
>simbol/angka".
>
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>
>
>

Kirim email ke