On 12/5/2005 at 12:26 PM Agus Safudi - HRD wrote:
>Belakangan ini saya sering merenenung apakah pola-pola
>'keberagamaan' kita ini sudah benar (mestinya sih cuek saja
>yach..ngapain pusing-pusing) ?,
>apakah tidak ada yang salah dengan 'keberagamaaan' khusus
>nya muslim Indonesia ini.
>
>Kita juga terkadang merasa sudah bahagia, senang, cukup( padahal saya
>pernah nulis orang hidup gak boleh merasa cukup) kalo sudah mejalankan
>hal-hal ritual (ibadah, wajib atawa sunnah), padahal disekitar kita masih
>banyak orang orang kekurangan, cuman masalahnya gimana kita mo bantu lha
>wong kita aja sekarang sering mengalami kesulitan, bener gak?..., nggak
>juga gak apa..hehehe.

Sebelum bisa membantu (secara signifikan, dari segi materi), maka kita perlu 
mapan/berlebih terlebih dahulu.

Nabi saw sudah menunjukkan caranya, yaitu dengan banyak bersilaturahmi,
karena silaturahmi memperbanyak rezeki, dll.
Juga berbagai cara lainnya.

Tapi, untuk contoh, silaturahmi yang kita lakukan banyak yang salah, seperti:

# bersilaturahmi dengan orang jahat / fasik
# bersilaturahmi dengan orang yang tidak ada hubungannya dengan tujuan kita
# saat bersilaturahmi, malah sibuk berbual-bual / beromong kosong.

Ini sebetulnya common sense / akal sehat saja, makanya banyak non-muslim yang 
jauh lebih berhasil dalam silaturahmi / networking.
Anehnya, banyak dari kita yang sudah diberitahu oleh Nabi saw, justru gagal 
melakukannya. Kita berhasil menjalankan syariat agama, namun gagal memahami 
maksud/tujuannya.


>Disinilah saya ingin berdiskusi pada sodara-sodara
>di ISNET yang TAHU mungkin bisa kasih pencerahan, beramal dengan ilmunya
>seharusnya yang namanya 'IBADAH itu gimana, kapan, harus sperti apa, kalo
>melaksanaknnya benar akan bagaimana, bla,bla,bla....dll.

Untuk soal syariah, saya kira sudah banyak sekali buku dan ustadz yang bisa 
mengajarkan kepada kita, bagaimana cara sholat yang betul, kaifiyat puasa, dst.

Tapi, luar biasa sedikit ustadz yang :

# mendorong silaturahmi / networking (yang produktif, bukan cuma berbual-bual) 
antar sesama umat Islam :-(
# mengajarkan akhlak islami :
        * buang sampah pada tempatnya
        * mesjid jangan jorok WC nya
        * antri dengan tertib
        * ghibah / gosip : dosanya lebih besar daripada riba
        * dst

# mengajarkan untuk membersihkan hati, dari:
        * sombong
        * riya
        * iri (banyak kasus muslim sukses, justru jadi sasaran dengki, dan 
kemudian dijatuhkan beramai-ramai)
        * nifaq
        * dst

Sehingga, banyak muslim yang mempraktekkan agama, namun tanpa ruh.
Walhasil, shalat 5x sehari di mesjid; tapi sangat kejam kepada sesama muslim, 
kata-katanya menyakitkan hati, egois, dst.

Maka, Islam jadi terlihat SANGAT tidak menarik bagi non-muslim. Malah banyak 
muslim awam yang kemudian jadi emoh dengan Islam, dan menjadi Islam KTP.

CMIIW - silahkan.


Salam,
Harry

_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke