Assalamu'alaikum wr. wb. (lanjutan) Kenikmaatan indrawi tertinggi adalah MENIKAH sbb: QS 30:21 "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir")
Dengan demikian, seorang yang imannya benar seharusnya tidak mengambil jalan hidup seperti pendeta atau rahib yang memutuskan untuk tidak menikah, meninggalkan keruwetan, mengasingkan diri dan tidak mau menghadapi dan menyelesaikan masalah. Toh contoh terbaik ummat ini Rasululloh saw pun menikah, memiliki anak, dst. Kecuali jika menikah dapat menyakiti atau mengecewakan pasangan, maka mungkin pilihan terbaik adalah untuk tidak menikah, inipun tentunya sudah diusahakan semaksimal mungkin dan ternyata memang tidak bisa diupayakan, misalkan karena 'lemah'. Artinya kalo sudah seperti ini maka Alloh tidak semata-mata melihat hasilnya saja, tapi proses nya pun akan tetap mendapat nilai. Kenikmatan berikutnya adalah kenikmatan AKLIYAH, dan puncak dari kenimatan akliyah ini adalah ILMU. Alloh SWT berfirman dalam kalam-Nya yang mulia sbb: QS 58:11 ",niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". Kalo tidak salah, Ibnu Abbas ra pernah mengomentari ayat tsb diatas sbb: Jarak antara Alim dan Abid berkaitan dengan ayat di atas adalah sebanyak 7 derajat dimana jarak antara setiap 2 derajat adalah sama dengan perjalanan 500 tahun didunia lamanya, Subhanalloh. Dengan Ilmu seseorang akan mengenal Tuhan-Nya, Dengan Ilmu seseorang menjadi tahu mana yang Halal dan mana yang Haram, Dengan Ilmu seseorang menjadi tahu hal-hal yang di perintahkan dan dilarang dalam agamanya. Dengan Ilmu seseorang menjadi utama, dan dengan Ilmu pula Nabi Adam as dimuliakan oleh-Nya. dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya karena ilmu. Dengan demikian ketika seorang mukmin memiliki ilmu, maka sebenarnya dia telah mendapatkan nikmat yang besar dari-Nya yang tentu saja karena adanya usaha dari ybs juga. Mungkinkah hal-hal tersebut diatas yang terkait dengan Ilmu kita katakan bahwa itu bukanlah suatu nikmat yang besar dari-Nya?, Saya kira tidak demkian adanya. Insya Alloh akan dilanjutkan pada kenikmatan berikutnya yaitu kenikmatan BATHINIYAH yang setelah itu akan kembali pada judul yaitu DZIKIR. Hadanallohu wa iyyakum ajma'in, Wassalamu'alaikum wr. wb. a.s. _______________________________________________ is-lam mailing list is-lam@milis.isnet.org http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam