Title: RE: [is-lam] DAHSYATNYA ZIKIR: BETAPA MUDAHNYA BERZIKIR ITU ...

Wa'alaikum salam wr.wb.

Begini Mas Agus maksud saya,

Seperti misalnya kita mempelajari ILMU EKONOMI (sebagai contoh) dimana kalau kita bagi secara umum ada yang namanya konsep ILMU EKONOMI KAPITALIS, konsep ILMU EKONOMI SOSIALIS dan konsep ILMU EKONOMI ISLAM. Yang sekarang 'berkuasa' secara mayoritas baik secara praktek maupun teori yang sering kita dapatkan pada kurikulum pendidikan kita mengarah kepada ILMU EKONOMI KAPITALIS yang apabila ILMU tersebut tertanam pada diri seseorang mengakibatkan terbentuknya kepribadian yang menganggap bahwa ILMU EKONOMI KAPITALIS adalah yang terbaik yang menyebabkan orang tsb bukannya menjadi dekat kepada ALLAH SWT akan tetapi malah semakin jauh dari NYA.

Kalau menurut saya 'ILMU ISLAM' (Ilmu yang bersumber dari ALLAH SWT) itu sudah UNIVERSAL, akan tetapi hal ini belum 'membumi' baik secara teori maupun praktek sehingga menurut saya mungkin hanya ILMU ISLAM lah yang dapat mendekatkan diri kita kepada ALLAH SWT. Sedangkan ILMU NON ISLAM (Ilmu yang bersumber bukan dari ALLAH SWT) bukannya membuat kita mendekatkan diri kepada ALLAH SWT malah semakin membuat kita jauh dari NYA.

Saya tidak membagi ILMU menjadi ILMU DUNIA dan ILMU AKHIRAT disebabkan bahwa ILMU itu harus dapat diterapkan tidak hanya untuk kepentingan akhirat saja akan tetapi dapat diterapkan juga untuk kepentingan dunia. Karena itu saya lebih cenderung membagi ILMU itu menjadi ILMU ISLAM dan NON ISLAM atau lebih luas lagi dikatakan menjadi Ilmu yang bersumber dari ALLOH SWT dan Ilmu yang bersumber bukan dari ALLAH SWT.

Bagaimana menurut Mas Agus ? Mungkin Mas Agus dapat menambahkannya.

Wassalam,


Abu Azzam


-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] On Behalf Of Agus Safudi - HRD
Sent: Tuesday, February 21, 2006 4:21 PM
To: Milis is-lam
Subject: RE: [is-lam] DAHSYATNYA ZIKIR: BETAPA MUDAHNYA BERZIKIR ITU ...


Assalamu'alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirobbil'ala min,

Mas Dwi (maaf kalo kurang berkenan saya panggil anda demikian)
Pengertian ILMU dalam konteks tema ini yang saya maksud adalah
masih sangat-sangat umum (ijmali)dan tidak mengarah pada pengertian
yang khusus (tafsili).

Ilmu apa saja selama bisa mengantarkan untuk ber ma'rifat pada-Nya
baik melalui ILMU atau ASMA-Nya, maka ilmu itu pasti bermanfaat, artinya
ilmu apa saja yang bisa meningkatkan keimanan seorang mukmin maka 'menurut
saya' seorang mukmin bisa menjadi wajib untuk menuntutnya walaupun dilihat
kasus per kasus dan tentu saja sesuai dengan kemampuan, toh Alloh Azza Wa Jalla
tidak membebani manusia melebihi kapasitasnya.

Seperti misalnya Ilmu, Tauhid ini memang sudah seharusnya seorang muslim untuk
mempelajarinya, tapi bisa juga dengan ilmu-ilmu lain seseorang bisa bertambah
keimanannya, misalkan dengan ilmu Astronomi, ilmu kedokteran, kalo memang seperti
itu kenapa tidak, artinya ilmu-ilmu terapan apa saja kalo memang bisa
menambahkan keimanan seorang mukmin kenapa tidak untuk mempelajarinya kan gitu ya mas.

Memang ada beberapa ulama baik yang dahulu maupun yang sekarang yang membagi
ilmu menjadi ilmu dunia dan ilmu akhirat, ilmu yang fardhu 'ain untuk
menuntutnya dan ada juga yang fardhu kifayah.
Saya fikir ilmu-ilmu yang harus dituntut oleh muslim saat ini adalah harus
intens sama ilmu yang dahulunya dianggap fardhu kifayah untuk menuntutnya,
kalo muslim dan mukmin mau mengejar ketertinggalannya.

Dengan Ilmu seseorang memang bisa mendapat hidayah, tapi dengan Ilmu pula
seseorang bisa disesatkan, maka harus istiqomah dengan niat menuntut
ilmu itu untuk apa.

Itu saja Mas Dwi, dan mohon maaf bila diskusi ini tidak memuaskan.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

a.s.



-----Original Message-----
From: Eriko Wistaria Dwi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, February 21, 2006 8:35 AM
To: 'Milis is-lam'
Subject: RE: [is-lam] DAHSYATNYA ZIKIR: BETAPA MUDAHNYA BERZIKIR ITU ...


Wa'alaikum salam wr.wb.
Mas Agus,
Saya tertarik dengan pembahasan Mas Agus masalah ILMU. Yang ingin saya ketahui lebih dalam mengenai ILMU ini adalah ILMU yang bagaimana ? Karena di zaman sekarang ini orang yang BERILMU bukannya bertambah keyakinan tentang adanya ALLAH SWT dan semakin dekat dengan NYA akan tetapi malah semakin jauh dari ALLAH SWT.

Mohon pencerahannya.
Wassalam,
Abu Azzam
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] On Behalf Of Agus Safudi - HRD
Sent: Tuesday, February 21, 2006 8:14 AM
To: Milis is-lam
Subject: RE: [is-lam] DAHSYATNYA ZIKIR: BETAPA MUDAHNYA BERZIKIR ITU ...


Assalamu'alaikum wr. wb.
(lanjutan)
Kenikmaatan indrawi tertinggi adalah MENIKAH sbb:
QS 30:21 "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu  isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa  tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang.  Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir")
Dengan demikian, seorang yang imannya benar seharusnya tidak mengambil
jalan hidup seperti pendeta atau rahib yang memutuskan untuk tidak menikah,
meninggalkan keruwetan, mengasingkan diri dan tidak mau menghadapi dan
menyelesaikan masalah.
Toh contoh terbaik ummat ini Rasululloh saw pun menikah, memiliki anak, dst.
Kecuali jika menikah dapat menyakiti atau mengecewakan pasangan,
maka mungkin pilihan terbaik adalah untuk tidak menikah, inipun
tentunya sudah diusahakan semaksimal mungkin dan ternyata memang tidak
bisa diupayakan, misalkan karena 'lemah'.
Artinya kalo sudah seperti ini maka Alloh tidak semata-mata melihat
hasilnya saja, tapi proses nya pun akan tetap mendapat nilai.
Kenikmatan berikutnya adalah kenikmatan AKLIYAH, dan puncak dari
kenimatan akliyah ini adalah ILMU.
Alloh SWT berfirman dalam kalam-Nya yang mulia sbb:
QS 58:11
",niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat".
Kalo tidak salah, Ibnu Abbas ra pernah mengomentari ayat tsb diatas sbb:
Jarak antara Alim dan Abid berkaitan dengan ayat di atas adalah sebanyak
7 derajat dimana jarak antara setiap 2 derajat adalah sama dengan perjalanan
500 tahun didunia lamanya, Subhanalloh.
Dengan Ilmu seseorang akan mengenal Tuhan-Nya,
Dengan Ilmu seseorang menjadi tahu mana yang Halal dan mana yang Haram,
Dengan Ilmu seseorang menjadi tahu hal-hal yang di perintahkan dan
dilarang dalam agamanya.
Dengan Ilmu seseorang menjadi utama,
dan dengan Ilmu pula Nabi Adam as dimuliakan oleh-Nya.
dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya karena ilmu.
Dengan demikian ketika seorang mukmin memiliki ilmu, maka
sebenarnya dia telah mendapatkan nikmat yang besar dari-Nya yang
tentu saja karena adanya usaha dari ybs juga.
Mungkinkah hal-hal tersebut diatas yang terkait dengan Ilmu
kita katakan bahwa itu bukanlah suatu nikmat yang besar dari-Nya?,
Saya kira tidak demkian adanya.
Insya Alloh akan dilanjutkan pada kenikmatan berikutnya yaitu
kenikmatan BATHINIYAH yang setelah itu akan kembali pada judul
yaitu DZIKIR.
Hadanallohu wa iyyakum ajma'in,
Wassalamu'alaikum wr. wb.
a.s.
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke