Saya mah setuju2 aja sama pendapat sampeyan. Mungkin memang butuh proses
panjang untuk mencapai sebuah kesempurnaan sholat. Bahkan ada yg bilang
sholat itu gak hanya 5 waktu tetapi ya sepanjang waktu, maksudnya adalah
spirit dalam sholat tetap selalu terbawa-bawa meskipun sesudah kita
melakukan sholat. Dengan demikian istilah "tegak" disini ya betul-betul
mendapatkan makna yang sesungguhnya. Jika sudah demikian tentu tindakan keji
dan mungkar otomatis akan terhindar dengan sendirinya.

 

Sholat itu kan tiang agama kan ya, dan amalan sholat pula yang nantinya
pertama dihisab. Yang namanya tiang tentu saja butuh pondasi/dasar untuk
bisa tegak, dan pondasi ini adalah Laa Ilaha Illalah. Nurut saya yg masih
oon ini tentu saja berlogika: kalo syahadatnya gak bener lha gimana
sholatnya bisa bener?

 

Sekarang permasalahannya adalah gimana cara ngajarin anak untuk bisa
bersyahadat dengan benar? Apakah cukup hanya dimulutkah, atau bagaimana?

 

Anak saya dua-duanya sekolah di SD Al-Azhar, Jkt. Sholat mah rajin, syahadat
100 % gak salah, saban hari mrk disekolah baca ikrar pake bahasa inggris
pulak. Sore juga gitu, rajin ikut kegiatan ngaji di mesjid tak jauh dari
rumah. Saya dan istri sangat dekat dengan mereka, tetapi anehnya belakangan
ini mereka mulai terlihat belajar berbohong dan seperti ada rasa takut
dengan orang tua sendiri. Misal kalo tahu bapak ibunya pulang, nah
grudak-gruduk buru2 tuh mereka belajar (ketahuan bhw tadi nggak belajar).
Pernah juga si kakak yg sedang ngetik utk PR nyambi ber online YM, dan ini
kepergok dari komputer bapaknya di atas dan tanpa babibu langsung dia close
tanpa jawab call bapaknya, lho ini kalo sama orang lain kan dianggap gak
sopan tha. Kenapa anak2 ini kog jadi takut sama emak-bapaknya, padahal swear
jauh-jauh hari kami sudah wanti-wanti utk tidak perlu takut pada siapapun
termasuk ke orangtua, guru, teman, kecuali kepada Allah. Apakah mungkin ada
pesan sponsor dari guru sekolah atau dari sumber2 lainnya saya jelas tidak
tahu. Dan saya pikir ini yg bobol di area syahadat tadi.

 

Gimana mas ada masukan buat yg lagi bingung ini?

 

Maturnuwun

 

J

Wassalam

 

From: is-lam-boun...@milis.isnet.org [mailto:is-lam-boun...@milis.isnet.org]
On Behalf Of Alkhori M
Sent: Thursday, February 05, 2009 1:27 AM
To: is-lam@milis.isnet.org; ex_...@yahoogroups.com;
warga-indonesia-di-qa...@yahoogroups.com; pks-qa...@yahoogroups.com;
indolinkqa...@yahoogroups.com
Subject: [is-lam] Shalat Secara Fiqih dan Shalat Secara Tasauf

 

Shalat Secara Fiqih dan Shalat Secara Tasauf

 

Menurut Islam seorang anak itu mulai diajarkan shalat ketika mulai berumur 7
tahun. Pada saat itu dengan tertatih tatih mulai dikenalkan bagaimana
menegakan shalat secara ilmu fiqih. Bagaimana cara shalat secara fiqih bisa
dibaca pada buku buku pedoman shalat. Jadi secara kasat mata jika seseorang
telah betul gerak dan lafaz yang diwajibkan secara fiqih maka telah sahlah
shalat seseorang muslim tersebut. Demikianlah seorang anak yang shaleh sejak
dari kecil hingga beranjak dewasa malahan hingga masuk lobang kubur kalau
tidak menambah apa yang dituntunkan oleh Nabiallah, maka tetaplah beliau itu
dengan shalat secara Fiqih. Akibatnya apa yang terjadi sekarang ini yaitu:

1.      Aleg yth banyak jadi koruptor dan tertangkap adalah yang dari Muslim
2.      Walikota yang koruptor dan sekarang meringkuk dipenjara adalah
seorang Muslim
3.      Di Depag yang terlibat korupsi juga yang dari Muslim
4.      Banyak lagi koruptor, maling dll mereka juga dari Muslim

 

Tentu akan timbul pertanyaan, mengapa bisa terjadi hal yang demikian,
padahal

1.      Shalatlah Kamu Seperti Saya Shalat
2.      Tegakanlah Shalat, Karena Bisa Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar

 

Apakah salah statement diatas, mengapa orang yang shalat masih terlibat
korupsi, mengapa orang yang shalat masih maling duit rakyat ?

 

Ad. 1 Shalatlah Kamu Seperti Saya Shalat

Banyak orang mengikuti ini, tapi hanya melihat gerak dan bacaan Rasul saja,
alias lahirnya saja yang diikuti yaitu mengikuti secara Fiqih, mereka
melupakan Tasaufnya. Sehingga yang dipelajari adalah, nabi itu shalat wajib
adalah 5 kali sehari semalam dan ditambah shalat sunat, gerakan beliau dalam
shalat begini dan begitu dan bacaanya adalah ayat ayat ini. That's it tidak
lebih dan tidak kurang, akibatnya banyak orang yang shalat tapi HASILNYA NOL
BESAR. Buktinya siapa sekarang yang banyak jadi tersangka dan terdakwa
banyak orang yang Muslim.

 

Ad. 2 Tegakanlah Shalat, Karena Bisa Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar

Mengapa banyak orang yang shalat, tapi tidak terhindar dari perbuatan keji
dan mungkar, apakah bohong statement diatas. Lagi lagi orang hanya
mementingkan perbuatan lahirnya saja, yaitu Fiqihnya saja. Mereka melupakan
Tasauf-nya.

 

Rasul atau Nabi Muhammad adalah contoh yang sempurna tentang akhlak, sejak
dari kecil sudah bergelar orang yang dipercaya al-Amin, beliau memiliki
akhlak yang mulia, akhlak yang mulia itulah yang ingin dicapai didalam
ajaran Tasauf. Jadi dalam mengejakan Shalat rambu rambunya adalah Fiqih
sementara Tasauf merupakan Sukma? dari shalat tersebut. Jadi Fiqih harus
sejalan dengan Tasauf.

 

Jadi Shalatlah Kamu Sebagaimana Saya Shalat, jangan hanya terbatas pada yang
nampaknya saja, tapi harus dilihat bagaimana khusuknya Nabi juga harus
diikut serta. Jadi untuk bisa mencapai kekhusukan shalat seperti Rasul, di
Fiqih tidak terdapat jawabanya, yang bisa menjawab adalah Tasauf.

 

Didalam Tasauf salah satu yang mudah dituliskan disini adalah:

Sewaktu kamu shalat, seolah olah kamu melihat tuhan, kalau kamu tidak bisa
melihat tuhan, yakinlah bahwa tuhan melihat kamu. Orang yang telah benar
shalatnya secara Fiqih lantas meningkatkan shalatnya hingga mencapai akhlak
yang mulia (tujuan utama tasauf adalah akhlak mulia atau mukhlisin) maka
mereka selalu merasa dekat dengan tuhan dan tuhan selalu melihat mereka,
maka mereka selalu menjaga behaviour agar tetap ber-akhlak mulia. Jika orang
selalu menegakan shalat dan yakin mereka selalu diperhatikan tuhan, tidak
saja dalam shalat tapi juga dalam keseharian, maka tentu saja akan terhindar
dari perbuatan keji dan munkar. Tidak yakin tingkatkan behaviour menuju
akhlak yang mulia, salah satu caranya perkaya ilmu Fiqih dengan Tasauf,
karena pada Nabi Muhammad adalah sumber Fiqih dan Tasauf. Sering seringlah
ber-I'tiqaf dan shalat Tahajjud.

 

Salam kompak selalu dari Qatar.

 

Alkhori M

Alkhor Community

Qatar

 

_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Reply via email to