Wah, mas Saidi saya kok belum ngeh sama pertanyaannya. Saya balik bertanya dulu 
saja ya.
Kalau misalnya saat ini mas Saidi mengantarkan istri mas Saidi yang mau 
melahirkan ke rumah sakit, dan sebelumnya mas Saidi tidak pernah melakukan USG, 
lalu saya bertanya: seberapa kebetulan nantinya anak mas Saidi adalah laki-laki?
Nah, kalau misalnya saya jawab sendiri, tingkat kebetulannya adalah 50%, apakah 
saya berarti telah menolak keharusan beriman kepada qodho dan qodar?

Salam hangat

B. Samparan

--- On Thu, 4/30/09, saidi <sa...@intraco.co.id> wrote:

From: saidi <sa...@intraco.co.id>
Subject: Re: [is-lam] (no subject)
To: is-lam@milis.isnet.org
Date: Thursday, April 30, 2009, 5:25 PM



 
 


 
Tapi dalam ISlam tidak ada yang namanya 
kebetulan....  semuanya itu adalah Takdir.....   Qada dan 
Qadr....  Dan kita harus mengimaninya, bukan kebetulan...
 
Misalnya (maaf2 nih) :  Waktu Ibunya Kang Bago 
melahirkan Kang Bango, apakah kebetulan ataukah takdir disaat beliau 
mengharapkan anak perempuan ???
 
 


      
_______________________________________________
Is-lam mailing list
Is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke