Saya kira di Indonesia bisa dimulai dengan Simulasi PILKADA dengan memakai SMS, mengenai tingkat keamanannya saya kira tetap bisa terkontrol, tentunya dengan menggunakan: Kartu Perdana, mungkin ditunjuk provider tertentu. Saya kira bisa, sebab SMS juga digunakan sebagai Mobile banking, termasuk transfer fund. Salam, http://bagusalfa.blogspot.com
On 5/4/05, d_nald <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pemilu lewat internet > > Pemilu lewat internet mulai sering kita dengar. telset merangkum > ujicoba e-voting di sejumlah negara dari berbagai sumber. Banyak > kritikan, tapi menjanjikan. > > Pemilu 2004 tinggal hitungan hari. Banyak media sudah menyediakan > halaman, rubrik atau jam tayang khusus membahasnya. Partai-partai > politik pun mulai rajin unjuk diri. Perlukah majalah ini menulis > seputar pelaksanaan pemilu? Perlu! Karena Anda pasti membutuhkan > informasi lain soal hajatan besar yang hanya berlangsung lima tahun > sekali itu. > > Sejumlah negara sudah mulai memperkenalkan pemilu dengan memanfaatkan > kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Di Benua Biru, Komisi > Eropa aktif mengembangkan sistem teknologinya sejak beberapa tahun > lalu. Pihak swasta, seperti Nokia dan sejumlah lembaga swadaya > masyarakat digandeng. > > Program yang dinamai Information Society Technologies 1999, itu > targetnya menciptakan sistem elektronik untuk pemilu yang aman. > Pemilih bisa menyalurkan suaranya memakai ponsel, PDA, komputer dan > perangkat lain yang bisa dipakai untuk mengakses internet. > Mempermudah pemilih, hasil lebih akurat, tak ada lagi kerusakan > kertas suara dan mempercepat penghitungan suara. Bagaimana hasil > ujicoba itu? > > Kista, Stockholm, Swedia > Proyek ujicoba ini dilakukan awal 2003 lalu. Warga kota Kista > ternyata menyambut antusias proyek Komisi Eropa ini. Selama tiga hari > pelaksanaaan 226 orang ikut berpatisipasi. Cukup repot juga panitia. > Soalnya banyak juga orang berusia di atas 55 tahun ikut mencoba. > Seperti halnya di Indonesia, kaum manula itu tak terbiasa mengakses > internet. Jadi, panitia musti membimbingnya satu-persatu. > > Pemilu ujicoba itu dipusatkan di dekat perpustakaan umum di pusat > kota. Panitia menyediakan tiga kios (semacam bilik suara), sebagai > tempat pemilih `mencoblos' partai atau calon wakilnya di parlemen. Di > dalam kios itu tak ada `paku' dan busa untuk landasan mencoblos. > Melainkan komputer dan ponsel Nokia, Communicator 9210 untuk akses > internet. > > Sebenarnya pemilih pun bisa melakukannya dari tempat tinggal masing- > masing. Namun dari ratusan peserta itu hanya satu yang > mempraktekkannya. Mayoritas datang ke tempat ujicoba sambil > mengumpulkan informasi. Ternyata banyak juga warganegara Swedia yang > gatek. Bayangkan, `benda' yang namanya mouse saja belum tahu > fungsinya. Bahkan tak sedikit yang belum pernah meyentuh komputer. > Wajar bila akhirnya memakan waktu untuk `memencet' pilihannya. > Seorang pemilih rata-rata membutuhkan waktu lima belas menit di dalam > kios. > > Saat mendaftar pemilih juga concern soal keamanan `suara'nya. Panitia > memberikan surat dalam amplop tertutup berisi kode pin, seperti saat > kita menerima kartu ATM. Syaratnya pemilih harus menunjukkan > identitasnya seperti KTP, SIM, atau paspor. Setelah `mencoblos', > kertas berisi kode pin itu harus dikembalikan pada panitia. Ini untuk > mencegah terjadinya pemakaian kode rahasia itu lebih dari sekali. > > Ujicoba itu dilaporkan berjalan dengan sukses. Secara teknologi, > terutama jaringan internet pun tak ada kendala berarti. Sebab > dilakukan di pusat kota dengan infrastruktur yang sudah baik. Yang > jadi evaluasi panitia adalah soal lamanya waktu pemilih berada di > dalam bilik suara. Masih lebih lama daripada cara manual. > > Issy les Moulineaux, Perancis > > 860 sukarelawan dilibatkan dalam ujicoba pemilu dengan sistem > cybervote, Desember lalu. Peserta sebagian hadir di kios pemilihan. > Yang lain melakukannya dengan PC di rumah atau kantornya masing- > masing. Ujicoba itu diselenggarakan oleh CNIL (Kantor Perlindungan > Data Perancis) dan dihadiri pejabat terkait dari CNIL, Kementerian > Interior, dan Kementerian Industri dan CNRS. > > Laporan hasil ujicoba itu juga menyatakan sukses. Penghitungan suara > akhir memakan waktu kurang dari sepuluh menit. Saat proses pemilihan, > pemilih yang hadir di kios umumnya tak menemui hambatan berarti. > Sedangkan yang lewat rumah banyak yang mengalami keterlambatan proses > mengakses. Itu terjadi pada para pelanggan internet lewat modem. > Dibutuhkan waktu download hingga empat puluh lima menit untuk > menunggu. Sementara yang berlangganan via ADSL dan kabel lancar- > lancar saja. > > Khusus pemilih yang memakai komputer kantor dengan jaringan > broadband, sama dengan datang ke kios. Tak ada istilah `internet > lelet'. Untuk keamanan suara, cybervote menyediakan port khusus. > Jadinya, tanpa izin khusus semua perusahaan tak bisa terhubung dengan > sistem itu. > > Bremen, Jerman > > Rada berbeda dengan di Perancis dan Swedia. Peserta di Bremen > dibekali dengan kartu pintar (digital signature card) untuk > menyalurkan suaranya. Ujicoba itu dilakukan oleh Universitas Bremen > untuk memilih `pejabat' rektorat, dekanat, dan senat mahasiswa pada > Januari 2003 selama dua hari. > > Untuk menyalurkan aspirasinya, mahasiswa musti datang ke gedung > Perpustakaan Fakultas Administrasi Universitas Bremen. Di sana > disediakan PC dengan smart card reader. Untuk menjaga kerahasiaan dan > keamanan saat memilih perpustakaan itu hanya dibuka pada jam-jam > tertentu saja. > > Untuk keamanan suara, smart card sudah dilengkapi teknologi > asymmetric encryption. Server pun sudah terhubung dengan secure > client server sampai jaringan intranet balai kota Bremen. Mungkin > lantaran terbatasnya PC dengan smart card reader plus terbatasnya jam > buka perpustakaan menjadikan sedikit peserta. Hanya 47 mahasiswa yang > memilih, atau seperlima dari jumlah seluruh pemegang smart card. > > Proses `pencoblosan' hanya memakan waktu 60-90 detik. Itu sudah > termasuk otentifikasi dengan memasukkan PIN kartu pintar pada card > reader, memilih tiga kandidat, dan mengeluarkan kartu itu. Sedangkan > masa penghitungan suara kurang dari sepuluh menit. Tak ada kesulitan > yang dialami peserta. Soalnya mirip dengan cara memakai kartu debit > di mesin ATM. > > -------------- > sumber : Telset Magazine > > -- > www.ITCENTER.or.id <http://www.ITCENTER.or.id> - Komunitas Teknologi > Informasi Indonesia > Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] > ::: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! ::: > ## Jobs: ITCENTER.or.id/jobs <http://ITCENTER.or.id/jobs> ## Bursa: > ITCENTER.or.id/bursa <http://ITCENTER.or.id/bursa> ## > > > Yahoo! Groups Links > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] -- www.ITCENTER.or.id - Komunitas Teknologi Informasi Indonesia Info, Gabung, Keluar, Mode Kirim : [EMAIL PROTECTED] ::: Hapus bagian yang tidak perlu (footer, dst) saat reply! ::: ## Jobs: ITCENTER.or.id/jobs ## Bursa: ITCENTER.or.id/bursa ## Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ITCENTER/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/