Ass.Wr.Wb.
Postingan ini tidak dimaksud untuk
berkhidmat pada PRD-nya tapi pada sosok Pram semata-mata.
Wass / Jaerony.-
*********************
SiaR News Service Wed, 24 Mar 1999 13:15:04 -0500 PIDATO PRAMOEDYA ANANTA TOER JAKARTA (SiaR, 24/3/1999)
Sastrawan Indonesia terkemuka, Pramoedya Ananta Toer
menyatakan diri masuk sebagai anggota Partai Rakyat Demokratik(PRD). Inilah
untuk pertama kalinya seorang eks tahanan politik PKI, partai yang dilarang 30
tahun lalu terjun kembali ke dunia politik. Pram, yang buku-bukunya dilarang
dilantik sebagai anggota PRD, di Gedung Trisula Menteng, Jakarta, Minggu (21/3).
Berikut petikan pidato Pram dalam acara pelantikan itu
:
SEKARANG ini, di tengah-tengah Angkatan Muda yang menggelora,
sungguh saya merasa bahagia. Inilah peristiwa terpenting dalam hidup saya yang
saya dambakan sejak muda: menyaksikan sendiri lahirnya Angkatan Muda sendiri
yang tidak dibebani bombasme, rasional, proaktif-kritis, dan yang semua
itu dirangkum oleh ketegasan. Adanya sejumlah anggota PRD yang entah di
mana rimbanya karena diculik, juga yang ketahuan rimbanya, di penjara, sebagai
kurban permainan pengadilan model sekarang.
Sekarang berada ditengah-tengah PRD yang beberapa di
antaranya telah lolos dari penculikan. Malah saya sendiri adalah korban pertama
Penculikan 1959, hanya tidak pernah jadi berita.
Saya menilai Angkatan Muda, maksud saya PRD, mempunyai
kualitas dengan nilai lebih dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Langsung saja: sejak kanak-kanak oleh ORBA kalian dididik dengan
kebohongan-kebohongan politis yang memalaikatkan ORBA dan mengibliskan semua
lapisan masyarakat yang tidak membenarkannya. Dari sekolah dasar sampai
universitas. Dan kalian telah mencampakkan kebohongan ORBA
tersebut.
Kalian kiri, artinya kalian berpihak kepada rakyat, lapisan
bawah masyarakat. tepat, karena sepanjang sejarah rakyat hanya makanan gurih
bagi elit, kecuali semasa OrLa, karena dalam kurun ini adalah kekuatan politik
yang mendampingi mereka. Tumbangnya OrLa berarti mereka dan tanah air menjadi
jarahan kapitalisme multinasional bekerja sama dengan elit nasional sebagai
herdernya.
Mari kita bandingkan dengan Angkatan Muda tahun belasan.
Mereka, para mahasiswa yang mendapat beasiswa dari pemerintah kolonial,
bersama dengan para eksterniran Indische Partij, di negeri Belanda sana telah
menemukan tanah air dan nasionnya dan mereka namai Indonesia. Suatu penemuan
gilang-gemilang dan agung. Sayang, cacatnya seimbang dengan keagungannya. Cacat
itu adalah ketiadaan konsep politik dan anti histori. Soalnya nama Indonesia
berarti kepulauan India. Nama itu sendiri temuan sarjana Inggris, dipopulerkan
oleh etnolog Jerman Adolf Bastian (1826-1905) nama India untuk Indonesia
sekarang ini berasal dari perburuan rempah-rempah Maluku mulai akhir abad 15
oleh bangsa-bangsa Barat yang menyebabkan seluruh dunia nonbarat dijajah oleh
Barat sedang rempah-rempah yang diperebutkan berasal dari Indonesia sekarang
ini, tetapi dengan "trade mark" India. Dalam kekuasaan Portugal , Indonesia
dinamai India Portugal, dalam kekuasaan Belanda, Indonesia dinamai India
Belanda. Dan untuk mengakali agar pribumi tidak mengasosiasikan dengan India,
nama ini ditulis: Hindia.
Politik permainan kata. Ada dugaan mengapa Angkatan Belasan
memilih nama teknologi ini: menghindari dominasi Jawa. Sejarah telah melahirkan
2 nama untuk Indonesia sekarang, yakni Nusantara semasa kekuasaan Majapahit yang
artinya: kepulauan, kerajaan Singasari yang berarti Benteng Antara (dua benua).
Nama yang belakangan ini sarat makna politik karena Raja Singasari Kertanegara,
semasa pemerintahannya membuat persekutuan-persekutuan militer dengan kerajaan
Asia Tenggara untuk menghadang ekspansi Kubilai Khan dari Utara. Dan sampai
sekarang belum ada suara-suara saja yang menghendaki
pengkoreksian.
Dibandingkan dengan angkatan 20-an dengan sumpah pemudanya
yang juga gemilang PRD lebih banyak mempunyai konsep pemikiran yang lebih jauh.
Tentu, karena sampai tahun 20-an jumlah penduduk yang bisa baca tulis belum lagi
31/2%. Meningkatnya jumlah non- buta huruf baru mulai pada masa kemerdekaan
Nasional. Berdasarkan statistik ini kita bisa maklumi kekurangan Angkatan Muda
masa lalu.
Angkatan 45 juga gemilang. Tanpa sesuatu pamrih, tanpa
bercadang, siap mengorbankan jiwa dan raga mereka mempertahankan kemerdekaan
Nasional di setiap jengkal tanah air. Karena masalahnya menghadapi serangan
bersenjata pihak bersenjata penjajah pokok kegiatannya adalah
bedil-membedil. Belum sampai pada konsep-konsep sosial politik dan ekonomi,
seperti yang kalian sudah mulai kembangkan yakni demokrasi rakyat, demokrasi
kerakyatan. Dan jangan sampai kalian lupakan, walau begitu mulia revolusi 45
yang berhasil mempertahankan dan merebut kemerdekaan nasional yang mengawalinya
adalah para preman Pasar Senen, Jakarta.
Angkatan 66? Wow! Tak ada sesuatu yang masih perlu dinilai.
Kemudian lahir angkatan Malari yang menghendaki reformasi dengan pekikan
"militer kembali ke barak", sejajar dengan keinginan reformatoris dari jenderal
Sumitro, dan dua-duanya dilumpuhkan oleh Orde Baru. Melalui sejumlah muslihat
yang makin lama makin klasiik dalam sejarah
kita.
Itu sebabnya saya bangga berada di tengah-tengah kalian, yang
sudah menyiapkan konsep-konsep, sudah berpraktik di lapangan dan dengan senyum
dewasa menerima konsekuensinya yang paling pahit pun. Tak ada pekikan yang lebih
mantap untuk itu, selain: HIDUP PRD!
Saya percaya kalian akan lebih mantap untuk itu dan lebih
berhasil dari angkatan-angkatan sebelumnya. Saya percaya kalian tidak akan
melecehkan harga manusia Indonesia dengan jalan pembantaian, perampasan
hak-hak asasinya. Karena sebagaimana diajarkan oleh Multatuli: Kewajiban manusia
adalah menjadi manusia. Saya percaya kalian besok atau lusa tidak akan
mengatasnamakan negara untuk kepentingan diri, kelompok atau kekuasaan.
Pengatasnamaan negara bisa syah hanya bila ada demokrasi. Selama ini orang
dibuat pikun tentang arti negara yang terdiri dari 3 unsur: penduduk atau warga
negara, tanah air atau wilayah hidup, dan pemerintah. Pengatasnamaan negara
wajib merangkum 3 unsur tersebut. Melecehkan salah satu unsur adalah
korup. Dan korup dalam pikiran dengan sendirinya membias dalam
perbuatan.
Semua ini saya sampaikan bukan dengan maksud memuji-muji
kalian yang belum banyak punya kesempatan untuk berhasil, hanya berusaha
menempatkan kalian dalam perbandingan-perbandingan tersebut. Kalian
mempunyai syarat-syarat cukup untuk lebih berhasil mengangkat tanah air
dan nasion ketingkat yang
dicita-citakan.
Dalam sejarah modern kita, selamanya Angkatan Muda menjadi
motor perubahan ke arah yang lebih maju, kecuali Angkatan 66. Walaupun, ya,
walaupun dengan kekurangan atau kekeliruannya. Dan kekurangan yang sangat
mencolok: kurang atau tidak adanya keberanian mengkoreksi. Bisa saja dibuat
daftar kekurangan atau kekeliruan angkatan-angakatan terdahulu yang kalian perlu
mengkoreksi. Keberanian ! Sekali lagi keberanian! Terutama untuk Angkatan Muda
keberanian adalah modal pertama. Tanpa keberanian, seperti sering saya
sampaikan. Kalian akan diperlakukan sebagai ternak belaka: dibohongi,
digiring ke sana kemari atau bisa saja digiring ke pembantaian. Keberanian saja
yang bisa membuat pribadi menjadi
kokoh.
Sebelum mengakhiri, saya pribadi berseru kepada peserta jumpa
muka sekarang ini, di dalam dan di luar ruangan ini di mana saja, untuk rela
bersumbang pada dana PRD guna pembiayaan rutin maupun yang tidak rutin. Sekali
lagi, hidup PRD!
Jakarta, 21 Maret
1999
--------------------------------- Yahoo! Sports |
[Ar-Royyan-1811] Pidato Pramoedya Ananta Toer
IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi Tue, 05 Jul 2005 19:21:58 -0700