Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Kasus-kasus kontroversial belakangan ini
bertubi-tubi dihadapi oleh umat Islam, dari ATM Kondom, Miss Universe dari
Indonesia ( yang sebelumnya sempat dilarang ikut serta ) dan lain-lain, kini
rencana terbitnya Playboy Indonesia ( hari ini ada di headline koran Nonstop,
saya nggak beli lho.. ). Bukan tidak mungkin Alloh akan menurunkan azab kepada
bangsa Indonesia ( dimana pemanasannya antara lain di Jember dan Banjarnegara
).
Wassalam,
Agus Rasyidi
----- Original Message -----
Sent: Thursday, January 12, 2006 9:00
AM
Subject: Re: [Ar-Royyan-3297] Minta
Konfirmasi Has Been Comfirmed
Ass.Wr.Wb.
Menurut saya, penerbitan ini sifatnya provokatif
untuk menghapus kesan "negara muslim terbesar di dunia" atau "negara muslim
yang bobrok(!)"
Trus, pada ke mana politisi, birokrat dan
pengambil keputusan yang muslim ya, kok bisa lolos?
Ini hampir sama dengan kasus : flu burung,
formalin, beras impor. Kok kita jadi orang yang "over-responsif" terhadap
hal-hal yang mungkin "sengaja" di lempar ke publik, sehingga rakyat jelata
yang jadi korban?
Wass / Jaerony.-
----- Original Message -----
Sent: Friday, January 13, 2006 11:46
PM
Subject: [Ar-Royyan-3297] Minta
Konfirmasi Has Been Comfirmed
So What should we do ? Wait and See
? Wassalam Adjie.Praz
- - - -
'Playboy' Indonesia Beredar
Maret Anindhita Maharrani - detikHot
Playboy
(ist) Jakarta, Nama 'Playboy' pastinya sudah tak asing di telinga
kita. Maret 2006 mendatang, majalah yang menyuguhkan kemolekan tubuh wanita
ini akan mulai beredar di Indonesia. Tak takut kontroversi?
"Takut
sih nggak. Kita kan punya kebijakan editorial. Isinya juga akan disesuaikan
mana yang bisa diterima di Indonesia. Pokoknya kita seleksi dengan baik,"
jelas promotion Playboy, Avianto Nugroho ketika dihubungi detikhot, Kamis
(12/1/2006).
Avianto pun mengaku sudah mengantongi izin penerbitan.
"Izin penerbitan itu sudah keluar sejak akhir November 2005 lalu,"
lanjutnya.
Soal isi majalah, 'Playboy' akan berbeda dengan kebanyakan
majalah pria lain. "Kita nggak hanya mengeksplor perempuan saja, tapi mau
mengeducate orang untuk baca. Selama ini kan orang Indonesia baca Playboy
cuma untuk lihat gambarnya," ujar Avianto. Kendati demikian ia tidak
membantah majalah pria ini akan menyuguhkan foto-foto
'syur'.
Distribusi majalah sendiri, menurut Avianto lebih
dititikberatkan pada sistem berlangganan. Selain itu, 'Playboy' juga dapat
diperoleh di toko-toko buku terkemuka. "Jadi paling tidak yang beli
terkontrol. Kalau di kios koran atau lapak jadi konsiderasi belakangan,"
imbuhnya.
Tak jauh berbeda dengan majalah pria lainnya, 'Playboy'
akan dijual dengan harga kurang dari Rp 50 ribu.
Siapa yang akan
menjadi sampul edisi perdana 'Playboy' Indonesia? "Wah, itu surprise.
Pokoknya tunggu saja bulan Maret nanti," demikian
Avianto.(dit)
---------
Indonesia Negara Kedua di Asia Tempat Jualan
Playboy Nurul Hidayati - detikcom
Jakarta - Majalah Playboy yang selama ini hanya bisa
dinikmati lewat kiriman teman di luar negeri, dua bulan lagi
sudah bisa dinikmati dengan bebas di Tanah Air.
Anda bisa berlangganan atau pun membelinya di toko buku terkemuka. Playboy
versi Indonesia telah lahir.
Di Asia, selama ini
hanya Jepang yang dipercaya manajemen Playboy yang berpusat di AS
sana untuk menerbitkan Playboy. Dengan dirilisnya Playboy
Indonesia, maka Indonesia adalah negeri kedua di Asia yang "mendapat
kehormatan" menerbitkan majalah yang dipenuhi pose syur kaum Hawa
ini.
Ini tentu cukup mengagetkan juga, mengingat Indonesia
sebelumnya adalah salah satu negara di Asia yang melarang
peredaran majalah ini.
Sebelum Indonesia, Playboy telah
diproduksi di 20 negara dengan pola waralaba. Dua puluh negara
itu adalah Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko,
Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Jepang, Meksiko, Belanda, Rumania,
Serbia, Slovenia, Slovakia, Spanyol dan Ukraina. Dan Indonesia
memperpanjang daftar itu.
Manajemen Playboy pusat
mengklaim, pembaca Playboy di seluruh dunia total jenderal ada 15
juta. Jumlah yang cukup fantastis! Playboy juga mengklaim sebagai
majalah kaum pria paling laris di dunia.
Yang paling menonjol
dari Playboy adalah logonya yang sangat terkenal. Kelinci
bertuksedo menjadi maskot yang tidak tergantikan sejak majalah itu memasuki
edisi keduanya pada 1953.
Menurut logoresource.com,
logo kelinci majalah Playboy didesain oleh Art Paul, orang
pertama yang menjadi art director majalah tersebut. Menurut Hugh Hefner,
sang kreator dan pemilik Playboy, pemilihan kelinci sebagai logo
majalah Playboy adalah karena simbol kelinci memiliki konotasi
humor seksual yang tinggi, berkesan periang dan suka
bermain-main.
Selain itu logo kelinci tersebut sengaja
didesain dengan mengenakan pakaian tuksedo, dengan tujuan untuk
memberikan kesan eksklusif. Kebanyakan orang menggambarkan kesan
macho dan maskulin dengan bentuk tubuh yang kekar berotot, tetapi
tidak demikian halnya dengan Hugh Hefner, dia lebih memilih kelinci
sebagai simbolnya dengan pemikiran lain daripada yang
lain.
Selain kesan maskulin, pemakaian tuksedo tersebut juga
memberikan kesan charming.
Kesuksesan majalah
Playboy dengan kelinci sebagai logonya, membuat ilmuwan
memberikan penghargaan kepada Hugh Hefner dengan menggunakan namanya sebagai
nama spesies kelinci yang baru ditemukan, yakni "Sylvilagus
Palustris Hefneri".
Menurut kamus Wikipedia, Playboy
paling laris adalah terbitan November 1972 yang terjual 7.161.561
kopi. Cover kala itu adalah Lena Soderberg yang didesain oleh
Jack Niland.
-----------
DPR
Minta Desain Playboy Indonesia Tidak Seperti di AS
Muhammad Nur Hayid - detikcom
Jakarta - Rencana
menerbitkan Playboy versi Indonesia mendapat tanggapan beragam.
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat, terutama Komisi VIII berharap agar
desain majalah tersebut nantinya tidak seperti Playboy yang
beredar di AS.
"Jika desain Plaboy di Indonesia seperti yang
ada di Amerika Serikat, saya tidak setuju. Dan saya akan
menggalang protes bersama dengan kawan-kawan," kata anggota DPR
Komisi VIII Yoyoh Yusroh saat dihubungi detikcom, Kamis
(12/1/2006).
Yoyoh tidak mempermasalahkan rencana penerbitan
majalah bergambar syur tersebut, asalkan pihak perusahaan ikut
memperhatikan nilai budaya bangsa dan adat ketimuran sebelum
menerbitkan Playboy.
Ia berharap jangan sampai majalah
tersebut menimbulkan protes di masyarakat. Menurut Yoyoh, jika
menerbitkan majalah menimbulkan reaksi keras dari masyarakat,
maka DPR akan turun bersama dengan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI).
"Kita akan turun kalau penerbitan
majalah tersebut tidak sesuai dengan budaya bangsa dan adat
ketimuran," katanya.
Anggota Fraksi PKS ini berharap agar
pihak pengusaha jangan hanya mengakomodir kepentingan pengusaha
yang ingin meraup untung, tetapi merusak generasi muda bangsa.
Yoyoh mengingatkan agar pengusaha betul-betul memperhatikan dampak
penerbitan itu, jangan sampai menuai kritik tajam.
Saat ini, DPR sedang merampungkan RUU Pornografi dan Pornoaksi yang
diharapkan bisa segera selesai. Batasan pornografi, menurut
Yoyoh, seluruh tampilan mengenai tubuh manusia yang digunakan
untuk komersial masuk kategori pornografi yang rencananya
dilarang UU.
"UU memperbolehkan telanjang kalau itu sesuai
budaya bangsa, seperti koteka untuk pria dan telanjang dada untuk
perempuan di Papua, serta kemben di Jawa Tengah," katanya.
(jon)
------------
Playboy Indonesia Terbit Hasyim: Itu Bikin
Bencana Saja Nurvita Indarini -
detikcom
Jakarta - Citra yang terbentuk selama ini, Playboy
adalah majalah syurr. Meski saingannya kini bejibun -- bahkan
banyak yang lebih berani -- namun image Playboy tidak
tergoyahkan. Wajar jika kemudian penerbitan Playboy edisi
Indonesia mengundang pro dan kontra, tidak seperti majalah sejenis
lainnya.
Kelompok yang kontra pada Playboy Indonesia salah
satunya adalah Hasyim Muzadi. "Itu bikin bencana saja," kata
ketua umum PBNU ini pada detikcom, Kamis
(12/1/2006).
Hasyim menyatakan hal itu usai acara tahlilan
untuk korban bencana Jember dan Banjarnegara di Gedung PBNU,
Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. "Lebih baik tidak usah," imbuh
pengasuh Ponpes Al Hikmah, Malang, ini.
Seperti diberitakan,
Playboy yang berpusat di AS mengizinkan pengusaha media Indonesia
untuk menerbitkan edisi lokal dalam bentuk franchise. Majalah ini
akan terbit dua bulan lagi. Saat ini, Playboy Indonesia tengah mengadakan
audisi untuk cover majalah tersebut atau disebut
Playmate.(nrl)
--------
MMI
Cemas Bila Playboy Versi Indonesia Terbit Arfi
bambani Amri - detikcom
Jakarta - Kabar Majalah
Playboy versi Indonesia akan terbit pada bulan Maret mendatang
membuat cemas Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Alasannya, MMI
khawatir keberadaan majalah tersebut akan menambah rusak moral
bangsa.
"Kekhawatiran kami, media baru ini akan lebih
menjerumuskan bangsa kita dari krisis moral, karena dengan mudah
menampilkan aurat wanita kepada khalayak umum, termasuk anak-anak
di bawah umur," kata juru bicara MMI Fauzan Al Anshari saat
dihubungi detikcom, Kamis (12/1/2006).
Dikatakannya, meski
media baru ini dititikberatkan pada sistem berlangganan, Fauzan
mensinyalir hal itu tidak akan menjamin munculnya penyimpangan. "Itu
sama saja seperti melokalisasi yang tidak menyelesaikan masalah
kemaksiatan," ujarnya lagi.
Fauzan menyatakan, jika
Majalah Playboy ini tetap terbit pada bulan Maret nanti, maka
mereka akan melakukan somasi beserta pengaduan kepada kepolisian
dengan tuduhan menampilkan pornografi dan pornoaksi.
Sebelumnya MMI juga telah melakukan somasi terhadap beberapa media lain,
berkaitan dengan masalah pornografi, namun tidak ditindaklanjuti
oleh kepolisian.
Mekanisme yang ada adalah somasi.
Kemudian dari somasi tersebut muncul hak jawab. Namun respons
dari kepolisian tidak begitu baik atas laporan MMI tersebut.
"Padahal mereka-lah yang memiliki otoritas. Oleh karena itu, kami
pernah meminta otoritas untuk menertibkan media-media seperti itu,"
katanya.
Ketika ditanyakan mengenai apa yang dimaksud mengenai
pornografi dan pornoaksi, Fauzan menjelaskan, segala tindakan
yang memperlihatkan aurat kepada umum seperti yang ditentukan
oleh Islam. "Seharusnya itulah batasan sesuatu tindakan disebut
pornografi, karena mayoritas masyarakat kita adalah penganut
Islam," katanya. --------------
Pengamat: Ada Kepentingan Ideologi Dibalik Penerbitan
Playboy Nurfajri Budi Nugroho -
detikcom
Jakarta - Belum juga resmi dirilis, rencana
penerbitan majalah Playboy edisi Indonesia sudah mendapat respon.
Pengamat Komunikasi UI Effendi Ghazali menilai ada kepentingan
modal dan ideologi yang bermain.
"Jelas ada kepentingan pasar.
Modal pasti bermain dibelakangnya. Ini bisa juga dibaca ke arah
upaya penghancuran moral. Tanpa sadar kita sudah masuk kedalam
iklim neo liberalisme yang tidak ada pertanyaan moral didalamnya. Omong
kosong kalau ada alasan lain. Saya selalu katakan itu soal
neolib," ujar Effendi saat dihubungi detikcom, Jumat
(13/1/2006).
Kalaupun Playboy edisi Indonesia tersebut tetap
akan diterbitkan, Effendi berharap, majalah tersebut seharusnya
menyesuaikan diri dengan peraturan perundang-undangan. Penerbitan
itu juga harus sesuai dengan norma yang berlaku dalam kultur
masyarakat Indonesia.
"Itu standarnya. Selain itu penjualannya
harus diperhatikan. Tidak boleh didisplay di tempat umum. Juga
tidak boleh dibaca di tempat umum," imbuh Effendi.
Hal lain yang juga patut dipertimbangkan, tambah Effendi, adalah soal
kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap penerbitan semacam itu.
"Harus ada survey yang valid apakah masyarakat butuh hal-hal
semacam itu. Tapi saya yakin hasilnya pasti masyarakat belum
butuh," ucapnya.
Effendi menilai, media massa semacam Playboy
selalu mengandung semangat eksploitasi terhadap wanita. Namun
seringkali wanita merasa tidak ada eksploitasi atas
dirinya.
"Saya suka mengatakan wanita yang mau dieksploitasi
adalah pelengkap penderita yang berbahagia. Eksploitasi itu pasti
ada," tegas
Effendi.(ary) --------------------------------------------------------------
Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 Website
http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com
|