*Perawat Saddam di Penjara Angkat Bicara*

Minggu, 7 Jan 07 07:05 WIB





"Tenang", "perasa", "lembut", adalah kosa kata yang dahulunya sangat
jarang mengiringi sosok mantan Presiden Irak, Saddam Husein yang kini
telah menjemput maut di tiang gantung. Apalagi di telinga dan mata AS,
Saddam Husein sangat jauh dari sikap yang bisa menarik simpatik. Bahkan
Bush, pernah menyebut Saddam lebih kejam dan keras daripada Hitler.



Tapi, sebuah wawancara berikut ini mungkin membuka fakta lain tentang
mendiang Saddam Husein. Selama kurang lebih delapan setengah bulan,
Robert Elyas menjadi orang yang paling dekat dengan Saddam Husein.
Ketika itu, Saddam berada di balik jeruji penjara dan Robert Elyas
banyak berinteraksi terkait kesehatan dan kondisi umum Saddam Husein.



Elyas (50), bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit AS, pada
harian El Hayatia bicaratentang hal lain dari kepribadian Saddam yang
ditemuinya di penjara. Juga tentang pengalamannya bersama mantan tokoh
nomor satu di Irak ituselama di penjara. Saddam, katanya, sehari-hari di
penjara, "tak pernah menyebut nama musuh-musuhnya", "tidak menanti
kematian", "memberi makan burung", "menyiram tanaman", "menimbang berat
badan."



Berikut petikan wawancaranya:



*Tanya:* Bagaimana saat pertama Anda bertemu dengan mantan Presiden Irak
Saddam Husein?”



*Jawab:* Saya pergi ke Irak pada bulan Januari 2004 dan saya diutus ke
Camp Crowber. Saya sama sekali belum tahu bila akan ditugaskan memeriksa
kesehatan Saddam Hussein. Tapi ketika perintah itu dijatuhkan, saya juga
tak kuasa menolaknya. Saya seorang militer dan biasa menerima perintah.
Saya menjalani misi ini selama delapan setengah bulan. Selama itu saya
menjenguk Saddam setiap hari pada waktu pagi dan sore sekitar setengah
jam.



*Tanya:* Bagaimana yang terbetik dalam pikiran Andasebelum bertemu
Saddam Husein?



*Jawab:* Saya mendengar tentang Saddam saat perang teluk kedua, di mana
terlibat dalam peperangan itu sejumlah tim medis di bawah koordinasi
tentara AS di Kuwait. Yang terbetik dalam pikiran saya tentang Saddam
adalah orang yang sangat intens dengan peperangan dan banyak memiliki
karakter negatif.



*Tanya:* Lalu, apakah penggambaran itu berubah setelah Anda bertemu
dengannya?



*Jawab:* Hari ini, saya merasa gelisah ketika bicara tentang Saddam.
Saya merasakan langsung bagaimana saya berinteraksi dengan pribadinya.
Saya melihat wajah yang berbeda dari Saddam. Ada yang bertolak belakang
terkait beberapa hal. Pertama tentang informasi yang dituduhkan bahwa ia
adalah pembunuh sadis. Kedua, tentang kenyataan bahwa ia sangat lembut
perasaannya, khususnya sejak saya bertemu dengannya di penjara.



*Tanya:* Apa yang Anda rasakan ketika Saddam dihukum mati?



*Jawab:* Ini pengalaman hidup yang menyakitkan dan menyedihkan.



*Tanya:* Ceritakan kepada kami bagaimana kondisi kesehatannya di penjara?



*Jawab:* Ia makan dengan teratur. Tiga kali sehari. Nyaris ia tidak
memiliki kendala kesehatan yang serius. Hanya masalah kesehatan ringan
saja, seperti terkait dengan tekanan darah atau prostat. Masalah ini
bisa dibantu dengan obat yang kami berikan. Ia juga menjauhi kopi untuk
meringankan tekanan darahnya.



*Tanya:* Apa menu makanan Saddam?



*Jawab:* Ia makan sebagaimana tentara. Ia sangat berpegang pada hukum
syariah Islam terhadap makanannya. Ia selalu khawatir memakan makanan
yang tak disembelih dengan cara Islam. Kami menghormati keinginannya
itu. Dan itulah yang kami berikan kepadanya dalam persiapan menu makanan.



*Tanya:* Apakah ia seorang yang agamis menurut Anda?



*Jawab:* Ya, Saddam selalu melakukan shalat lima waktu setiap hari dan
membaca Al-Quran.



*Tanya:* Saat bulan Ramadhan, apakah Saddam berpuasa?



*Jawab:* Bulan Ramadhan pada tahun itu, terjadi setelah ia dipindah ke
kamp tahanan lain pada bulan Oktober 2004. Dan ketika itu saya sudah
tidak ditugaskan mengontrol kesehatannya lagi. Tugas saya hanya sampai
bulan Agustus 2004. Tapi saya tetap mengunjunginya secara informal meski
tidak rutin. Seingat saya, ketika saya kunjungi di bulan Ramadhan,
Saddam sedang menjalankan puasa. Tapi ia tidak menghentikan sejumlah
aktifitasnya setiap hari. Ini yang mengagumkan buat saya. Ia tetap
memeriksakan dan mengontrol kesehatannya setiap hari sebagaimana biasa.
Perpindahannya dari istana ke penjara seperti tidak terlalu berpengaruh
baginya.



*Tanya:* Apakah ia juga makan gula-gula?



*Jawab:* Tidak, ia tidak mengkonsumsi itu. Ia sangat mengontrol berat
badannya. Saya tahu ia sangat teratur kehidupannya. Dan kebiasaan
hidupnya memang tidak mengizinkan dia banyak bergerak atau mengeluarkan
banyak tenaga. Karena itu ia berusaha menjaga bobot makanannya. Yang
terjadi, ia banyak turun berat badannya secara berlebih sehingga sempat
mencemaskan tim medis. Lalu kami berikan kepadanya makanan ringan dari
kue.”



*Tanya:* Seperti apa kue yang dimaksud?



*Jawab:* Seperti gula, biskuit Oreo atau semacamnya.



*Tanya:* Apakah ia mau memakannya?



*Jawab:* Tentu, menu itu menjadi bagian dari menu makanannya.



*Tanya:* Sebelum ini Anda mengatakan bahwa Saddam teratur memberi
makanan kepada burung?



*Jawab:* Betul. Ia selalu menyisakan roti yang dimakannya untuk makanan
burung. Ia juga kerap menyiram tanaman yang ada di halaman tahanan.



*Tanya:* Apakah ia orang yang tenang atau banyak bercanda?



*Jawab:* Sejauh interaksi saya, ia banyak diam dan tenang. Hampir tak
ada ungkapannya kepada seseorang di penjara tanpa keperluan. Saya juga
tak pernah melihat ia marah selama di penjara. Tak pernah melihat ia
mencaci siapapun di sana.



*Tanya:* Bagaimana Anda berbicara dengan Saddam?



*Jawab:* Kami berbicara dengan bahasa Inggris. Kemampuan bahasa
Inggrisnya terbatas dalam beberapa hal. Jika ia kesulitan menyebutnya,
biasanya ia pakai bahasa isyarat. Suatu ketika ia pernah bertanya kepada
saya, "Kenapa Anda memerangi Irak?" Ketika itu ia memberi isyarat bahwa
ia seorang pasukan AS yang membawa senjata. Saya katakan, Tugas saya di
sini dilarang untuk masuk pada masalah politik dan saya tidak mau
melanggar itu."



*Tanya:* Apakah ia merindukan hari-hari kejayaannya?



*Jawab:* Saya tak ingat masalah ini.



*Tanya:* Apakah Saddam banyaktersenyum?



*Jawab:* Ya, ia murah senyum dan banyak tersenyum saat berbicara dengan
saya. Ia sangat menghargai tamu. Ketika saya sampaikan bahwa saya akan
pergi ke AS karena dijemput oleh keluarga saya, ia memeluk saya dan
meminta agar dirinya tetap sehat. Ia bahkan mengatakan, ia ingin menjadi
saudara saya.



*Tanya,* "Apakah ia pernah menyebut salah satu nama musuhnya?"



*Jawab:* Tidak pernah, sama sekali.



(na-str/akhbrn)



Source : http://www.eramuslim.com/news/int/459fbe6b.htm
j

------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Abu Said al-Khudriy r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 
Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan 
tangannya; jika tidak sanggup maka dengan lisannya; dan jika tidak sanggup juga 
maka dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemahnya iman. (Diriwayatkan oleh Imam 
Muslim)

Kirim email ke