Ass. Ww
Tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Oleh
karena ibadah utama dalam Islam adalah sholat, maka alokasi waktu bekerja
dibatasi oleh waktu sholat tersebut. Bagi laki-laki berjamaah di masjid
saat sholat wajib 5 waktu adalah kondisi ideal dalam menjalankan perintah
ibadah dari Allah SWT. Bekerja ditujukan untuk mencari karunia Allah SWT
agar manusia dapat bertahan hidup dan beribadah kepada Allah SWT dengan
baik. Bekerja bukan ditujukan untuk menumpuk-nuimpuk harta dengan
menghitung-hitungnya. Selain pekerjaan kantoran, banyak juga profesi
pekerjaan seperti petani, pedagang, nelayan dan lain-lain. Nabi Muhammad
SAW pada awalnya adalah seorang pedagang yang sukses tetapi, kemudian
mengambil profesi sebaik-baik pekerjaan di muka bumi yaitu mempelajari Al
Qur'an dan mengajarkannya. Bekerja memang penting dalam menjalani hidup
ini, tetapi bekerja bukan tujuan hidup. Bekerja adalah alat untuk mencapai
tujuan hidup manusia yaitu beribadah kepada Allah SWT. Jika pekerjaan
menyebabkan anda tidak dapat mengerjakan sholat 5 waktu pada posisi paling
baik yaitu bagi laki-laki berjamaah di masjid, anda mungkin harus mengecek
kembali pekerjaan anda. Mungkin ada yang salah, caranya, sistemnya, tujuan
dari pekerjaan itu dan lain-lain. Untuk mengembalikan manusia agar hidup
sesuai dengan tujuannya itulah maka muka air laut secara global akan
dinaikkan 33 m dan itu akan merobah total tujuan manusia dalam bekerja.
Saat peristiwa itu akan terjadi sudah dekat yaitu di tahun 2008 ini. Dan
karena akhir dari tahun 2008 tinggal beberapa bulan ke depan maka waktunya
pun tinggal beberapa bulan lagi. Kabar terakhir telah terjadi badai
halilintar di California yang menyebabkan kebakaran hebat di sana. Malaikat
Mikail kembali beraksi dan memindahkan badai halilintar tersebut yang
seharusnya terjadi di tanah Jawa ke bumi Amerika Serikat. Isyarat apakah
ini ? Mudah-mudahan dapat ditemukan jawabnya.
Wass. Ww
Djarot
alamat email: [EMAIL PROTECTED]
"Agus Rasidi"
<[EMAIL PROTECTED]
.co.id> To
<[EMAIL PROTECTED]>,
06/26/2008 11:08 "MILIS DKM AL IKHLAS"
AM <[EMAIL PROTECTED]>, "MILIS
AR-ROYYAN" <jamaah@arroyyan.com>
cc
Please respond to
[EMAIL PROTECTED] Subject
om [Ar-Royyan-7877] Bedah Buku : The 7
Islamic Daily Habits
Bedah Buku
Pontianak,- DARI surah al-Fatihah, ada tujuh prinsip dasar manusia hidup
dan bekerja. Tujuh prinsip ini sekaligus menggabungkan tiga kecerdasan
dasar manusia, yaitu spiritual, intelektual, dan emosional. Demikian
dikatakan Ust H Harjani Hefni Lc MA saat membedah buku “The 7 Islamic
Daily Habits” di Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas Pantai Utara, Sabtu
(27/4) malam.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ketujuh prinsip itu dirumuskan dalam B5KB.
Pertama, Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan. Prinsip inilah yang
diajarkan Allah SWT kepada Rasul Muhammad SAW sejak pertama menerima
wahyu. Orang yang memulai aktivitasnya dengan menyebut nama Allah SWT
insya Allah lebih mampu mengendalikan diri dibandingkan orang yang tidak
menyebut nama-Nya.
Kedua, bersyukur atas segala nikmat yang diterima. Prinsip ini selalu
dipegang teguh Rasululah SAW. “Syukur mampu mendongkrak produktifitas
manusia,” kata Harjani.
Ketiga, berfikir positif terhadap Allah dan berkasih sayang terhadap
sesama. Sikap berfikir positif ini dicontohkan Rasulullah kepada manusia
dalam kondisi tersulit sekalipun.
Prinsip keempat adalah berorientasi akhirat. Prinsip ini membuat manusia
sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Artinya, energi yang
dikeluarkan untuk dunia sekaligus bernilai akhirat. “Tidak terjadi tumpang
tindih antara dunia dan akhirat,” ujarnya.
Kelima, beribadah dan berdoa, di mana Allah berjanji akan mengabulkan
harapan jika umat mendahulukan ibadah. Keenam, sambungnya, konsisten dan
komitmen. “Menjaga konsistensi diri dalam komitmen kebaikan adalah
pekerjaan sulit yang membuahkan hasil spektakuler,” katanya.
Ketujuh dan terakhir, bercermin. Kata dia, orang yang tidak mau bercermin
atau belajar dengan sekitarnya ibarat orang yang berjalan dengan menutup
mata, dia asyik dengan dirinya, dan tidak pernah tahu dengan dunia luar.
“Jika tujuh prinsip tersebut diamalkan oleh seorang muslim, insya Allah
akan meraih dua keunggulan. Pertama, dicatat sebagai ibadah di sisi Allah
dan kedua meraih keunggulan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat.
Bahkan jika tujuh prinsip ini terinternalisasi secara baik di jiwa anak
bangsa ini, ‘kapal Indonesia’ yang mulai oleng karena hantaman prahara
moral secara perlahan akan kembali stabil, dan kapal bangsa ini akan
berlayar kembali dengan tenang,” kata Ustadz lulusan Universitas Islam
Madinah ini. (zan)
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Kota&id=156689