sumber:http://sipetualang.com/?p=118
Tips Menghindari Hipnotis

Kita biasanya mengenal hipnotis sebagai sebuah bentuk kejahatan. Kita bisa 
kehilangan uang, kendaraan, atau barang berharga lainnya di tempat umum, tanpa 
kita sadari. Dengan cuma ditepuk bahu, atau yang lain. Bisakah kita hindari? 
Bagaimana caranya? Jawabnya tentu saja bisa. Pertama dengan mengetahui apa itu 
hipnotis dan bagaimana cara kerjanya. Dan ini mudah.

Hipnotis sebenarnya istilah buat pelakunya, tindakannya sendiri disebut 
hipnosis. Hipnosis tidak ada kaitannya dengan ilmu hitam. Ini persepsi yang 
harus kita buang dulu. Hipnosis sendiri adalah ilmu pengetahuan yang layak 
dipelajari oleh siapapun. Dia seperti pisau, bisa dipakai untuk memotong bawang 
 atau malah membunuh. Tergantung pemakainya.

Hipnosis terkait dengan perilaku (pikiran) kita sehari-hari. Untuk diketahui, 
mayoritas tindakan kita itu digerakkan oleh pikiran (alam) bawah sadar kita. 
Pikiran ini yang membentuk persepsi otomatis kita terhadap sesuatu. Pikiran 
bawah sadar terbentuk dari apa yang indra kita serap setiap hari. Prosesnya 
juga kerap tidak kita sadari. Apa yang kita lihat, baca, makan, dengar, dan 
rasakan, semua akan membentuknya. Ketika pikiran bawah sadar kita bekerja, 
tentu pikiran sadar kita tidak berfungsi. Sehingga kita tidak bisa berpikir 
logis atau kritis.

Di antara alam sadar dan alam bawah sadar, terdapat critical area yang 
membatasi. Hipnosis adalah tindakan untuk mengurangi peran area kritis tersebut 
hingga akhirnya pikiran bawah sadar kita terbuka. Saat hipnotis berhasil 
memasuki alam bawah sadar kita, tentu kita tidak menjadi kritis dan sangat 
mudah menerima sugesti. Mentransfer uang, menyerahkan kendaraan, atau lainnya, 
adalah hasil dari sugesti hipnotis tadi.

Cara untuk mengurangi peran area kritis ini biasanya disebut induksi. Tekniknya 
macam-macam. Di antaranya dengan pembingungan (membuat kita bingung), 
intimidasi (membuat kita terpana karena takut atau kagum), pengalihan mendadak, 
sugesti perlahan, atau yang lain. Kebanyakan hipnotis menggunakan kombinasi 
dari berbagai teknik tersebut.

Contohnya begini. Pelaku kejahatan hipnosis (selanjutnya dalam artikel ini saya 
sebut hipnotis) biasanya screening calon korban terlebih dahulu. Yang banyak 
diincar adalah wanita, remaja, orang yang terlihat kurang percaya diri, dan 
orang yang sendirian. Wanita diincar karena sering menggunakan perasaan 
sehingga critical areanya mudah terbuka. Remaja banyak diincar karena critical 
areanya masih tipis. Orang yang kurang percaya diri itu sugesti dirinya rendah 
sehingga mudah disugesti orang lain. Dan mereka yang sendirian, minimal mudah 
melamun atau bengong, sehingga peluang dihipnosis besar.

Oya, biasanya hipnotis berpenampilan fisik intimidatif. Bisa membuat kita takut 
atau kagum. Bisa sangar atau malah perlente sekalian. Hipnotis juga harus 
memiliki sugesti diri yang tinggi, minimal lebih tinggi dari korbannya.

Kembali ke screening, yang tentu dan ternyata tidak seprofesional itu. Banyak 
hipnotis yang salah duga. Karena cover buku belum tentu menjelaskan isinya. 
Oleh karenanya, hipnotis lebih cenderung trial and error bahkan acak dalam 
mencari korban. Tepuk sana tepuk sini.

Nah, biasanya dari sekian orang yang ditepuk bahunya, ada saja satu atau dua 
orang yang setelah ditepuk dia terlihat kebingungan (blank). Ini menandakan 
critical areanya mulai goyah. Ini teknik pengalihan mendadak. Ada yang pada 
tahap ini saja korban sudah bisa dihipnosis. Bagi yang critical areanya hanya 
goyah (bukan terbuka), hipnotis bisa mengajukan tangannya untuk bersalaman, 
ketika korban menyambutnya secara refleks, berarti tanda positif bagi hipnotis. 
Posisi tangan saat bersalaman biasanya berbeda dari lazimnya, hipnotis suka 
mengangkat tangan korban dari posisi biasanya. Lalu hipnotis melancarkan 
pertanyaan aneh (teknik pembingungan), misalnya,”Di mana selat sunda terbakar 
adonan kuenya?” , dengan tangan masih digenggam. Pertanyaan ini untuk semakin 
membingungkan pikiran sadar korban. Karena dilakukan pada saat critical area 
korban goyah, korban bukannya malah berpikir, tapi sebaliknya. Selanjutnya 
hipnotis bisa mengalihkan mendadak korban
 lagi dengan menghentakkan ke bawah tangan korban yang sedang bersalaman 
dengannya. Setelah critical area korban terbuka, tinggal melakukan sugesti saja.

Atau contoh lain, tanpa melancarkan pertanyaan aneh, hipnotis akan mencoba 
mensugesti perlahan si korban. Untuk yang satu ini diperlukan kemampuan 
persuasi yang bagus dari hipnotis. Dan tentu lebih sulit, namun ternyata lazim 
terjadi. Banyak pelaku bermodus menjual barang nggak jelas atau kehabisan 
ongkos lalu berhasil merogoh kocek korban begitu dalam.

Contoh di atas adalah hipotesis dan modus yang pernah saya ungkap di lapangan. 
Tentu banyak variasi yang lainnya. Yang patut dicetak tebal, hipnosis hanya 
terjadi atas seizin kita yang dihipnosis. Meski kita disugesti orang lain, pada 
dasarnya kita lah yang mengizinkan. Karena saat critical area kita menipis, 
dapat dengan mudah bagi kita-semestinya- untuk menebalkannya lagi. Namanya juga 
critical area.

Setelah mengetahui bagaimana hipnosis bekerja, apalagi yang harus kita lakukan? 
Tips paling ampuh tentu saja kita mesti memiliki sugesti diri yang baik, 
sehingga tidak mudah disugesti oleh orang lain tanpa seizin kita. Sugesti diri 
ini bertetangga dekat dengan spiritualitas (keyakinan = alam bawah sadar). 
Adapun cara paling mudah untuk meningkatkan spiritualitas adalah dengan 
mensyukuri hidup kita saat ini. Bersyukur dalam hati, lisan, dan perbuatan. 
Guru The Secret, Joe Vitale, pun sepakat dengan teknik ini. Selebihnya kita 
hanya perlu meningkatkan kewaspadaan saja. Semoga bermanfaat.





------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama,
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke