From: Albert August Dewantoro Pendalaman Iman, "Nice Story"
Tinggallah pasangan suami istri sederhana yang dikaruniai satu orang anak perempuan yang berumur 5 tahun. Keluarga ini adalah keluarga yang takut Tuhan, hari-hari mereka selalu diwarnai dengan doa dan ibadah. Nilai-nilai kebenaranpun ditanamkan dalam diri si anak sedari kecil. Suatu hari, sang suami diberhentikan dari pekerjaan karena alasan yang tidak jelas. Awalnya ia kuat, namun lama-kelamaan ia mulai kecewa dan nyaris putus asa, bahkan ia mulai meragukan kebaikan dan keperdulian Tuhan dalam keluarganya. Iapun mulai enggan berdoa. Dengan penuh kesabaran sang istri terus menghibur dan menguatkan sang suami dengan firman Tuhan. Sang istripun terus berdoa dan berpuasa agar suaminya tetap kuat dalam Tuhan. Keuangan yang terus menipis memaksa mereka untuk lebih berhemat, termasuk dalam makanan sehari-hari. Suatu malam mereka berkumpul untuk makan malam. Di hadapan mereka tersedia hidangan yang sangat sederhana. Tiba-tiba si anak memanggil sang ayah. "Ayah, Tasyha pengen makan ayam goreng." Mendengar keinginan si anak, sang ayah merasa hancur, air matanya hampir menetes. Dengan lembut sang Ibu menjawab: "Tasyha, apapun yang Tuhan b'ri kita harus mengucap syukur. Lagipula lauk kita malam ini tidak kalah enaknya koq dengan ayam goreng, apalagi kalau sebelum makan kita berdoa dulu." Ia juga menyentuh tangan suaminya, tanda agar suaminya tidak menangis di depan sang anak. Dengan wajah gembira sang anak menatap ayahnya. "Oh iya, Tashya lupa, ayah pernah bilang sama Tashya bahwa dalam Tuhan Yesus semuanya bisa terjadi dan berubah. Itu artinya Tuhan bisa merubah rasa lauk ini jadi rasa ayam goreng. Benarkan ayah?" Gelagapan si ayah menjawab "Iya." "Ma, Tashya aja yang berdoa ya!" Setelah selesai berdoa, dengan kepolosannya sang anakpun makan dengan lahapnya sambil sedikit menjerit. "Wah, Tuhan Yesus hebat. Rasa lauk ini benar-benar seperti rasa ayam goreng. Ayah cobain dech"! Sang anak memasukkan ke dalam mulut sang ayah. Sang ayahpun menangis. Ia bukan lagi menangis karena tidak bisa memberikan ayam goreng. Ia menangis karena ternyata anaknya yang berumur lima tahun lebih beriman dibanding dirinya yang telah mengenal dan mengecap pertolongan Tuhan puluhan tahun. Jujur saja, kita pun sering seperti ini; mengenal Tuhan bertahun-tahun bahkan merasakan pertolongan- pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Namun saat ujian datang, dengan mudah kita melupakan kebaikan-Nya. Mengapa saat ujian datang kita lebih memandang beratnya ujian tersebut? Mengapa bukan kebaikan-Nya yang kita pandang? Mengapa kita tidak ingat semua Kebaikan dan Kemurahhatian- NYA pada kita? "Tuhan Yesus Memberkati" Posted by Eddy TG (Sumber Internet) ============================================ From: Dede Wijaya INERANSI DAN INFALIBILITAS ALKITAB Naskah asli pertama kali yg ditulis nabi2 dan para penulis alkitab mula-mula sudah rusak n hilang. Yg ada pada kita kan salinan2 dari naskah asli yg jumlahnya ribuan namun ada beda2 dikit gitu. kalo PL kita percaya dan mengimani MASORETIC TEXT (Naskah MT) yg kita terima dari Orang2 Yahudi yg sudah mengkanonkannya. klo PB kita menerima TEXTUS RECEPTUS (Naskah TR) berbahasa Yunani yg sekarang jadi landasan terjemahan KJV dan NKJV serta Alkitab Lutheran Jerman. sedang NASB, NIV, dan semua Alkitab modern memakai naskah temuan Wescott-Hort (WH) sebagai PBnya bukan pake naskah TR karena klaim lebih tua usianya. saya dan kaum Baptist dan Fundamentalis, serta Presbyterian Singapura (FEBC=far eastern Bible College) menerima dan mengimani naskah TR lah yg tanpa salah sedang naskah temuan WH banyak 5000an kata yg corrupt/hilang jika dibanding TR. hal2 yg pokok misalnya di TR ada 1 Yohanes 5:7-8 "tiga saksi di Surga:Bapa, Firman dan Roh Kudus, dan ketiganya dalah satu" ayat 7 Yesus datang dalam daging (menjelma) di WH kata "dalam daging" tidak ada, trus Bapa, Firman, dan Roh Kudus, ketiganya satu" tidak ada dan lain2 yg menyangkut doktrin2 kristologi dan Tuhan tritunggal, dll. Alkitab LAI memberi tanda kurung [ ....] jadi Alkitab LAI mengambil banyak sumber naskah, bukan hanya WH, namun yg ada dalam TR dikasih tanda [...] Kaum Fundamentalist dan Baptist, juga saya menerima dan mengimani MT dan TR lah naskah yg dipelihara Tuhan Tuhan hinggal tidak ada kesalahan sedikitpun (sama persis dg naskah aslinya). landasannya, Tuhan pasti memelihara ada minimal 1 naskah salinan yg sama persis dg asli, sehinggal kita bisa percaya 100% alkitab tidak ada perubahan sedikitpun, meski naskah salinan ada ribuan beda2 dikit. mengapa TR? Para penerjemah Alkitab dari sejak Beza, Erasmus, dll memakainya jadi dasar Alkitab KJV (diakui Authorized version, 1611). Naskah WH ditemukan baru beberapa abad kemudian. ada dasar2 lain mengapa TR yg bisa dipercaya. intinya WH dan TR, lebih superior TR. WH ada buanyak kata yg corrupt yg esensial berhubungan dg Doktrin Kitab Suci. Meski demikian kita jangan apriori dg Alkitab NIV dan NASB serta semua alkitab modern lainnya. namun klo mo belajar eksegesis (kata per kata) baiknya mengacu pada KJV dan NKJV, NIV dan NASB enak untuk dibaca karena bahasa inggrisnya kontemporer. Itu saja yg bisa saya sampaikan. dulu saya pernah kirim email pake email lain, tapi kayaknya ndak pernah masuk ke milist ini. Dede wijaya, penulis buku Pesona ALkitab, Andi Offset. ============================================= From: james widodo God Will Make a Way, Will Us Block It? April 2006 adalah pertama kali saya mendengar dua buah lagu yang sangat menyentuh hati sehingga acap kali saya menangis bila memutar dan meresapi lagu tersebut. Perkenalan dengan lagu tersebut sebenarnya adalah suatu kebetulan belaka karena lagu secara otomatis dimainkan ketika saya membuka CD interaktif SAAT yang saya dapat ketika mengikuti SAAT Preaching Coference. Karena begitu terpikatnya maka saya mencari informasi tentang lagu tersebut. Lagu pertama adalah 'People Need the Lord' yang juga pernah dinyanyikan oleh Ev. Ndaru pada sebuah acara GRII, sedangkan lagu kedua hanya berupa instrumental belaka yang berjudul 'God Will Make a Way'. Hari berganti dan bulan berganti, saya sudah melupakan lagu tersebut sampai suatu hari di akhir Desember 2007 atau satu setengah tahun kemudian barulah saya menemukan lagu 'God Will Make a Way' versi jazz yang dinyanyikan oleh Margie Segers. Penemuan ini berlanjut pada bulan berikutnya ketika saya mencoba mencari lagu tsb di internet, ternyata lagu ini di compose oleh Don Moen, seorang penyanyi yang saya sudah beberapa kali saya dengar tapi saya hindari karena 'rasanya terlalu rame musiknya'. Akhirnya minggu lalu saya membeli 2 CD-nya "Thank You Lord" dan "The Best of Don Moen". Saya dengar-dengarkan dan teliti musik dan syairnya dan saya harus jujur memang beberapa syair lagunya bisa dipertanyakan secara doktrinal, tetapi banyak juga yang OK bahkan dia juga menyertakan beberapa lagu hymne dengan aransemen modern yang menurut saya sangat bagus dan tidak menghilangkan nilai ke-agungannya. Secara keseluruhan, dua buah CD tsb bagus (dengan perkecualian beberapa lagu). Saya membaca kisah di balik penulisan lagu 'God Will Make a Way' sbb: Suatu sore Don Moen menerima telepon yang mengabarkan bahwa keluarga iparnya mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan: Craig dan Susan bersama empat anaknya berkendara dari Texas ke Colorado ketika van mereka ditabrak oleh 18-wheeler truck!!. Craig dan Susan menemukan anak-anak mereka berdasar jeritan mereka, seorang di selokan, seorang di sebuah tempat yang basah karena salju yang meleleh dan seorang yang mendarat di tiang telepon. Ketiga anak tersebut dalam keadaan luka parah, tetapi Craig, seorang medical doctor tidak dapat berbuat apa-apa ketika menemukan anak ke-empat, Jeremy yang terbaring pada sebuah pagar dengan leher yang patah. Ketika menerima kabar tersebut Don berkata: 'duniaku menjadi sunyi dan berhenti berputar, tetapi aku tak dapat membatalkan acara rekaman yang telah di jadwalkan beberapa minggu yang lalu. Aku tak dapat mendampingi mereka sampai satu hari sebelum pemakaman'. Dalam pesawat, sehari setelah kecelakaan itu Tuhan memberi lagu untuk mereka yang di dasarkan pada Isaiah 43:19, 'God Will Make a Way'. Lagu ini memberi penghiburan kepada mereka ketika semua harapan seakan musnah. Suatu hari Don menerima surat dari Susan: 'kami melihat kebenaran Alkitab ketika teman-teman Jeremy menyadari bahwa Jeremy telah menerima Yesus sebelum kematiannya dan banyak teman-temannya yang menanyakan kepada ortunya tentang how could be assured of going to heaven when they died. Accident tersebut juga membawa Craig dan Susan kepada pengenalan yang lebih mendalam akan Yesus dan membawa mereka aktif dalam pelayanan. Susan berkata bahwa pada saat kecelakaan: 'aku tahu aku mempunyai pilihan untuk menjadi bitter and angry or I could totally accept God and whatever He had for us, aku telah melihat hasilnya dan if I had to, I'd do it again.' (sampai disini saya ingat ucapan Fanny Crosby yang mirip dengan Susan akan kebutaannya) Segera setalah lagu ini direkam, banyak sekali telpon dan surat datang dari seluruh dunia menyaksikan bagaimana mereka mengalami kejadian yang mirip dan God had carried them through shattering situation and by His Grace, they were emerging with stronger faith, renewed hope hope and God had made a way for them while all hope seemed to be lost. "A new version of It Is Well With My Soul", 'God Will Make a Way' 'God Will Make a Way' God will make a way/where there seems to be no way He works in ways we can not see/ He will make a way for me He will be my guide/hold me closely to His side With love and strength for new each day He will make a way/He will make a way By a roadway in the wilderness/He'll lead me And rivers in the desert will I see Heaven and earth will fade/but His Word will still remain He will do something new today Hendra, 150108