From: FRS Sowong Detik Demi Detik Bacaan : 2 Korintus 4 : 16–18
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. -------------------------------------------------- KS-ILT 2Kor 4:16 Sebab itu, kami tidak tawar hati, sebaliknya sekalipun manusia lahiriah kami semakin digerogoti, tetapi manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari. 4:17 Sebab kesukaran kami yang ringan ini, dengan segera mengerjakan bagi kami kepenuhan kemuliaan kekal, dari kelimpahan kepada kelimpahan. 4:18 Karena kami tidak memerhatikan apa yang kelihatan melainkan apa yang tidak kelihatan, karena apa yang kelihatan itu sementara tetapi apa yang tidak kelihatan itu kekal. Masa hidup manusia hanya tujuh puluh tahun; jika kuat, delapan puluh tahun (Mzm. 90:10). Tujuh puluh tahun tersebut menentukan nasib kekal atau keberadaan abadi seseorang. Paulus menulis bahwa penderitaan ringan yang sekarang ini (selama 70 tahun), mengerjakan bagi orang percaya kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan itu. ------------------------------------------------ Maz 90:10 Umur kami tujuh puluh tahun; dan jika masih ada kekuatan delapan puluh tahun, tetapi kebanggaannya adalah susah payah dan kesia-siaan; karena itu segera berlalu dan kami melayang lenyap. Kalau penderitaan selama tujuh puluh tahun akan menghasilkan kemuliaan tujuh juta tahun, setiap detiknya sangat berarti. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan tujuh milyar tahun, setiap detiknya berarti sangat besar. Kalau tujuh puluh tahun menghasilkan kemuliaan di kekekalan, maka setiap detiknya mengerjakan kemuliaan yang tiada tara. Mata perhatian kita tidak boleh hanya memandang seolah-olah hanya detik terakhirlah yang menentukan nasib kekal. Yang menentukan nasib kekal manusia bukan hanya akhir perjalanan hidupnya, melainkan sepanjang perjalanan hidupnya. Kalau awalnya sudah salah, maka sulit untuk menjadi benar kemudian. Awalnya benar saja belum tentu akhirnya benar; apalagi kalau awalnya sudah salah, maka kesalahan akan terjadi terus sampai akhir. Harus diingat bahwa tak seorang pun tahu kapan detik terakhirnya. Setiap detik adalah momentum (kairós) yang memuat pelajaran rohani yang berharga, sesuai dengan jadwal pembentukan yang Elohim susun seperti kurikulum (khrónos). Itulah sebabnya Firman Elohim menyatakan bahwa kita harus memanfaatkan setiap waktu yang ada, sebab hari-hari ini adalah jahat (Ef. 5:16). Satu detik kita memiliki arti yang sangat berharga, karena itu bagian dari durasi (hóra), urut-urutan (khrónos) dan kesempatan (kairós) yang Elohim berikan. Bila waktu digunakan dengan baik, maka waktu itu membawa kita kepada kemuliaan. Ingatlah bahwa hóra kita makin berkurang, kairós dapat berlalu tanpa hasil, dan khrónos pembentukan Elohim atas kita dapat menjadi sia-sia. ------------------------------------------------- Ef 5:16 Manfaatkanlah kesempatan, karena hari-hari ini adalah jahat. Detik demi detik berlalu, Elohim menunggu anak-anak-NYA untuk menggunakan kesempatan hidup ini untuk meraih berkat kesulungan yang dimiliki orang percaya, yaitu menjadi sempurna agar bisa dipermuliakan bersama-sama dengan Yesus. Jangan seperti Esau yang mengkhianati Elohim, dengan menukar hak kesulungannya dengan semangkuk makanan. Jadi bukan hanya detik terakhir yang menentukan, tetapi juga semua detik hidup yang diberikan Elohim kepada kita. Detik demi detik hidup kita harus digunakan sebaik-baiknya untuk menuju kesempurnaan. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ============================================== From: FRS Sowong Pemulihan Gambar Diri Bacaan : Galatia 5 : 19–21 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Elohim. --------------------------------------------------- KS-ILT Gal 5:19 Dan pekerjaan-pekerjaan daging itu nyata, yaitu: perzinaan, percabulan, kenajisan, rangsangan badani, 5:20 penyembahan berhala, sihir, permusuhan, perbantahan, iri hati, amarah, persaingan, perselisihan, sekte-sekte, 5:21 kedengkian, pembunuhan, kemabukan, pesta pora, dan hal-hal yang serupa itu yang aku katakan sebelumnya kepadamu, bahkan seperti yang telah aku katakan sebelumnya, bahwa mereka yang melakukan hal-hal seperti itu tidak akan mewarisi kerajaan Elohim. Dewasa ini banyak orang sedang berbicara mengenai pemulihan gambar diri, baik di dalam maupun di luar lingkungan gereja. Karena dianggap penting, dalam pelatihan-pelatihan para pemimpin dan pejabat gereja pun tema ini juga diangkat ke permukaan sebagai materi pengajaran wajib. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan gambar diri itu? Gambar diri adalah pemahaman seseorang mengenai siapa dirinya dan harus menjadi apa atau bagaimana dirinya tersebut. Bagaimana seseorang memandang dirinya saat ini merupakan aspek kekinian (present) dari gambar diri. Setiap orang memiliki penilaian atau harga terhadap dirinya sendiri. Ada orang yang menilai dirinya terlalu tinggi, tetapi ada pula yang menghargai dirinya terlalu rendah. Contohnya, tak jarang orang yang secara ekonomi pas-pasan merasa minder apabila berkumpul dalam kelompok orang berada; sebaliknya, ada orang yang merasa dirinya terhormat, sehingga punya kepercayaan diri yang tinggi dan merasa pasti diterima siapa pun dan di mana pun. Kebanyakan orang menganggap kepercayaan diri yang tinggi seperti ini positif, padahal belum tentu, sebab bisa jadi ada kesombongan terselubung dalam dirinya. Sebaliknya orang yang minder tadi juga sesungguhnya orang yang sombong. Karena ia tidak bisa mencapai standar yang ditetapkannya, ia tidak menerima diri sebagaimana adanya. Ia tidak menerima keadaan dirinya. Itulah letak kesombongannya. Dalam ceramah dan pelatihan penemuan gambar diri, biasanya kepercayaan diri dianggap sebagai salah satu ukuran dan tanda bahwa seseorang telah menemukan gambar dirinya. Dengan mengutip ayat seperti Mzm. 139:13–14, orang didorong untuk merasa dirinya berharga dan memiliki kepercayaan diri. Padahal sesungguhnya itu hanya merupakan pengembangan kepribadian, yang tidak ada bedanya dengan pelatihan pengembangan diri oleh para motivator di luar gereja. ---------------------------------------------------- Maz 139:13 Sebab Engkau telah membentuk buah pinggangku; Engkau merajut aku dalam kandungan ibuku. 139:14 Aku mau menyanjung Engkau oleh karena dengan dahsyat aku telah dikhususkan; pekerjaan-pekerjaan-Mu itulah yang sangat ajaib, dan jiwaku, ialah yang mengenal sepenuhnya. Pengembangan kepribadian seperti ini bila diajarkan tanpa landasan kebenaran Injil, sekali lagi jika diajarkan tanpa landasan kebenaran Injil, dapat membangun sikap humanisme (menganggap manusia lebih penting daripada segalanya) dan antroposentrisme (berpusat kepada diri sendiri). Padahal Alkitab mengajarkan bahwa semestinya kita bersikap bahwa kita yang lama telah mati, dan hidup kita sekarang bukan kita lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam kita. Memang saat manusia jatuh ke dalam dosa, gambar diri yang ditempatkan Elohim telah rusak. Namun IA ingin agar kita memiliki kembali gambar diri dari Elohim tersebut. Tuhan Yesuslah teladan kita, IA harus hidup di dalam diri kita. Itulah sebabnya kita harus selalu mengenakan pikiran dan perasaan Kristus. Gambar diri yang benar ada dalam diri Kristus yang hidup dalam diri kita. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. =========================================== From: FRS Sowong Gambar Diri Untuk Masa Akan Datang Bacaan : 1 Petrus 1 : 18-19 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. --------------------------------------------------- KS-ILT 1Pet 1:18 Dengan mengetahui, bahwa kamu sudah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia, yang diwariskan oleh leluhurmu, bukan dengan barang yang fana, perak ataupun emas, 1:19 melainkan dengan darah yang mahal, bagaikan anak domba yang tanpa cacat dan tanpa noda, yaitu Kristus, Gambar diri juga memiliki aspek akan datang (future), yaitu bagaimana seseorang akan membawa dirinya; dapat menjadi apa atau bagaimana dirinya di kemudian hari. Aspek ini sangat dipengaruhi oleh filosofi orang tersebut, dan filosofi ini dibentuk dari proses meniru, yang berlangsung dari generasi ke generasi secara otomatis. Pola pikir dan gaya hidup seseorang umumnya didapatkan dari meniru apa yang sudah dilakukan orang lain dan yang dilihatnya dari lingkungannya. Inilah yang disebut Petrus sebagai "cara hidup yang diwariskan oleh nenek moyang"; suatu proses membangun gambar diri yang yang salah. Orang berjuang untuk menjadi seseorang seperti yang diidolakannya. Idola manusia pada umumnya adalah orang yang berlimpah harta, berpendidikan tinggi, berpangkat, berpenampilan menarik, cantik atau ganteng dan lain sebagainya. Pada umumnya orang tua juga mendorong anak-anaknya mengidamkan apa yang mereka idolakan. Kalau orang tua mengidolakan profesi dokter, maka anaknya diusahakan untuk menjadi dokter; kalau orang tua mengidolakan sains, maka anaknya didesain untuk menjadi ilmuwan. Dari kecil, setiap anak manusia sudah dijejali obsesi-obsesi dan cita-cita yang berpusat kepada diri mereka sendiri (antroposentris). Gambar diri yang dibangun secara konkret dalam kehidupan ini pada umumnya adalah menjadi sosok yang dikagumi, dipuja dan dihormati manusia lain. Banyak orang matidalam dosa dan kegelapan. Tahun-tahun umur hidupnya digunakan untuk membangun gambar diri yang salah. Fokus yang salah ini akan menyeret seseorang untuk hidup dalam kesia-siaan (Pkh. 1:2). Menjadi pintar, kaya, berkedudukan, terhormat, terkenal sebenarnya tidak salah; tetapi patut kita pertanyakan, untuk apa semua itu? Bila kita mengejar prestasi kehidupan ini supaya dikagumi orang lain dan berharap bisa menikmati kebahagiaan, sejatinya itu suatu penyesatan. ------------------------------------------------- Pkh 1:2 Kefanaan atas kefanaan, kata Pengkhotbah; kefanaan atas kefanaan, segalanya adalah kefanaan. Alkitab menyatakan bahwa apa yang dikagumi manusia dibenci oleh Elohim (Luk. 16:15) dan orang percaya tidak boleh menjadi sama dengan dunia ini (Rm. 12:2). ---------------------------------------------------- Luk 16:15 Dan Dia berkata kepada mereka, "Kamu adalah orang-orang yang membenarkan diri sendiri di hadapan manusia, tetapi Elohim mengetahui hatimu, karena apa yang berharga pada manusia adalah yang dibenci di hadapan Elohim. Rom 12:2 Dan janganlah menjadi serupa dengan zaman ini, tetapi biarlah kamu diubah oleh pembaruan pikiranmu, agar kamu membuktikan apa itu kehendak Elohim, yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna. Kita telah ditebus oleh Yeshua dengan darah HaMashiakh yang mahal, sehingga kita menjadi milik-NYA. Berarti aspek akan datang dalam gambar diri pun harus sesuai dengan kehendak-NYA; apa cita-cita kita, ingin menjadi apa kita di kemudian hari, harus kita serahkan hanya untuk kemuliaan-NYA semata-mata. Tanggalkan segala keinginan untuk dikagumi orang lain, tetapi berjuanglah untuk senantiasa memuliakan Elohim. Aspek akan datang untuk gambar diri kita harus berfokus kepada kemuliaan Elohim. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ============================================ From: FRS Sowong Tanpa Mencari Hormat Bacaan : Matius 5 : 14–16 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 5:15 Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." ------------------------------------------------- KS-ILT Mat 5:14 Kamu adalah terang dunia. Sebuah kota yang terletak di atas gunung, tidaklah mungkin disembunyikan. 5:15 Mereka pun tidak menyalakan pelita dan menaruhnya di bawah alat penakar, melainkan di atas kaki pelita, dan menerangi segala sesuatu yang ada di dalam rumah. 5:16 Demikian hendaklah terangmu bercahaya di hadapan manusia, sehingga mereka dapat melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." Kebaikan yang sesungguhnya adalah kebaikan yang dilakukan seseorang tanpa mencari penghormatan; kebaikan yang dilakukan tanpa maksud untuk menunjukkannya kepada orang lain supaya mendapat pujian. Ini bukan hal yang mudah, sebab umumnya setiap orang memiliki kecenderungan mencari penghargaan dari apa yang dilakukannya. Kebaikan yang tulus lahir dari sikap batiniah seseorang; sesungguhnya adalah kebaikan yang diraih melalui pergumulan berat disertai pertolongan Roh Kudus. Dalam Mat. 5:45 diajarkan kepada umat pilihan, bahwa mereka harus seperti BAPA yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Ini bukan sesuatu yang mudah. Ini bagi manusia rasanya mustahil; tetapi apa yang mustahil bagi manusia, tidak mustahil bagi Elohim. -------------------------------------------------- Mat 5:45 supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Dia menerbitkan matahari-Nya bagi yang jahat dan yang baik, dan Dia menurunkan hujan bagi yang benar dan yang tidak benar. Hanya oleh pimpinan Roh Elohim setiap harilah kita didewasakan sehingga mencapai satu tingkat kesempurnaan, meraih tingkat kebaikan yang Elohim kehendaki. Jika kita benar-benar menyadari bahwa semuanya tercapai oleh karena pimpinan Elohim, maka kita pun tidak akan sanggup menyombongkan diri bahwa apa yang kita capai adalah karena jasa atau kehebatan kita. Kita tahu bahwa jika bukan Elohim yang menuntun kita, kita tidak bisa mencapai kebaikan seperti BAPA. Jadi jika kita bisa berbuat baik, kita tidak merasa berjasa; kita juga tidak merasa hebat, karena hanya oleh pertolongan Roh Kudus lah kita dapat berbuat baik. Kebaikan yang dihayati seperti ini akan membuat kita benar-benar memuliakan BAPA di Surga. Seperti diungkapkan oleh Tuhan Yeshua, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga." (ay. 16) Artinya, bukan diri kita yang dimuliakan atau dipuji, melainkan BAPA di Surga. Dalam dunia ini banyak perbuatan baik yang dilakukan seseorang yang membuat orang tertarik kepada seorang individu, tertarik kepada manusianya, sehingga fokusnya adalah ke orang yang melakukan perbuatan baik itu. Tetapi Elohim mengajarkan kepada kita perbuatan baik yang dikehendaki oleh Elohim adalah perbuatan baik yang membuat orang terfokus kepada Elohim. Jika perbuatan baik yang dilakukan oleh orang percaya adalah perbuatan baik hasil pimpinan Roh Kudus dan memiliki kualitas yang tinggi, yaitu seperti BAPA, maka perbuatan baik yang dilakukan itu adalah perbuatan baik yang memuliakan BAPA di Surga. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. =========================================== From: FRS Sowong Warna Jiwa Bacaan : Matius 25 : 31–40 25:31. "Apabila AnakManusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. -------------------------------------------- KS-ILT Mat 25:31 "Dan ketika Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat kudus bersama-Nya, pada waktu itu Dia akan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Dan segala bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Dia akan memisahkan mereka satu dari yang lain, sebagaimana seorang gembala memisahkan domba dari kambing. 25:33 Dan sesungguhnya, Dia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, tetapi kambing-kambing di sebelah kiri. 25:34 Kemudian Raja akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang telah disediakan untukmu sejak permulaan dunia. 25:35 Sebab, Aku lapar dan kamu memberi makan kepada-Ku; Aku haus dan kamu memberi-Ku minum; Aku seorang asing dan kamu menyambut-Ku; 25:36 telanjang, dan kamu memakaikan Aku pakaian; Aku sakit dan kamu melawat-Ku; Aku di dalam penjara dan kamu berkunjung kepada-Ku. 25:37 Lalu, orang-orang benar itu akan menjawab kepada-Nya sambil berkata: Tuhan, kapankah kami melihat Engkau sedang lapar dan kami memberi makan, atau haus dan kami memberi minum? 25:38 Dan kapankah kami melihat Engkau orang asing dan kami menyambut, atau telanjang dan kami memakaikan pakaian? 25:39 Dan kapankah kami melihat Engkau sakit atau di dalam penjara dan kami telah berkunjung kepada-Mu? 25:40 Dan seraya menanggapi, Raja itu akan berkata kepada mereka: Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, apa saja yang telah kamu lakukan kepada seseorang yang terkecil dari saudara-saudara-Ku ini, kamu telah melakukannya kepada-Ku. Ada orang yang melakukan kebaikan karena sudah menjadi wataknya, sifat bawaannya, kebiasaannya. Bahkan ia berbuat baik karena merasa memang seharusnya ia berbuat baik. Itu suatu kebutuhan dan bukan kewajiban; dan saat melakukannya, ia tidak merasa tengah berbuat baik. Ia tidak merasa baik, padahal yang dilakukannya itu sangat baik. Maka ia pun tak akan membangga kan dirinya; tidak menjadi sombong; tidak perlu orang lain melihat perbuatan baiknya; tidak perlu mendapatkan ucapan terima kasih; tidak perlu mendapatkan acungan jempol; tidak perlu mendapatkan piala; tidak perlu disanjung; tidak perlu dipuji. Sebab ia memandang kesempatan berbuat baik itu justru adalah anugerah baginya. Tidakkah ini luar biasa? Tetapi sesungguhnya, inilah kebaikan yang benar. Kebaikan yang harus dimiliki orang percaya adalah kebaikan yang akan membuat orang-orang terfokus kepada Elohim, dan membuat orang hanya memandang Elohim dan kerajaan-NYA. Tuhan Yesus menggambarkan apa yang terjadi di akhir zaman. IA berkata kepada orang-orang yang benar, "Ketika AKU lapar, kamu memberi AKU makan; ketika AKU haus, kamu memberi AKU minum; ketika AKU telanjang, kamu memberi AKU pakaian; ketika AKU sakit, kamu melawat AKU…." (ay. 35–36). Orang-orang itu berkata kepada Elohim, "Kapan kami melihat Elohim berkeadaan seperti itu?" Elohim berkata, "Apa yang kau lakukan untuk saudaramu yang paling hina, yang membutuhkan pertolongan, yang menderita, itu sama seperti kau lakukan untuk AKU." Orang-orang benar itu tidak tahu dan tidak merasa bahwa semua yang mereka lakukan itu sesungguhnya mereka lakukan untuk Elohim. Memang haruslah demikian. Kebiasaan itu harus menjadi irama hidup dan mewarnai jiwanya. Jadi kebaikan itu adalah warna jiwa kita. Ibarat suatu ledakan yang harus dikeluarkan dan harus diekspresikan, orang-orang yang benar di mata Elohim akan otomatis berbuat baik di mana saja. Otomatisasi perbuatan baik ini akan terus berlangsung sampai menutup mata, bahkan sampai kekekalan, iman dan pengharapan akan lenyap, tetapi kasih itu abadi. Orang yang menghayati kebaikan yang ideal dan mutlak adalah orang yang akan terus mewarnai jiwanya dengan selalu berbuat baik dengan tanpa merasa dan menuntut imbalan balik atau balas budi dari orang yang menerima kebaikannya. Sudahkah kita menghayati kebaikan Elohim? Berdoalah untuk meminta pimpinan Roh Kudus, agar di mana pun kita berada, warna jiwa kita selalu memancarkan kebaikan-NYA. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.