From: FRS Sowong Lapar Dan Haus Akan Kebenaran Bacaan : Matius 5 : 6
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. ------------------------------------------------- KS-ILT Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Jikalau ada orang yang merasa dirinya sudah baik dan kemudian dia membandingkan dirinya dengan orang lain dan berkata "Aku lebih baik dari dia," maka ia tidak ada bedanya dengan orang Farisi. Hanya dengan kelaparan dan kehausan akan kebenaranlah seseorang akan dibukakan mata pengertiannya terhadap kebenaran dan kesucian yang sejati. Apa artinya "lapar dan haus akan kebenaran"? Sebagaimana manusia lahiriah membutuhkan nutrisi dalam bentuk makanan dan minuman, manusia batiniah kita pun memerlukan nutrisi. Manusia lahiriah kita merasakan kelaparan atau kehausan sebagai tanda bahwa kita harus memberi makan atau minum kepada tubuh kita, atau kalau kita mengabaikannya dalam jangka waktu yang lama, kita akan mati. Demikian pula dengan manusia batiniah kita. Manusia batiniah yang dibangkit kan setelah menerima Kristus akan merasakan kelaparan dan kehausan, dan respons yang benar adalah memberinya makan dengan kebenaran. Kebenaran di sini adalah δικαιοσύνη (dikaiosinē), yang artinya "akhlak, nilai karakter atau tindakan". Kalau seseorang sungguh-sungguh haus dan lapar akan kebenaran, dan melangkah untuk mencari pemuasannya, niscaya Elohim akan membukakan kebenaran dan rahasia-rahasia Firman-NYA supaya orang itu melihat kebaikan macam apa yang dikehendaki Elohim itu. Apabila ia tidak mau melakukannya, sebagaimana manusia lahiriah yang mati, maka manusia batiniahnya pun akan mati, binasa selama-lamanya. Ini sudah dapat diketahui sejak manusia itu masih hidup. Dengan mengabaikan rasa lapar dan hausnya, maka manusia batiniahnya tidak akan merasa lapar dan haus lagi, sebab sebenarnya manusia batiniahnya sudah mati. Demikianlah sesungguhnya yang terjadi pada orang sombong yang merasa dirinya sudah baik, sebetulnya ia jauh dari baik; bahkan manusia batiniahnya mati. Maka selama masih ada kesempatan, mari kita hayati kebenaran ini dan minta kepada Elohim untuk membuka mata hati pengertian kita, bahwa diri kita masih jauh dari apa yang Elohim kehendaki. Ini akan menjadi pemicu untuk bertumbuh. Selama kita hidup di dunia ini, kita harus bersedia seperti anak-anak (Mat. 18:3) yang mudah dididik, mudah dibentuk, senantiasa lapar dan haus akan kebenaran. ------------------------------------------------- Mat 18:3 dan berkata, "Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, jika kamu tidak berubah dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu sekali-kali tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ============================================ From: FRS Sowong Daya Juang Bacaan : 1 Yohanes 2 : 15–17 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Elohim tetap hidup selama-lamanya. -------------------------------------------------- KS-ILT 1Yoh 2:15 Janganlah mengasihi dunia ataupun hal-hal yang di dalam dunia. Jika seseorang mengasihi dunia, kasih Bapa tidak ada padanya. 2:16 Sebab segala sesuatu yang di dalam dunia: keinginan daging dan keinginan mata dan keangkuhan hidup, tidaklah berasal dari Bapa, melainkan berasal dari dunia. 2:17 Dan dunia sedang berlalu, juga keinginannya, tetapi siapa yang melakukan kehendak Elohim ia tinggal sampai selamanya. Kalau kita disebut "orang percaya", semestinyalah kita percaya dengan apa yang Elohim katakan dan perintahkan. Jangan kita kalah sebelum berperang, kita harus yakin segenap hati untuk melangkah menuju kesempurnaan. Walaupun kita tetap bersekolah, berkuliah, bekerja, atau berbisnis, kita harus tetap berjuang menjadi seseorang yang mencapai kebaikan seperti kebaikan yang Elohim kehendaki. Untuk ini harus ada kehausan dan kelaparan akan kebenaran. Seperti telah berulang-ulang dikatakan, orang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Kalau kita mempunyai hasrat dan keinginan serta cita-cita yang melebihi kerinduan kita untuk menjadi berkenan di hadapan Elohim, maka kita tidak akan optimal bertumbuh mengerti kehendak Elohim. Orang yang senantiasa berfokus pada kebutuhan dunia dan jasmani tidak akan memiliki daya juang dan tidak akan memiliki semangat kudus untuk mengerti kehendak Elohim dan melakukannya. Berbahagialah orang yang mengambil keputusan untuk mencintai Elohim lebih dari mencintai apa pun dan mencintai siapa pun. Ia akan memiliki api gelora daya juang yang jauh lebih kuat dibandingkan orang yang punya banyak hasrat dan keinginan dunia. Alkitab mengatakan bahwa orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih BAPA (ay. 15). Kita harus meninggalkan keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Ini pilihan yang mutlak harus dilakukan kalau seseorang mau selamat; respons yang semestinya terhadap keselamatan yang Elohim berikan. Apabila kita tidak bersedia melepaskan hasrat duniawi, berarti kita akan ikut binasa bersama dunia (ay. 17), sebab tidak akan ada daya juang untuk menjadi manusia Elohim yang diinginkan oleh Eohim. Memang tidak salah kita memiliki uang, rumah, mobil dan sebagainya. Tetapi bila hasrat dan cita-cita untuk itu melampaui gelora kita untuk mengerti kehendak Elohim, berarti hasrat itu telah menjadi berhala dan merusak bangunan hidup Kekeristenan kita. Manusia diciptakan segambar dengan YAHVEH, jadi mempunyai kehendak dan hasrat juga seperti YAHVEH. Namun kehendak kita harus diarahkan kepada fokus yang benar, focus kepada Elohim saja. Tanpa gairah yang benar, maka kita menjadi orang yang sukar diajar dan dibentuk Elohim. Alkitab hanya memperingatkan kita, bahwa kalau kita mau hidup selama-lamanya, kita harus melakukan kehendak YAHVEH dan meninggalkan hasrat duniawi. Tetapi Elohim tidak akan memaksa kita. IA membiarkan kita untuk memilih, kepada siapa hasrat dan cinta kita akan kita tujukan. Tentukan pilihan yang benar. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ===================================== From: FRS Sowong Sekalipun Hidup Seribu Tahun Bacaan : Mazmur 116:1–5 116:1. Aku mengasihi Elohim, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. 116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. 116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. 116:4 Tetapi aku menyerukan nama YAHVEH: "Ya Elohim, luputkanlah kiranya aku!" 116:5 Elohim adalah pengasih dan adil, Elohim kita penyayang. ----------------------------------------------------- KS-ILT Maz 116:1 Aku mengasihi YAHWEH, oleh karena Dia mendengarkan suaraku, permohonan doaku. 116:2 Oleh karena Dia telah menyendengkan telinga-Nya kepadaku, dan aku mau berseru kepada-Nya pada hari-hariku. 116:3 Tali-tali maut sudah membelit aku, dan kesesakan alam maut menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. 116:4 Lalu aku berseru kepada Nama YAHWEH, "Ya YAHWEH, aku berdoa kepada-Mu, lepaskanlah jiwaku!" 116:5 YAHWEH penuh rahmat dan kebenaran, ya, Elohim kita penuh kasih sayang. Apakah anugerah itu? Anugerah adalah pemberian tanpa melihat kelayakan si penerima pemberian itu. Sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah Elohim, sesungguhnya kita tidak layak menerimanya. Karena itu kita berutang budi, berutang nyawa, berutang kehidupan kepada Elohim. Sungguh, apa yang telah diberikan-NYA kepada kita sangat indah, yaitu keselamatan abadi. Tidak ada seorang pun bisa memberikan itu kepada kita. Dan tidak ada seorang pun bisa melakukannya bagi kita, kecuali Elohim Semesta Alam yang menciptakan langit dan bumi, yang mengutus Putra-NYA, Yesus Kristusbagi kita. Menyikapi kebaikan Elohim itu, kita harus mengobarkan niat yang kuat untuk membalas kebaikan Elohim itu, sekalipun kebaikan Elohim itu tidak akan dapat kita balas. Seandainya kita memiliki waktu hidup seratus tahun, dengan perbuatan sebaik apapun, tidak cukup mengimbangi kebaikan yang Elohim berikan. Seandainya kita hidup seribu tahun, itu pun tak akan cukup untuk membalas kebaikan Elohim. Bahkan seandainya umur hidup kita sejuta tahun pun tidak akan cukup membalas kebaikan Elohim. Jadi manakala kita meresponi keselamatan yang Elohim berikan, baik dalam bentuk pujian dan penyembahan, membaca dan menaati Firman, melakukan perbuatan baik, jangan dinilai sebagai jasa. Perbuatan baik kita sangat tidak sebanding dengan apa yang telah Elohim lakukan bagi kita. Oleh sebab itu sisa umur hidup ini seharusnya hanya untuk membalas kebaikan Elohim. Marilah kita selalu mengingat kebaikan-NYA (ay. 2). Hidup kita singkat. Kita tidak punya waktu banyak. Kalau kita harus menunda apa yang seharusnya kita lakukan sekarang yaitu membalas kebaikan Elohim, kita mungkin tidak akan punya kesempatan lagi untuk waktu-waktu yang akan datang. Selama Elohim masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berbuat baik, mari kita lakukan itu dengan sikap hati yang benar, bahwa kita telah berutang kebaikan kepada Elohim. Sekalipun sampai mati kita tidak akan pernah bisa mengimbangi apa yang telah Elohim lakukan bagi kita, tetapi kita akan berbuat semaksimal mungkin. Elohim memang tidak memaksa kita membalas kebaikan-NYA, tetapi dengan rela kita akan melakukan dan menyukakan hati-NYA. Suatu hari nanti, setiap anak Elohim yang berusaha membalas kebaikan Elohim di bumi ini, akan diberi kesempatan melayani DIA selama-lamanya. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ========================================== From: FRS Sowong Seperti Rusa Seri : Hidup Dalam Perlindungan Elohim Bacaan : Mazmur 42 : 2-3 42:2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Elohim. 42:3 Jiwaku haus kepada Elohim, kepada Elohim yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Elohim? -------------------------------------------------- KS-ILT Maz 42:2 Seperti rusa merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Elohim. 42:3 Jiwaku haus kepada Elohim, kepada Elohim yang hidup; bilakah aku datang di hadapan Elohim? Banyak orang berurusan dengan Elohim hanya saat mereka dalam masalah kehidupan yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan jasmani. Kalau ada pujian yang dinaikkan kepada Elohim, pada dasarnya bukan karena kagum terhadap pribadi-NYA, tetapi pada kekuatan-NYA yang dapat dimanfaatkan. Seperti orang yang menyanjung kemampuan dan kekuatan sahabatnya dengan tujuan mencari keuntungan pribadi. Ternyata, terdapat para rohaniwan yang mendukung hal ini juga. Ironisnya, diajarkan bahwa Elohim menjadi senang kalau manusia datang minta pertolongan kepada-NYA, seolah-olah Elohim dapat berbangga diri karena memenangkan perlombaan melawan dukun atau kuasa lain. Bila rohaniwan mempromosikan Elohim sebagai jalan keluar dari masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani, tidak jarang pula pesan atau nasihat itu juga mengandung kepentingan-kepentingan pribadi; bukan hanya uang tetapi juga penghargaan terhadap dirinya, pengultusan terhadap dirinya, dan keuntungan lain yang tersembunyi. Inilah orang-orang yang menjual Elohim. Pelayananan gereja dijadikan sarana jual jasa atau semacam broker yang menghubungkan manusia yang membutuhkan pertolongan Elohim. Ia menjadi makelar yang mendapat persenan dari pelayanan gereja. Elohim mengajar kita untuk mempunyai hati seperti rusa yang merindukan sungai yang berair. Kitaharus mempunyai kerinduan yang dalam untuk bertemu dengan-NYA. Kehausan akan Elohim ini membuat kita menjadi kekasih-NYA. Ada ketergantungan jiwa kita terhadap Elohim. Inilah ketergantungan yang benar. Orang seperti ini akan bergantung secara permanen kepada Elohim dalam segala keadaan. Jadi kalau selama ini kita mencari Elohim hanya kalau hidup jasmani kita bermasalah, semestinyalah kita bertobat, karena orang-orang yang seperti ini sebenarnya menyatakan dirinya tidak membutuhkan Elohim. Untuk apa Elohim menyertai orang-orang yang hanya memperalat diri-NYA dan tidak menjadikan DIA sebagai kekasihnya? Elohim juga kadang-kadang mengizinkan masalah terjadi dalam hidup orang-orang yang tidak merasa membutuhkan Elohim pada saat hidupnya tidak bermasalah, apabila dalam hatinya masih ada kerinduan terhadap Elohim. Ini salah satucara bagi Elohim untuk mengembalikan orang-orang tersebut menjadi kekasih-NYA. Bagi orang yang sama sekali tidak merasa membutuhkan Elohim walau sudah mendapat peringatan-NYA, Elohim juga tidak perlu berurusan dengan DIA. Kehausan akan Elohim akan membawa kita untuk terus bergantung kepada Elohim kapan pun dan di mana pun Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit. ======================================== From: FRS Sowong Tidak Mengharapkan Sumber Lain Seri : Hidup Dalam Perlindungan Elohim Bacaan : Yeremia 17 : 5–7 17:5. Beginilah firman Elohim: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Elohim! 17:6 Ia akan seperti semak bulus di padangbelantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan Elohim, yang menaruh harapannya pada Elohim! -------------------------------------------------- KS-ILT Yer 17:5 Beginilah firman YAHWEH, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan yang mengandalkan kekuatannya, serta hatinya menyimpang dari YAHWEH. 17:6 Sebab dia akan jadi seperti belukar di padang pasir, dan tidak akan mengalami datangnya keadaan baik. Namun, dia akan hidup di tempat-tempat kering di padang belantara, di tanah padang asin yang tidak berpenduduk. 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan YAHWEH, dan menaruh percaya kepada YAHWEH. Orangyang mengandalkan kekuatan di luar Elohim tidak akan menerima perlindungan Elohim. Firman Elohim mengatakan bahwa orang-orang yang mengandalkan manusia atau kekuatannya sendiri adalah orang-orang yang terkutuk. Orang percaya yang benar tidak akan pernah berpikir mengharapkan pertolongan dari sumber selain Elohim. Orang Kristen yang benar akan berprinsip "lebih baik menderita dan mati daripada menerima pertolongan dari sumber lain". Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang merasa doanya tidak dijawab oleh Elohim lantas berpaling ke kuasa lain, menoleh ke kekuatan-kekuatan gaib, mulai mengunjungi dukun klenik. Inilah orang-orang yang membuka celah terhadap masuknya kuasa kegelapan dalam hidupnya. Larangan Alkitab atas praktik seperti ini sangat beralasan, sebab praktik ini mengakibatkan beberapa hal. Pertama, manusia memfokuskan hidupnya kepada dirinya sendiri, bukan kepada Elohim. Pada hakikatnya, penggunaan kuasa-kuasa kegelapan itu sebagai upaya untuk mencari keuntungan pribadi. Ini adalah sebuah manipulasi bukan dedikasi. Kedua, mata hatinya menjadi gelap, sehingga ia menjauh dari kebenaran Elohim dan diperbudak oleh keinginannya sendiri atau keinginan penghulu kuasa kegelapan; akhirnya ia binasa (Why. 21:8). ---------------------------------------------------- Wah 1:8 YAHWEH berfirman, "Aku adalah Alfa dan Omega, permulaan dan penghabisan, Yang Ada dan Yang Telah Ada dan Yang Akan Datang, Penguasa Semesta." Ketiga, manusia mengikatkan dirinya kepada tokoh-tokoh yang dapat menjadi distributor kekuatan-kekuatan gaib tersebut, bukan kepada Elohim. Akibatnya ia tidak melekat kepada Sumber Hidup, malahan semakin jauh dari Elohim. Melihat larangan Alkitab tersebut, praktik seperti ini tidak boleh masuk dalam gereja. Karena itu anggota jemaat harus belajar untuk memiliki hubungan langsung dengan Elohim, bukan melalui perantara seperti pendeta atau hamba Elohim lainnya. Hubungan pribadi dengan Elohim juga akan memberikan sukacita hidup yang sejati. Tidak mengharapkan sumber lain bukan hanya berarti tidak pergi kepada kuasa gelap, tetapi sikap hati yang kurang percaya terhadap perlindungan Elohim dalam segala perkara di kehidupan ini juga berarti tidak mengandalkan Elohim dengan benar. Kita harus berprinsip bahwa dalam segala hal Elohim turut bekerja. Kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita mendatangkan kebaikan, yaitu kebaikan untuk menjadi serupa dengan Tuhan Yesus. Inilah rencana Elohim yang harus dialami setiap orang percaya, sekaligus merupakan sebagai persiapan hidup di dunia yang akan datang. Hanya Elohim lah Sumber Pertolongan yang sejati. Kita harus mengandalkan DIA saja. Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.