Semua
orang di dunia pasti mengetahui sosok Yesus Kristus, meskipun tidak semua
pengetahuan mereka itu benar. Khususnya orang Kristen pasti lebih mengetahui
siapa Tuhan Yesus Kristus. Pertanyaannya, benarkah orang Kristen yang mengaku
tahu siapa Tuhan Yesus adalah mereka yang percaya kepada Kristus dan
mengenal-Nya? Benarkah mereka telah berjumpa dengan salib-Nya?
 
Temukan jawabannya dalam:
Buku
PERJUMPAAN DENGAN SALIB KRISTUS:
Memahami, Mengalami, dan Mengasihi Kristus
Dengan Lebih Dalam dan Penuh
 
oleh:Pdt. Yohan Candawasa, S.Th.
 
Penerbit: Pionir Jaya, Bandung, 2012
 
 
 
Di
dalam bukunya, Pdt. Yohan Candawasa, S.Th. memaparkan 7 bab renungan bagaimana
kita dapat benar-benar memahami, mengalami, dan mengasihi Kristus lebih dalam.
Bab pertama mengarahkan kita untuk mengerti bahwa ketika berhadapan dengan
Kristus, kita pasti berhadapan dengan salib-Nya. Ketika kita berhadapan dengan
Kristus melalui salib-Nya, Pdt. Yohan Candawasa mengarahkan kita untuk berjumpa
dengan Kristus di belakang salib karena dengan itulah, kita dapat mengerti
keagungan dan keindahan karya Kristus melalui salib. Dari situ, beliau
mengarahkan kita untuk berjumpa dengan Kristus di dalam salib dan kemudian di
depan salib. Perjumpaan kita dengan salib Kristus memimpin kita untuk melihat
pola hubungan kita sebagai anak-anak Allah dengan Allah. Hal itulah yang
dibahas Pdt. Yohan di bab 2. Pola hubungan yang tepat antara anak-anak Allah
dengan Allah adalah pola hubungan “kita”, di mana kehendak kita bersatu dengan
kehendak Allah di dalam melihat segala sesuatu. Pola hubungan ini mengakibatkan
kita dapat mengosongkan bejana kita untuk nantinya diisi dengan hadirat Kristus
yang mulia itu. Setelah diisi dengan hadirat Kristus, hidup kita menjadi
sesuatu yang baru yaitu makin mencintai Allah dan berhasrat menempatkan Dia di
dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Biarlah buku renungan ini dapat
menyadarkan dan memimpin kita untuk makin mencintai Kristus dan terus berjumpa
dengan salib-Nya yang agung itu.


 
 
Profil
Pdt. Yohan Candawasa:
Pdt. Yohan Candawasa, S.Th.dilahirkan pada tanggal 11 Maret 1960. Selulus SMA, 
beliau melanjutkan
studi di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang, sebagai jawaban atas
panggilan Tuhan baginya.
Beliau mendalami studi Biblika dan Eklesiologi yang kemudian dituangkan
dalam skripsinya.
Kerinduannya untuk membina jemaat Tuhan dinyatakan selama pelayanan di Gereja
Kristen Abdiel Elyon, Surabaya (1985-1987) dan juga Gereja Kristen Immanuel
Bandung (1988-1996). Selama pelayanan tersebut, beliau berkesempatan
mengunjungi RRC dalam rangka perjalanan misi. Dalam kunjungan tersebut, beliau
memperoleh beban pelayanan dari Tuhan untuk menggumuli penginjilan di RRC.
Beliau menikah dengan Stephanie, dan telah dikaruniai seorang putra
bernama Yeiel Candawasa.
Tahun 1996-1997 beliau melayani sebagai Gembala Sidang di Mimbar Reformed
Injili di Taipei. Kemudiantahun 1998-1999 beliau melayani di
Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII)-Granada Jakarta.
Mulai
tahun 2000 beliau melayani di CCM (Care
for China Ministry).
 
"Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang 
Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya 
untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata."
(Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)

Kirim email ke