jadi rame ;) market cap negara ini masih terlalu kecil :)
dan ekosistem masih buruk stakeholder lemah 1. pemerintah gak jelas 2. pengusaha juga gak kuat yang di IT, investasi sangat riskan, apalgi ditambah pegawai yang sering hengkang ke luar negeri 3. pegawai dg jiwa enterpreneurshp rendah (0.18%), notabene membuat level managerial kosong, dan gaya belajarnya jadi disuruh atau dipanasi via komunitas 4. guru, ini juga momok no. 1, dg alasan anggaran, jadi gak mau berubah, gak ada duit, gue gak rubah kurikulum ini secara infrastruktur sama ancurnya dg jalan raya kita yang selalu bolong tapi harus ada yang jalanin, dan gak bisa sendiri, tetapi kolektif saya feel kalau gini terus, pas negara ini bagus, butuh IT, outsourceing, mirip dg project yang kita kerjakan di bintaro, orang india yang core semua, kita hanya bantu deploy dan testing :) F 2010/6/4 Alpha Bagus Sunggono <bagusa...@gmail.com> > > > Justruuuuuuu menurut saya, > prospek ke depan sangaaaat menjanjikan, > karena ke depan akan semakin banyak CEO yang melek IT. > > Tapi memang tidak untuk sekarang ini. > Pada titik saat ini orang berpikir bahwa harga software itu Rp.20.000,- itu > common sense nya. > Kalau ditarik duit dia akan bilang > "Loh software kok mahal, > khan cukup memberi makan programmer pake nasi pecel ???" > > (disadur dari lulusan S2 luar negeri, > menjadi petinggi di Diskanlut di suatu propinsi) > > > Sekarang ini mending di bisnis kuliner sajalah. > Kuliner lagi rame nih ...hehe, > gak laku nanti dimakan sendiri ....hahah > > Pada 4 Juni 2010 09:43, Robbyka Gheo <restro...@gmail.com> menulis: > > >> >> Teman-teman JUG, banyak diantara teman-teman saya menganggap dunia IT itu >> tidak menjanjikan, ada yang mengatakan "Lebih baik banting stir keluar dari >> dunia ini, karena profit ke depannya tidak menjanjikan".. Teman-teman apakah >> ini benar? Dan adakah jalan lain yang bisa meng"akali" statement ini >> sehingga orang beramai-ramai SUKSES dari segi Kecintaan dunia IT dan dari >> segi MATERI? >> > > > > >