> Gini aja misalnya saat ini ada seorang business analis handal, di awal karier 
> nya dia seorang programmer java yg handal juga (jaman java 2), tapi seiring 
> waktu, pekerjaan dia semakin terfokus untuk jadi seorang business analis, 
> akibatnya kehandalan dia sebagai programmer java keteteran, dia cukup paham 
> spring sekilas aja, paham hibernate sekilas aja. hanya cukup tau saja kalo 
> hasil design dia bisa diimplementasikan pake spring+hibernate.
>
> sekarang ada seorang fresh graduated java programmer, dia pake java 6, dia 
> paham betul spring itu apa, hibernate itu apa. tau cara make yg bener kaya 
> gimana, dia paham betul gimana mengimplementasikan design/UML dokumen dari si 
> business analis jadi sebuah kode yg efektif.
> Apa yg kaya gini wajar dihargain 'jauh' lebih murah dari si business analis? 
> (sekali lagi diluar itung2an masa kerja)

Perbedaan antara experienced dan fresh grad di sisi nulis kode
sepertinya nggak begitu spektakuler, misalnya bikin Dao atau Service
paling experienced programmer 2 sampai 3x lebih cepet codingnya. Tapi,
experienced programmer yg ditulis semuanya kode yang worthed to
production, sedangkan freshgrad setengah kode setengah bug :D.
Perbedaan signifikan justru terletak di waktu yang dibutuhkan untuk
meresolve bug / error, fresh grad kalau ketemu error yang agak rumit
bisa 2-3 hari belum juga kelar, sedangkan experienced programmer
bisa-bisa cuma ngelirik kodenya dah solve masalahnya :D, alias
kecepatan solve errornya bisa ratusan kali lebih cepet.

Apalagi experience programmer + Ngerti bussiness domain vs Fresh grad,
:D. Justru kalau orang berpengalaman masih harus coding, yang rugi
perusahaanya, daripada coding experienced person seperti ini harusnya
berfokus di mentoring, training, code review, dan riset untuk membuat
project template.

Pertimbangan lain adalah kematangan mental dan etika kerja, kalau lagi
di kantor si fresh grad masih chatting ke sana kemari tebar pesona,
experienced programmer 100% fokus kerja karena chatting sama cewe2
atau temen itu sudah tidak terlalu menarik lagi. Justru menyelesaikan
pekerjaan dan membuat project jadi berhasil lebih menyenangkan
daripada sekedar chit-chat kesana kemari. :D. Pengalaman itu tidak
bisa digantikan dengan kecerdasan atau skill apapun. Proven is waaay
more worthed than just fancy ;).

Faktor yang freshgrad nggak ngeh biasanya adalah keluarga, seseorang
di umur 30-an keatas biasanya sudah mempunyai keluarga dengan segunung
tanggungan, mulai dari sekolah anak, nafkah istri, cicilan rumah,
cicilan mobil dst dst. Jadi memang sepantasnya mendapatkan gaji besar,
kalau sampai gajinya masih kecil-kecil saja ya repot bagi-bagi
budgetnya.

> Analogi simple-nya gini:
>
> Business analyst = martin fowler;
> Efektif programmer = bruce eckels;
> martin fowler > bruce eckels ?

Ini analoginya salah kalau lihat cerita diatas. Yang bener tuh martin
fowler vs saya misalnya :)). Ya mana mau perusahaan ngasih gaji
mirip-mirip saya dengan martin fowler :P. Atau mana mau martin fowler
digaji mirip2 saya :P.

Kalau bruce eckels vs martin sih ya sama aja, levelnya setara.

Saya rasa role bussiness analyst nggak semudah programmer untuk dapat
kerjaan, karena spesialiasinya cukup spesifik, dan lapangan kerjaan
yang tersedia pun nggak sebanyak programmer, dari sisi job security BA
lebih rentan dibanding programmer.

Dari sisi perusahaan, peran kedua role ini sama pentingnya. Cuman
peran programmer lebih gampang direplace sama orang yang lebih mudah
dan punya energi tinggi lembur-lembur, jadi dari sisi bergaining malah
programmer lebih lemah dari BA. :D. Ini yang buat BA nego gaji lebih
mudah dibanding programmer.

Di tempat kerja saya sih, BA itu tanggung jawabnya gede banged, kalau
sampe salah asumsi dan bikin Functional Spec / System Requirement
Specification-nya asal-asalan bisa berabe. Kalau programmer bikin
kesalahan coding, masih ada temen atau tester yang bisa mengcover.

Kedua role punya karakteristik unique, asal bisa punya skill yang
bagus dari kedua role itu, duit menyusul kok, gak merasa cukup
dihargai di negeri sendiri, ya bisa jadi TKI, cuman kalau bussiness
analyst agak susah ya, kendala utama ya pasti masalah bahasa, karena
BA harus ngomong terus kesana kemari.


--
http://ifnubima.org

regards

Kirim email ke