adalagi nih joke yang mirip-mirip... :)
   
   
  warm regards
  -Rp-
   
   
   
  
Istri Idaman Pakar TI 
  Seorang sarjana komputer mencari istri yang selama ini dia idam-idamkan 
dengan kriteria. Karena dia sangat terobsesi dengan dunia TI, maka ia 
menerapkan sejumlah syarat yang juga "berbau" istilah TI.   Syarat-syarat itu 
adalah:       
   GUI Menarik, harus cantik hingga tidak bosan untuk selalu dipandangi tiap 
hari sepulang dari kantor.   
   Robust, handal dan tidak mudah capek.   
   Energy Saver, pintar mengatur jadwal kapan harus istirahat setelah bekerja 
seharian mengurus rumah, tapi langsung ON ketika dibutuhkan.   
   Network available, punya jaringan pertemanan yang luas biar nggak kuper.   
   Portable, siap dibawa kemana saja mengikuti penempatan kerja suaminya.   
   Responsive, tau apa yang harus dilakukan dalam kondisi darurat.   
   Plug and Play, tidak perlu diajarkan cara penggunaannya saat ada 
barang/perabot baru di rumah.   
   Ergonomis, pas di tangan dan tidak bikin lelah ... (apanya hayo?)   
   Multitasking, mampu mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang 
bersamaan. Misalnya, memasak di kompor sekaligus mencuci menggunakan mesin cuci 
dalam waktu bersamaan.   
   Multilingual, bisa berbicara dalam minimal 2 bahasa, ketika berhadapan 
dengan suami dan ketika berhadapan dengan mertua. 
  Setelah sekian lama, akhirnya dia menemukan sosok yang diidamkan tersebut. 
Puas rasanya mendapatkan istri idaman setelah melalui 1000 kota. 
Tapi alangkah kagetnya dia ketika mendapati ternyata istrinya juga memiliki 
satu fitur tambahan, yakni MULTIUSER!!!
   
   
   
  
Rahmi Khairul <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Saya menikahi wanita yang memiliki karir profesional:
AKUNTAN PUBLIK. Ya, dia adalah seorang auditor. Dan coba
tebak apa yang dilakukannya ... 

1. Dia menyuruhku untuk menggunakan metode LIFO saat
mengambil makanan yang disimpan di kulkas. Aduh ...

2. Dia menganggapku tidak berbakat dalam bermain dengan
angka. Aku sih no problem, makanya dia yang mengurus
anggaran rumah tangga. Eh, tiap akhir bulan dia bikin
invoice tagihan profesional fee sama aku. Waktu kubilang 
kalau aku ini suaminya, bukan kliennya, dia malah minta
advance payment.

3. Aku heran kenapa pengeluaran terus meningkat steadily,
sehingga suatu hari, aku mengintip kertas-kertas yang ada
di ordner berlabel "Current File". Tak heran! Dia rupanya
men charge mileage (jarak) dan overtime ke dalam
anggaran rumah tangga. Dia juga menagihkan Out of Pocket 
Expense ke dalamnya. Dia gila, dan aku udah bilang itu ke
dia. Eh, dia malah bilang, "Ya enggaklah sayang, aku kan
auditor ..."

4. Setiap lembar kertas di rumah dicopy dan difilekan. 
Alasan dia, ada peraturan yang mengharuskan dia memaintain
copy hasil kerjanya selama 10 tahun. Aku sungguh-sungguh
khawatir ...

5. Dia bilang kalau dia cinta aku, dan aku bilang kalau
aku cinta dia juga. Tapi tetap aja, dia tidak pernah
percaya. Katanya, ada kemungkinan terjadi mis-statement.
Dan dia memintaku membuat Representation Letter mengenai 
masalah ini ...
Duhhh

6. Tahun lalu laporan keuangan rumah kami mendapatkan
opini Qualified karena aku gak menyimpan supporting 
document atas expensesku.

7. Awalnya aku heran, kenapa setiap akhir tahun selalu
berdatangan surat-surat dari seluruh famili, kolega,
termasuk warung di depan rumah. Ternyata, istriku
mengirimi Confirmation Letter kepada mereka semua. Waktu
aku protes, dia bilang, konfirmasi dari pihak eksternal
lebih realible. Cape deh ...

8. Waktu istriku masak, dia sering tidak mengikuti resep.
Bila resep bilang, tambahkan setengah sendok garam, atau 
satu sendok teh gula, atau setengah gelas air, dia selalu
tidak peduli. Dia bilang kalau itu tidak material bila
dibandingkan dengan seluruh menu yang disiapkan.

9. Aku bilang, dia itu gila. Tapi anehnya, semua orang
bilang kalau dia auditor. Di kamus, ternyata kata
"auditor" bukan sinonim untuk kata "gila".
Pasti kamusnya ketinggalan zaman.

10. Waktu kami menikah, dia memberikan Engagement Letter
padaku. Awalnya aku bilang, "Oh, makasih ya sayang ..."
Ternyata setiap tahun dia memberikan surat yang sama.
Katanya, standarnya mengharuskan dia melakukan itu bila
ada indikasi kalau aku keliru memahami tujuan dan scope
dari Engagement. Dia juga bilang, aku tidak bisa pisah
dari dia begitu saja. Dia punya hak untuk didengar sebelum
aku menunjuk orang lain. Dan dia juga menegaskan bila aku
menunjuk orang lain menggantikan dia, maka harus ada
komunikasi antara dia dan penggantinya, agar dia bisa
menyampaikan keberatan profesionalnya.
Mati kita ...

11. Phew ... Kadang kala, aku berpikir, kalau dia
membahayakan going concernnya pernikahan ini. Duh... Kok
aku jadi kebawa-bawa dia ...

12. Ku kira pernikahanku ini sudah cukup gila, tapi
ternyata ada temanku yang juga kawin dengan akuntan, punya
cerita yang lebih parah. Istrinya mengkapitalisasi biaya
pernikahan sebagai Preliminary Expenses, dan 
mengamortisasinya setiap tahun. Biaya-biaya yang
dikeluarkan sebelum berumahtangga, juga dikapitalisasi
sebagai biaya pra-pernikahan. Juga, waktu yang
dihabiskannya selama pacaran sebelum menikah sedang dalam
proses valuasi, untuk dimasukkan sebagai intangible
assets.

Teman-teman, berpikirlah dua kali sebelum menikahi
auditor. Kalau kau sudah berpikir dua kali dan tetap
memutuskan untuk menikahinya, pikirkan dua kali lagi. Kau
harus mempertimbangkan besar risk sebelum memulai
engagement. Duh ... Aku ternyata sudah gila.

Aku, seorang auditee seumur hidup.

--------------------------------------
Easy + Joy + Powerful = Yahoo! Bookmarks x Toolbar
http://pr.mail.yahoo.co.jp/toolbar/



                         

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke