QURBAN TERBAIK 
Oleh: Jojo Wahyudi 

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan
hewan Qurban. Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap
memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya
dengan saputangan. Suasana di tempat itu sangat ramai,
dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu
berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak
yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan
di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran
yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang
pengorbanan Nabi Ibrahim & Nabi Ismail. 

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang
bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat
Qurban nanti. Mataku tertuju pada seekor kambing coklat
bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi
kambing-kambing disekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk
kambing coklat tersebut. 
" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super
dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi
matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli
lainnya. 
" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi. 
" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba
mahal" si pedagang bertahan. 
" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran
pertama 
" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek. 

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan
penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian
dengan menurunkan harganya. 

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh
ribu?" kataku 
" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek 
" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing
ikut naik?" ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran
termurah. 
" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia
gak bisa datang ke sini sendiri. Tetap saja harus di
angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput"
kata si pedagang meledek. 

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak
menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal
tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih
kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga
lima ratus ribu. Kebetulan dari tempat penjual kambing
ini, aku berencana ke toko ban mobil. Mengganti ban
belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya.
Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang
harganya kini selangit. 

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku
kemudian 
" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima
puluh ribu rupiah" katanya 

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang
kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi.
Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi
wajahnya masih terlihat segar. 

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya
kagum 
" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang
setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si
kakek. 
" Weleh mahal benar harganya?" kata si kakek.
" Bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi
juga. 
" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat
semakin malas meladeni. 
" Tidak mas. Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban
tahun ini. Uangnya cukup untuk mbayar koq mas." katanya
tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku
celananya.

Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di
bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan
sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari
dalamnya. 

" Ini dua juta rupiah mas. Kambingnya dianter ke rumah ya
mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja. 

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang
memperhatikannya sejak tadi. Dengan wajah masih ragu tidak
percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si
kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar
uang itu. 

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang
mengeluarkan selembar lima puluh ribuan 
" Enggak ada ongkos kirimnya ya?" si kakek seakan tahu
uang yang diberikannya berlebih 
" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg
cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek 
" Mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek
berubah menjadi mbah) 
" Alhamdulillah, lebih lima puluh ribu bisa ditabung lagi"
kata si kakek sambil menerimanya.
" Tolong antar ke desa dekat itu ya, sesampainya di
belakang Masjid Baiturrohman, tanya saja rumahnya mbah
Sutrimo pensiunan pegawai Pemda Pasir Mukti, Insya Allah
anak-anak sudah tahu." 

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah
di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda
tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak
jauh dari X-Trail milikku. Perlahan di angkat dari
sandaran, kemudian dengan sigap dikayuhnya tetap dengan
semangat. 

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu,
semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku.
Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara
sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik
untuk dirinya. Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan
PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.

Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada
rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk
sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan
pegawai rendahan. Yang pasti secara materi, sangatlah jauh
dibanding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta
asing. Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup
bergengsi. Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang
harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega
Super. Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor
gede) dan memilikinya. Yang sanggup membeli hewan Qurban
dua ekor sapi sekaligus 

Tapi apa yang aku pikirkan? 
Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah
kemampuanku, yang harganya tidak lebih dari service rutin
mobil X-Trail, kendaraanku di dunia fana. Sementara untuk
kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali
saat membelinya. 

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia,
balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke
arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu 


--------------------------------------
New Design Yahoo! JAPAN  2008/01/01
http://pr.mail.yahoo.co.jp/newdesign/


Hemat bandwith. Hapus pesan yang tidak perlu. Subscribe milis: [EMAIL 
PROTECTED] Unsubscribe milis: [EMAIL PROTECTED] 
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kasma1/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kasma1/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke