Akhirnya KBMSB hilang ditelan waktu. Organisasi ini benar – benar
raib dengan bekas peninggalan kepengurusan tanpa LPJ. Kegiatan terakhir
yang saya ingat persis adalah jajanan party pada 26 Januari 2009. Acara
itu cukup menarik antusiasme anggota KBMSB, khususnya angkatan 2007 dan
2008 yang tergolong masih baru. Awalnya acara ini dirancang sebagai
stimulus untuk menghidupkan kembali aura KBMSB yang sudah hampir padam
beberapa waktu belakangan di tahun 2008. Semangatnya pula, setelah
acara ini, akan diadakan LPJ dan Pemilu untuk melanjutkan roda gerak
KBMSB selanjutnya.

Namun pada kenyataannya, hingga kini hampir 10 bulan berlalu,
pengurus KBMSB periode terakhir tak pernah melaporkan
pertanggungjawaban pada anggota dan Pemilu tak digelar. Alhasil, KBMSB
tidak memiliki ketua. Benarkah KBMSB telah “mati”?

Seyogianya, seperti namanya, organisasi ini diperuntukkan secara
aktif untuk mahasiswa asal kota Siantar yang sedang mengemban
pendidikan di Bandung dan sekitarnya. Jika begitu, maka KBMSB resmi
dinyatakan tidak memiliki ketua, sebab ketua terakhir saja sudah lulus
dari bangku kuliah. Selanjutnya, dimana KBMSB sekarang? Siapa ketuanya?
Dan bahkan siapa anggotanya?

Memang benar, saya sendiri sudah tidak kuliah lagi. Mungkin menjadi
pertanyaan kita bersama, seharusnya jika KBMSB akan dipertahankan dan
dibangun kembali, suara itu mestinya datang dari para mahasiswa itu.
Namun, jika mereka tidak lagi memiliki pegangan akan sejarah KBMSB, tujuan 
KBMSB itu sendiri, eksistensi KBMSB, tokoh di KBMSB, dan sebagainya, mungkin 
mereka memilih untuk diam dan menunggu angin. Padahal mungkin saja mereka 
menyimpan potensi yang luar biasa dan ingin belajar. 


Sebagai salah satu bagian dari stakeholders di KBMSB, saya merasa
sayang sekali jika kita membiarkan KBMSB mati total. Biarkanlah jika
KBMSB pernah mati suri, tapi mari kita bangkit kembali. Sejauh mana
alumni bisa menjamah ranah KBMSB? Sedalam apa alumni bisa menyentuh dan
membangun kembali KBMSB?

Saya mengusulkan ada rebranding pada
KBMSB. Apakah masih relevan kita hanya mengumpulkan kalangan mahasiswa
saja? Atau kita buat saja untuk kalangan pemuda, sehingga yang tak lagi
mahasiswa juga bisa ambil bagian? Atau bahkan untuk semua anak Siantar
di Bandung? Kemanakah KBMSB ini akan bergerak selanjutnya? Saya yakin
para penggagas dan pendiri KBMSB juga resah dan kecewa jika KBMSB
permanen diam di liang kubur.


Sesaat menjadi sosok yang sok tahu dan mau tahu.

Regards,
Rebecca D. Simanungkalit


      

Kirim email ke