Pak Renny ysh, terima kasih atas tanggapannya. Saya menyadari memang diskusi tentang hal ini tidak mudah, mengingat bahan-bahan yang diperoleh terbatas serta penafsiran yang berbeda dan sudut pandang yang berbeda pula. Beberapa hal yang dapat membantu kesenjangan ini di antaranya dengan melakukan studi lintas daerah dan lintas budaya serta pengkajian chronotope untuk menangkap nuansa situasi pada masa itu. Hal ini sangat jarang dilakukan oleh sejarawan, karena pendekatan ini memerlukan wawasan yang sangat luas serta yang terpenting adalah kejujuran dari penelitinya. Saya agak mengkritisi Slamet Mulyana karena ada hal yang disembunyikan seperti dalam kasus Amoghapasa, misalnya.
Namun hal ini tidak mudah dan bukan merupakan tanggung jawab kita pribadi, karena itu dalam media komunikasi via milis ini kita bisa berbagi tanggung jawab untuk mengungkapkan dan menganalisis berbagai temuan dan pengetahuan. Dengan demikian tentunya bapak diharapkan untuk terus membagi pengetahuan dari hasil-hasil penelitian yang ada, dan diharapkan nantinya akan lahir diskusi-diskusi yang membahas tentang hal itu sebagai obligasi obyektif kita bersama. Saya sendiri akan mencoba menulis catatan seperlunya, serta beberapa pertanyaan dan pembandingan yang selama ini selalu hinggap dalam pemikiran saya. Mudah-mudahan hal ini bapak bisa berkenan. Demikian sementara waktu pak. Salam. -ekadj --- In kebudayaan@yahoogroups.com, Renny Masmada <masm...@...> wrote: > > Yth. Sdr ekajj, > > Terimakasih tanggapannya. Pertanyaan andaâ¦.., sedikit.., tapi > jawabannya..? Nggak cukup 10 lembar..he..he...he.. > > Barangkali, untuk lebih enak dan rada-rada lengkap sebaiknya > saya akan post-kan berturut-turut tulisan  saya di milis ini yang akan mengulas mengenai > ketokohan Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit, Jayakatwang, kehancuran > Singasari dan sekaligus serba sedikit kaitannya dengan perhatian Cina terhadap perkembangan > geopolitik di perairan Nusantara pada saat itu. Mudah-mudahan tulisan saya (yang bukan ahli sejarah) dapat menjadi > pelengkap kepustakaan kawan-kawan yang berminat pada sejarah era Majapahit, > terutama mengenai Gajah Mada. > Begitu juga dengan ketokohan Jayanagara yang beribu dari Suwarnabhumi, Sumatra, dan sejarah Bhayangkara, malah akan menjadi lebih menarik jika kemudian kita ketahui, Polri sangat punya keterkaitan dengan pasukan pengawal raja produk Majapahit ini.Salam Nusantara..! > > --- Pada Rab, 23/12/09, ffekadj 4ek...@... menulis: > > Dari: ffekadj 4ek...@... > Judul: [kebudayaan] Re: JAYANAGARA DAN PERISTIWA BADANDER > Kepada: kebudayaan@yahoogroups.com > Tanggal: Rabu, 23 Desember, 2009, 6:35 PM > > Pak Renny ysh, mohon kalau merasa disibukkan dengan beberapa diskusi ini > > dapat ditunda jawaban dan penjelasannya. Dari bahan-bahan penelitian > > bapak ini sungguh menaruh perhatian saya terhadap beberapa konteks dan > > relasi. > > > > Pertama mengenai pemberontakan, kenapa begitu banyak pemberontakan pada > > era Raden Wijaya dan Sri Jayanegara, apakah ada suatu alasan yang sangat > > kuat bila hal itu berlangsung sustain, terlepas bila dipicu oleh masalah > > kasuistis? > > > > Kedua mengenai Sri Jayanagara, kenapa yang diangkat adalah beliau > > sebagai penerus Majapahit? Mungkin pertanyaannya dapat dimundurkan, > > kenapa Raden Wijaya memilih permaisuri dari Melayu? > > > > Ketiga mengenai Bhayangkara, bapak sebutkan telah ada sejak Singhasari, > > darimanakah informasi/data tentang itu? Apakah Bhayangkara masih ada > > pasca era Jayanagara? Pertanyaan lain, sebagai pasukan khusus dan > > terpilih dan bisa dekat dengan (keluarga) raja, siapakah sebenarnya > > jatidiri para pasukan Bhayangkara yang sedikit itu? > > > > Sementara demikian dulu pak. Mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang > > berkenan. Salam. > > > > -ekadj > > > > --- In kebuday...@yahoogro ups.com, "Renny" masmada@ > wrote: > > > > > > JAYANAGARA DAN PERISTIWA BADANDER > > > > > > Sepeninggal Sri Kertarajasa pada tahun 1300, Sri Jayanagara naik tahta > > > Majapahit. Sri Jayanagara adalah putra Sri Kertarajasa dari istri Dara > > > Petak yang juga bernama Indreswari. > > > > > > Pada masa pemerintahan Sri Jayanagara terjadi pemberontakan Nambi yang > > > berhasil ditumpas pada tahun saka dengan candrasangkala > > > mukti-guna-paksa- rupa (=1238) atau tahun 1316 M. Namun 2 tahun > > kemudian > > > menyusul pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Lasem dan Ra Semi, yang > > > juga berhasil ditumpas pada tahun saka nora-weda-paksa- wong, 1240 (= > > > 1318 Masehi). > > > > > > Lagi-lagi, setahun kemudian Majapahit kembali diguncang pemberontakan > > > yang dilakukan oleh Ra Kuti pada tahun 1319. > > > > > > Ra Kuti berhasil menduduki tahta Majapahit dan mengakibatkan Sri > > > Jayanagara mengungsi ke Badander. > > > > > > Pada waktu malam Sri Jayanagara terpaksa meninggalkan istana hanya > > > diiringkan oleh lima belas pengawal dari Bhayangkara (Kesatuan > > > Bhayangkara sudah ada sejak zaman Singasari, Raden Wijaya tetap > > > mendirikan kesatuan ini dengan nama sama. Tugas pokoknya adalah > > sebagai > > > pengawal raja dan kerabatnya). > > > > > > Kebetulan kepala pengawal pada malam itu Gajah Mada. Mereka membawa > > Sri > > > Jayanagara ke Badander yang dengan sangat hormat diterima oleh kepala > > > desa Badander yang masih sangat setia itu. > > > > > > Peristiwa ini tercatat di Pararaton sebagai berikut: > > > > > > 'Sang Prabhu bermaksud pergi ke Badander. Perginya pada waktu malam, > > > tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Hanya diiringkan oleh pasukan > > > Bhayangkara sebanyak 15 orang. Mereka itu kebetulan sedang mendapat > > > giliran jaga. > > > > > > Pada waktu itu Gajah Mada menjadi kepala pasukan Bhayangkara. > > Kebetulan > > > sedang mendapat giliran jaga. Itulah sebabnya Gajah Mada mengiringkan > > > Sang Prabhu ketika pergi. Lamalah Sang Prabhu tinggal di Badander. > > > > > > Ada seorang pengalasan minta izin untuk pulang. Tidak diizinkan oleh > > > Gajah Mada, karena jumlah pengiring raja hanya sedikit. Karena memaksa > > > untuk pulang, lalu ditusuk dengan keris oleh Gajah Mada. Maksudnya > > > jangan ada orang yang memberitahu bahwa Sang Prabhu tinggal di rumah > > > kediaman kepala desa Badander. Gajah Mada khawatir jika hal itu > > > diketahui oleh Ra Kuti. Lima hari kemudian Gajah Mada mohon izin untuk > > > pergi ke Majapahit. > > > > > > Setibanya di Majapahit, para amancanegara bertanya dimana tempat > > > pengungsian Sang Prabhu. Jawabnya bahwa Sang Prabhu sudah mangkat > > > dibunuh oleh pasukan Ra Kuti. > > > > > > Yang diberitahu semuanya menangis. Berkatalah Gajah Mada, "Diamlah! > > > Tidakkah tuan-tuan semuanya menghendaki Ra Kuti sebagai raja?" Jawab > > > yang ditanya, "Apa katamu itu? Ia bukan raja kami!" > > > > > > Akhirnya Gajah Mada memberitahu bahwa Sang Prabhu tinggal di desa > > > Badander. Gajah Mada mohon bantuan kepada para mantri; semuanya > > sanggup > > > membunuh Ra Kuti. Ra Kuti mati dibunuh. Pulanglah Sang Prabhu dari > > > Badander. Tinggallah kepala desa Badander, nama Badander itu terkenal > > > sampai lama.' > > > > > > Setelah peristiwa Badander, nama Gajah Mada mulai dikenal di > > Majapahit. > > > > > > Menurut Pararaton, dua bulan setelah peristiwa Badander Gajah Mada > > > diangkat menjadi patih di Kahuripan. Tapi pernyataan ini masih > > > diragukan. > > > > > > Karena Nagarakretagama pupuh LXXI hanya mengatakan Gajah Mada mulai > > > menjabat patih di Daha pada tahun saka 1253 (= 1331 Masehi) dan > > > sebelumnya berada di Majapahit. Pernyataan ini didukung oleh prasasti > > > Blitar yang juga menyatakan Gajah Mada menjadi patih di Daha pada > > tahun > > > 1330/1. > > > > > > Setelah peristiwa Badander, Sri Jayanagara mulai menaruh perhatian > > pada > > > Gajah Mada. > > > > > > Dia mulai sering berada di istana bersama-sama mendampingi Sang > > Prabhu, > > > dengan jabatan pengageng di kesatuan Bhayangkara sebagai pengawal > > khusus > > > Raja, mungkin sekarang sama dengan ajudan. Oleh karena itu, segala > > yang > > > menyangkut kegiatan protokol raja, Gajah Mada lah yang mengatur. > > > > > > Itulah sebabnya pada tahun saka bhasmi-bhuta- nampani-ratu, 1250 (= > > 1328 > > > Masehi), ketika raja mengalami sakit serius, bisul atau pembengkakan, > > > Gajah Mada meminta seorang dharmaputera, mPu Tanca (tabib kerajaan) > > > mengoperasi raja. Operasi tidak berjalan mulus karena mPu Tanca > > > berulangkali tidak dapat mengiris bisul itu. > > > > > > Dengan rasa hormat mPu Tanca meminta raja melepaskan kesaktiannya agar > > > dapat melakukan operasi terhadap penyakitnya itu. Sri Jayanagara > > > kemudian melepaskan kesaktiannya, barulah operasi berjalan mulus. > > > > > > Tetapi celakanya, bukan saja bisul itu yang teriris, pisau bedah Mpu > > > Tanca bahkan mengakibatkan kematian Jayanagara. Pisau itu telah > > menikam > > > tubuh raja yang seketika tewas. (Beberapa versi mengatakan sikap Ra > > > Tanca itu didorong oleh rasa dendam terhadap raja yang telah > > melecehkan > > > istrinya.) > > > > > > Melihat itu, Gajah Mada yang berada di kamar raja tanpa sepengetahuan > > > Mpu Tanca sangat marah, dengan seketika Gajah Mada akhirnya juga > > > membunuh Mpu Tanca, yang langsung sekarat dan tewas. Kerajaan gempar. > > > > > > Kata Pararaton sebagai berikut: > > > > > > '........Kebetulan raja Jayanegara menderita bengkak dan tidak bisa > > > pecah. Tanca disuruh mengiris (membedah), dan masuk ke peraduan. > > Ditusuk > > > sekali-dua kali tidak mempan, raja dimohon melepaskan kesaktiannya > > > (aji-ajinya) . Raja melepaskannya di sampingnya, (bisul/kebengkakan) > > > diiris/dibedah oleh Tanca dan mempan, sekaligus ditusuk oleh Tanca, > > > wafatlah raja di peraduan. Tanca segera dibunuh oleh Gajah Mada, > > matilah > > > Tanca' (Pararaton 27) > > > > > > Sri Jayanagara mangkat tahun saka 1250 (=1328 Masehi). Dalam > > > Nagarakretagama ditunjuk dengan candrasangkala windu-sara-surya. > > > Dicandikan di Kapopongan. Candinya bernama Sanggapura. > > > > > > Salam Nusantara..! > > > > > > Renny Masmada > > > www.rennymasmada. com > > > <../../../.. /advokasiwarisan budaya/message/ www.rennymasmada .com> > > > http://rennymasmada .wordpress. com http://rennymasmada .wordpress. com/ <http://rennymasmada .wordpress. com/>