Fenomena Haji Muda 



Namanya Diana Latifah Rusdah. Usianya baru delapan tahun. Diana 
adalah murid kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda, Bekasi 
Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dia pergi ke Tanah Suci bersama 
sang ibu, Siti Aisyah, kakek dan dua anggota keluarganya yang lain. 
Sementara, ayahnya menunggu di rumah, tetapi sudah pernah berhaji 
pada tahun sebelumnya. 

Ketika ditanya bagaimana rasanya sudah berada di Makkah, Diana hanya 
menjawab singkat. "Senang," katanya sambil tersipu. Diana memang 
patut berbahagia lantaran di usianya itu, dia sudah berkesempatan 
mengunjungi Baitullah. Sesuatu yang agaknya masih sulit dialami oleh 
anak-anak lain seusianya. Ini akan menjadi pengalamannya yang paling 
indah dan akan terus dikenang. 

Ibundanya, Siti Aisyah mengatakan pergi berhaji merupakan panggilan 
Allah SWT, dan jika ada kesempatan maupun rezeki, harus menunaikan 
haji. "Alhamdulillah kami dapat berangkat bersama-sama, dan sekalian 
saya membawa Diana supaya perasaan saya tenang," kata dia. Menurutnya 
selama berada di Madinah, anak putrinya ini tidak pernah mengeluh. 
Baik ketika sedang beribadah atau pun saat berada di pemondokan. Pun 
sewaktu jalan-jalan di pasar, tidak banyak permintaannya untuk 
membeli ini dan itu. 

Justru yang terjadi, lanjut dia, Diana menjadi rajin bangun pagi, 
sesuatu yang sulit dia lakukan di rumahnya. "Susah membangunkan dia 
kalau di rumah, tapi di sini pernah dia yang bangun pagi duluan untuk 
shalat di masjid," ujarnya lagi. Demikian halnya dalam hal ibadah, 
Siti Aisyah menggambarkan anaknya ini malahan menjadi yang paling 
bersemangat. "Alhamdulillah, dia sehat-sehat saja dan tidak kurang 
suatu apa. Dibanding yang lain, lebih 'gagah' dia," kata sang ibu 
sambil tertawa. 

Dalam rombongan kloter 2 embarkasi Jakarta (Jabar) ini, masih ada 
haji belia lainnya, yaitu Imam yang masih duduk di kelas tiga SMP dan 
kakaknya, Intan, siswi kelas tiga SMA di Bekasi. Mereka berdua juga 
pergi haji ditemani kedua orangtuanya. "Ya sangat bahagia akhirnya 
sampai di Makkah. Saya ingin lihat Kabah dari dekat," begitu harapan 
Imam. 

Tak hanya Diana, Imam dan Intan, pada musim haji ini masih banyak 
anak-anak dan remaja yang berhaji. Umumnya mereka juga pergi bersama 
keluarganya. Misalnya saja Chacha, dari Kloter 29 embarkasi Solo. 
Usianya bahkan lebih muda dari Diana, yakni baru lima tahun. Baru 
sekolah taman kanak-kanak di Jepara. Chacha tercatat sebagai jamaah 
haji paling belia semenjak kedatangan jamaah Indonesia ke Tanah Suci. 

Chacha ditemani kakaknya, Neneng, yang usianya juga masih belia, 14 
tahun, namun sudah dua kali pergi haji. Ibunya dan sang ayah, Agus 
Yusuf, yang sudah berhaji sembilan kali. Saat ditanya, Neneng mengaku 
senang bisa naik haji untuk kedua kalinya. ''Saya harap haji kali ini 
bisa lancar dan sempurna,'' kata Neneng. Kehadiran para calon haji 
muda ini memang menjadi fenomena tersendiri, yang jika diperhatikan, 
hal tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun-tahun 
sebelumnya. Walau niatnya adalah semata untuk beribadah, akan tetapi 
adalah sesuatu yang penting bagi mereka semenjak dini diperkenalkan 
pada kemuliaan dan kebesaran Islam langsung ke sumbernya di Tanah 
Suci. 

Begitu juga yang ditekankan oleh Kepala Teknis Urusan Haji (TUH) 
Jeddah, Nur Samad Kamba, terkait fenomena haji muda ini. Dia 
berpendapat, tidak ada siapa pun yang dapat menghalangi niatan untuk 
beribadah ke Makkah, demikian pula bagi anak-anak dan para remaja 
tersebut. Meski demikian, sebenarnya ada ketentuan khusus yang 
mengatur mengenai usia seseorang untuk bisa berhaji. "Ketentuannya 17 
tahun ke atas. Dan sebenarnya ketentuan itu demi azas keadilan dengan 
memprioritaskan kepada yang lebih berhak dalam segi usia," kata dia. 
Tapi tetap saja, kalau niatnya ibadah siapa pun ingin pergi ke Tanah 
Suci. Kalau seperti itu, fenomena haji muda agaknya masih akan 
berlanjut di tahun-tahun mendatang. 

 (Yusuf Assidiq, Wartawan Republika ) 





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to