Puasa Sunnah (Tathawwu')

a. Enam Hari pada Bulan Syawal 
------------------------------

Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh jamaah ahli 
hadis kecuali Bukhari, Nasa'i dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa 
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan 
Ramadhan lalu mengiringinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka 
seakan-akan dia telah berpuasa selama satu tahun (sepanjang masa)." 
Puasa tersebut menurut Imam Ahmad dapat dilakukan berturut-turut 
atau tidak berturut-turut dan tidak ada kelebihan antara yang satu 
dengan yang lainnya. Sedangkan menurut golongan Hanafi dan golongan 
Syafi'i, lebih utama melakukannya secara berturut-turut, yaitu 
setelah hari raya. 

b. Puasa tanggal 9 Dzul Hijjah (Arafah) bagi selain orang yang 
melaksanakan Haji
--------------------------------------------------------------

Kesunnahan berpuasa pada tanggal tersebut didasarkan pada hadis-
hadis: 
1. Dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Puasa hari 
Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun 
yang telah berlalu dan satun tahun yang akan datang." (HR Jamaah 
kecuali Bukhari dan Tirmidzi). 
2. Dari Hafshah ra, dia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah 
ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa Asyura, puasa sepertiga 
bulan (yakni bulan Dzul Hijjah), puasa tiga hari dari tiap bulan, 
dan salat dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan Nasa'i). 
3. Dari Uqbah bin Amir ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hari 
Arafah, hari Kurban dan hari-hari Tasyriq adalah hari raya umat 
Islam dan hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum." HR 
Khamsah (lima imam hadis) kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sahih 
oleh Tirmidzi. 
4. Dari Ummu Fadhal, dia berkata, "Mereka merasa bimbang mengenai 
puasa Nabi saw di Arafah, lalu Nabi saw saya kirimi susu. Kemudian 
Nabi saw meminumnya, sedang ketika itu beliau berkhotbah di depan 
umat manusia di Arafah." (HR Bukhari dan Muslim). 

c. Puasa Bulan Muharrom dan Sangat Dianjurkan pada Tanggal 9 dan 10 
(Tasu'a dan 'Asyura) 
-------------------------------------------------------------------

Hal ini berdasarkan pada hadis-hadis: 
1. Dari Abu Hurairah ra dia berkata, "Rasulullah saw ditanya, 'Salat 
apa yang lebih utama setelah salat fardhu?' Nabi menjawab, 'Salat di 
tengah malam'. Mereka bertanya lagi, 'Puasa apa yang lebih utama 
setelah puasa Ramadhan?' Nabi menjawab, 'Puasa pada bulan Allah yang 
kamu namakan Muharrom'." (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud). 
2. Dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra, dia berkata, aku mendengar 
Rasulullah saw bersabda, "Hari ini adalah hari 'Asyura dan kamu 
tidak diwajibkan berpuasa padanya. Sekarang, saya berpuasa, maka 
siapa yang mau, silahkan puasa dan siapa yang tidak mau, maka 
silahkan berbuka." (HR Bukhari dan Muslim). 
3. Dari Aisyah ra, dia berkata, "Hari 'Asyura' adalah hari yang 
dipuasakan oleh orang-orang Quraisy di masa jahiliyah, Rasulullah 
juga biasa mempuasakannya. Dan tatkala datang di Madinah, beliau 
berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut 
berpuasa. Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan beliau 
bersabda, 'Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa dan 
siapa yang ingin meninggalkannya, hendaklah ia berbuka'." (Muttafaq 
alaihi). 
4. Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, "Nabi saw datang ke Madinah lalu 
beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura', maka 
Nabi bertanya, 'Ada apa ini?' Mereka menjawab, hari 'Asyura' itu 
hari baik, hari Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa saw dan Bani 
Israel dari musuh mereka sehingga Musa as berpuasa pada hari itu. 
Kemudian, Nabi saw bersabda, 'Saya lebih berhak terhadap Musa 
daripada kamu', lalu Nabi saw berpuasa pada hari itu dan 
menganjurkan orang agar berpuasa pada hari itu. " (Muttafaq alaihi). 
5. Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, dia berkata, "Hari 'Asyura' itu 
diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikan sebagai hari 
raya. Maka, Rasulullah saw bersabda,"Berpuasalah pada hari itu." 
(Muttafaq alaihi). 
6. Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, "Tatkala Rasulullah saw berpuasa 
pada hari 'Asyura' dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa pada 
hari itu, mereka berkata, "Ya Rasulullah, ia adalah hari yang 
diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani," maka Nabi saw 
bersabda, "Jika datang tahun depan, insya Allah kami berpuasa pada 
hari kesembilan (dari bulan Muharrom)." Ibnu Abbas ra berkata, "Maka 
belum lagi datang tahun depan, Rasulullah saw sudah wafat." (HR 
Muslim dan Abu Daud). 

Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura' itu ada tiga tingkat: 
tingkat pertama, berpuasa selama tiga hari yaitu hari kesembilan, 
kesepuluh dan kesebelas. Tingkat kedua, berpuasa pada hari 
kesembilan dan kesepuluh. Tingkat ketiga, berpuasa hanya pada hari 
kesepuluh saja. 

d. Berpuasa pada Sebagian Besar Bulan Sya'ban 
---------------------------------------------

Hal ini berdasarkan hadis: 
1. Dari Aisyah ra berkata, "Saya tidak melihat Rasulullah saw 
melakukan puasa dalam waktu sebulan penuh, kecuali pada bulan 
Ramadhan dan tidak satu bulan pun yang Nabi saw banyak melakukan 
puasa di dalamnya daripada bulan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim). 
2. Dari Usamah bin Zaid ra berkata, Aku berkata, "Ya Rasulullah 
saw , tidak satu bulan yang Anda banyak melakukan puasa daripada 
bulan Sya'ban !" Nabi menjawab: "Bulan itu sering dilupakan orang, 
karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedang pada bulan itulah 
amal-amal manusia diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan Rabbul 'Alamin. 
Maka, saya ingin amal saya dibawa naik selagi saya dalam berpuasa." 
(HR Nasa'i dan dinyatakan sahih oleh Ibnu Khuzaimah). 

e. Berpuasa pada Hari Senin dan Kamis 
-------------------------------------

Hal ini berdasarkan pada hadis Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw lebih 
sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, lalu orang-orang bertanya 
kepadanya mengenai sebab puasa tersebut, lalu Nabi saw 
menjawab, "Sesungguhnya amalan-amalan itu dipersembahkan pada setiap 
Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim, 
kecuali dua orang yang bermusuhan, maka Allah 
berfirman, "Tangguhkanlah kedua orang (yang bermusuhan ) itu!" (HR 
Ahmad dengan sanad yang sahih). 
Dalam sahih Muslim diriwayatkan bahwa Nabi saw ditanya orang 
mengenai berpuasa pada hari Senin, maka beliau bersabda, "Itu hari 
kelahiranku dan pada hari itu pula wahyu diturunkan kepadaku." (HR 
Muslim). 

f. Berpuasa Tiga Hari Setiap Bulan 
----------------------------------

Dari Abu Dzarr al-Ghiffari ra berkata, "Kami diperintah Rasulullah 
saw untuk melakukan puasa tiga hari dari setiap bulan, yaitu hari-
hari terang bulan, yakni tanggal 13, 14 dan 15, sembari Rasul saw 
bersabda, 'Puasa tersebut seperti puasa setahun (sepanjang masa)'." 
(HR Nasa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban). 

g. Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud) 
----------------------------------------------

Dari Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah saw telah bersabda, "Puasa 
yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan salat yang paling 
disukai Allah adalah salat Daud. Ia tidur seperdua (separoh) malam, 
bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya, dan ia berpuasa satu 
hari lalu berbuka satu hari." 

Referensi: 
1. Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq 
2. Tamamul Minnah, Muhammad Nashirudddin al-Albani 

Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

***






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke