Pak Arland, komentar awal anda adalah sebagai berikut: "Jadi Bid'ah lagi ya...? Ah.. dasar WAHABI... WAHABI....Yang penting beda...."
Saya melihat apa yang disampaikan oleh pak Budi Ari adalah sebagi suatu ilmu yang sebelumnya tidak saya ketahui. Tapi belum2 anda sudah mengaitkan apa yang disampaikan oleh beliau dengan WAHABI. Apakah orang wahabi tidak boleh menyampaikan ilmu di milis ini? Apakah kita tidak boleh menerima ilmu dari seorang WAHABI? Apa anda merasa sebagai orang yang paling tahu tentang WAHABI? Tapi anehnya kok, kalau saya membaca dari situs2 resmi ahlus sunnah baik lokal mapun luar negeri, semua menyatakan pujiannya kepada pendiri WAHABI. Artinya, ilmu yang disampaikan oleh beliau itu adalah baik. Hanya situs2 dari golongan tertentu saja yang saya lihat mendiskreditkan Syeikh Abdul Wahhab, seperti situsnya orang2 syi'ah dan sufi radikal. Apa anda merasa lebih tahu dan lebih pintar dari ulama2 ahlus sunnah tersebut? Apakah Kerajaan Saudi Arabia yang identik dengan Wahhabi itu berisi kumpulan ulama2 bodoh yang bisanya hanya meratakan kuburan2 tanpa alasan yang jelas? Pak Arland, kalau boleh saya mengingatkan, cara2 anda yang seperti ini yang selalu mengait-ngaitkan setiap pendapat yang berbeda di milis ini dengan WAHHABI (seperti juga yg saya lihat pada thread2 sebelumnya) tanpa anda sadari justru hanya akan memecah belah rasa persaudaraan kita sesama muslim. Walaupun kita tahu sebagian besar dari orang wahabi itu kaku dalam menyikapi perbedaan yang ada, tapi bukan berarti kebaikan dan kebenaran yang datang dari ulama2 WAHABI itu tidak boleh kita terima, bukan? Cara anda yang seperti ini malah menimbulkan kesan bahwa anda sendiri tidak jauh beda dengan kebanyakan orang WAHABI yang tidak bisa menerima perbedaan yang ada. Saya hanya berniat mencari setetes ilmu di milis ini, darimanapun datangnya, apabila mengandung kebenaran, pasti akan saya terima walaupun hal itu bertentangan dengan apa yang sudah saya yakini dan amalkan selama ini. Jika anda merasa tidak sependapat dengan apa yang disampaikan oleh anggota di milis ini, apakah tidak lebih baik jika hal itu disampaikan dengan cara2 yang baik disertai argument yang kuat tanpa harus menyinggung perasaanya? Kalau dalam artikel yang dikirim oleh pak Budi Ari sering menyebutkan kata bid'ah, saya pikir itu adalah berlaku untuk umum. Bukan ditujukan untuk golongan tertentu saja. Dan jika kita merasa hal yang kita lakukan itu bukan bid'ah, tunjukan dalil nash yang menjadi alasan kita melakukan hal itu, jadi apa yang selama ini kita lakukan bukanlah bid'ah. Terakhir, anda meng-analogikan bahwa khatib itu laksana Imam dalam shalat, yang berarti gerakan2nya itu harus diikuti. Kalau begitu ketika Khatib berdiri untuk berkhutbah, semua jama'ah seharusnya berdiri juga ya pak untuk mengikuti gerakan khatib? Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "arland_hmd098" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > Lho... piye toh mas?? > Dalil nash yang saya kemukakan juga ilmiah, itu hadits shahihin. Anda > bisa memeriksa teks hadits yang bersangkutan. > Kalau hadits dari annas yang disampaikan oleh sipembuat artikel, itu > dalam bab istisqo'. > > Saya tidak sedang menyudutkan faham tertentu, saya hanya mengatakan > bahwa faham wahabi (di Indonesia) sepertinya yang penting pendapatnya > beda....... apalagi yang dicari hanya perbedaan dalam hal furu'iyah, > sehingga akan membuat orang yang awam menjadi semakin bingung. > > Mengapa yang dicari bukan persamaannya ? > Mengapa yang dikritiknya bukan jama'ah jum'at yang berada di Masjidil > Harom atau Masjid Nabawi ? tapi malah jama'ah jum'at yang berada di > Indonesia ? > > Sebagai contoh ; Sejak dulu faham wahabi ingin merubah azan jum'at > dua kali seperti yang biasa dilakukan di Masjidil Harom maupun Masjid > Nabawi, supaya menjadi satu kali saja, tapi hingga hari ini tidak > bisa dan tak ada ulama haromain yang mengikuti pendapat itu. > Malahan di Masjid Nabawi itu azan shubuh-nya 2 kali. > > Mereka juga pernah mau merubah kebiasaan sholat taraweh dari 20 > rakaat menjadi 8 rakaat saja, juga hingga hari ini tidak bisa, > malahan sekarang banyak ulama haromain yang melakukan taraweh > sholatul lail menjadi 33 rakaat di kedua masjid itu. > Dan banyak hal-hal furu' lainnya > > Hal tersebut bukan berarti ulama-ulama haromain tidak mau > menghidupkan sunnah seperti yang anda katakan, tapi yang jelas mereka > ulama-ulama haromain lebih memahami dan memiliki dalil nash yang kuat > ketimbang yang dimiliki oleh si pembuat artikel. > > Tapi apa yang ditulis di situs-situs wahabi berbahasa indonesia? > mereka mengatakan sholat taraweh 20 rakaat itu tak ada tuntunannya, > tak ada dalilnya. Azan 2 kali ketika sholat jum'at itu bid'ah. > Mengamini khotib jum'at juga dalilnya lemah....dsb dsb > > Hal itu berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di kedua masjid > kebanggaan Rosululloh SAW itu, ternyata hingga hari tetap melakukan > taraweh 20 rakaat, Azan jum'at 2 kali, do'a ketika khotib jum'at > mengatakan "Allohummaghfir lil muslimina-wal-muslimat walmu'minina > wal mu'minat al-ahya'i minhum wal amwaat...." tetap saja diamini oleh > semua jama'ah sholat jum'at baik di Al-Harom maupun di Nabawi. > Ini fakta...!!!, anda bisa saksikan sendiri kalau anda nanti > kebetulan sholat jum'at disana. > Sekali lagi, ini bukan berarti ulama-ulama haromain tidak mau > menegakkan sunnah seperti yang anda katakan, namun mereka juga > memiliki dalil nash yang kuat untuk melakukan hal itu. > > Kalau furu' macam gini selalu diutak-atik, Apakah hal ini tidak > membuat orang awam menjadi semakin bingung?? > > Jadi, kalau anda termasuk berfaham wahabi juga, tolong anda kritik > juga ustad-ustad anda supaya janganlah yang dicari hanya perbedaannya > saja, tapi carilah persamaan2-nya, supaya ummat islam di Indonesia > menjadi kuat karena masing-masing menghargai pemahaman serta dalil > yang dimiliki masing-masing. > Kalau kasusnya begini terus, sampai kapanpun Islam akan sulit meraih > kejayaannya kembali, sulit menegakkan khilafah dan imamah. > karena yang dicari-cari hanyalah perbedaan2 furu'iyyah bukan > memelihara persamaan-persamaan yang sudah ada. > > Mudah2an Allah melindungi kita dari segala macam upaya memecah- belah > (devide et impera) hanya tersebab persoalan furu'iyyah dalam > beragama, dan segera memberikan hidayah serta kesadaran bagi mereka > aktor-aktor intelektualnya yang selama ini bertombak menegakkan > sunnah, tapi akibatnya malahan memecah belah dan mengkotak2kan ummat > islam. > > Amien Allohumma Ya Robbal 'alamien... > > Mohon maaf bila ada kata2 yang kurang berkenan. :) > > wassalam, > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" > <wandysulastra@> wrote: > > > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > > > Maaf, saya hanya berniat berprasangka baik mengenai postingan pak > > Budi Ari. Dan apa yang diposting oleh beliau, adalah hal yang > > memiliki dasar ilmiah, karena ada dalil-dalil nash yang menjadi > > landasannya. Kemudian juga saya melihat dari referensi artikel yang > > diposting oleh bapak Budi Ari, bahwa artikel2 tersebut berasal > bukan > > dari orang "sembarangan", mereka adalah orang2 yang memang menekuni > > bidang ilmu tersebut, dan jika saya tidak salah mereka juga adalah > > ustadz2 yang menuntut ilmu di negeri Masjidil Harom dan Masjid > > Nabawi berada, jadi apa yang ditulis oleh mereka adalah bukan > > pendapat asal2an tanpa mengikuti petunjuk ulama2 dari negeri > > tersebut. Namun hal tersebut bukanlah jaminan bahwa apa yang > > dikatakan oleh mereka itu 100% benar, karena mereka semua adalah > > hanya manusia2 biasa yang bisa saja salah dan bisa saja benar. > Namun > > jika yang menjadi argument dari mereka adalah berasal dari nash2 > > yang shahih, apa tidak lebih baik jika kita pikirkan dan diskusikan > > dengan cara yang baik, bukan lantas dengan serta merta menyudutkan > > dan mengaitkan faham tertentu dengan pendapat ini? > > > > Saya rasa milis ini adalah forum diskusi, bukan forum doktrinisasi > > atau forum untuk saling menyudutkan atau menghina satu sama lain. > > Jadi mari kita berdiskusi dengan cara2 yang baik dan silahkan > > berikan argument yang kuat dari nash. > > > > Mudah2an Allah melindungi kita dari segala keburukan amal perbuatan > > yang disebabkan oleh kebodohan dan kecongkakkan kita. > > > > Wassalam > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "arland_hmd098" > > <arland_hmd098@> wrote: > > > > > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > > > > > Khutbah jum'at itu bagian yang tak terpisahkan dari ritual sholat > > > jum'at itu sendiri. > > > Tidak syah sholat jum'at bilamana tidak diawali dengan 2 khutbah. > > > Seorang khotib laksana seorang imam di dalam sholat. > > > Hadits dari Abu Hurairah Ra. dalam kitab sahih bukhori, muslim, > > > tirmizi, nasa'i, abu daud, ahmad ibnu hambal, addarimi, dan > malik, > > > Rosululloh sallollohu alaihi wasallam bersabda : > > > Qola iza ammanal imamu. fa-amminu fain-nahu man wafaqo ta'minuhu > > > ta'minal malaikati ghufiro lahu maa taqoddama min-zambih. > > > > > > Lalu... Apakah anda mengira semua orang-orang alim di Makkah dan > > > Madinah mereka tidak menghidupkan Sunnah Rosul??? > > > > > > Yang bener aja ente.... :)) > > > > > > wassalam, > > > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" > > > <wandysulastra@> wrote: > > > > > > > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > > > > > > > Apa yang disampaikan oleh Bapak Budi Ari adalah dalam rangka > > untuk > > > > menghidupkan kembali sunnah-sunnah RAsul yang mungkin sudah > kita > > > > abaikan atau lupakan, yang tentunya hal itu dilakukan sebagai > > wujud > > > > kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Ada sebuah hadits yang > > > > berbunyi seperti sbb: > > > > > > > > "Sesungguhnya Islam pada permulaannya asing, dan akan kembali > > > > menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan > > besarlah > > > > bagi orang-orang yang asing." (HR. Muslim) > > > > > > > > Di dalam kitab Minhaj al-Firqah an-Najjiyah, DR. Muhammad bin > > Jamil > > > > Zainu mengatakan bahwa yang dimaksud orang-orang yang asing > > > tersebut > > > > adalah mereka yang menghidupkan sunnah rasulullah dalam ibadah, > > > > perilaku, dan dalam segenap kehidupannya. Mereka akan dianggap > > > asing > > > > oleh sebagian yang lain karena berusaha menghidupkan sunnah > yang > > > > sudah banyak ditinggalkan. > > > > > > > > Mudah2an kita dapat termasuk ke dalam golongan yang beruntung, > > yang > > > > selalu berusaha untuk menegakkan sunnah Nabi... > > > > > > > > Wassalamu 'alaikum > > > > > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "arland_hmd098" > > > > <arland_hmd098@> wrote: > > > > > > > > > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > > > > > > > > > Jadi Bid'ah lagi ya...? > > > > > Ah.. dasar WAHABI... WAHABI....Yang penting beda.... > > > > > > > > > > Hal-hal furu' macam begini aja dipermasalahkan. > > > > > Padahal kalo ikutan sholat Jum'at di Masjidil Harom maupun > > Masjid > > > > > Nabawi, ketika khotib berdoa, seluruh jama'ah semuanya > > mengamini > > > > dan > > > > > mengangkat kedua tangannya, bahkan ada yang khusyu' sampai > > > > > diangkatnya tangannya tinggi-tinggi. > > > > > > > > > > Kenapa yang dipermasalahkan hanya yang terjadi di Indonesia? > > > > > Mudah-mudahan mereka bukan hanya ingin memecah belah-belah > > ummat > > > > > islam di indonesia. > > > > > > > > > > wassalam, > > > > > > > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Budi Ari > > > > > <kuhanyaorangbiasa@> wrote: > > > > > > > > > > > > Apakah Khatib Jum'at Mengangkat Kedua Tangan Ketika > > Berdoa > > > > dalam > > > > > Khutbah Jum'at ? > > > > > > > > > > > > Dari Abu Hushain, dari `Umarah bin Ruaibah ra., ia > berkata, > > > > > > > > > > > > "(Bahwa) ia pernah melihat Bisyr bin Marwan di atas > mimbar > > > > > (berdoa) sambil mengangkat kedua tangannya, lalu ia berkata > > > > (menegur > > > > > Bisyr bin Marwan), `Semoga Allah memburukan kedua tangan ini, > > > > > sesungguhnya aku pernah melihat Rasulullah ShallallaHu alaiHi > > wa > > > > > sallam (berdoa) tidak lebih beliau berbuat seperti ini'". > > > > > Kemudian `Umarah bin Ruaibah ra. berisyarat dengan jari > > > > telunjuknya. > > > > > (HR. Muslim 3/13, Kitab Jumu'ah, Bab Takhfifush shalat wal > > > khutbah > > > > > dan lainnya) > > > > > > > > > > > > Dari hadits yang mulia ini dapat diambil pelajaran bahwa > > > salah > > > > > satu sunnah yang dilakukan oleh Khatib Jum'at adalah berdoa > > > dengan > > > > > menggunakan isyarat jari telunjuk bukan dengan mengangkat > > kedua > > > > > tangan seperti yang sering dilihat oleh sebagian besar kaum > > > > muslimin > > > > > di Indonesia ketika sedang mendengarkan khutbah Jum'at. > > > > > > > > > > > > Lalu bagaimana dengan makmum shalat Jum'at apakah > > mengangkat > > > > > tangan dan mengaminkan ? Jawabannya adalah tidak ada dalil > > yang > > > > kuat > > > > > mengenai masalah tersebut kecuali dalil yang dha'if berikut > > ini, > > > > > > > > > > > > Dari Zuhri, ia berkata, "Adalah Rasulullah ShallallaHu > > alaiHi > > > > wa > > > > > sallam apabila berkhotbah pada hari Jum'at, beliau berdoa dan > > > > > berisyarat dengan jarinya sedangkan para sahabat > > mengaminkannya" > > > > (HR. > > > > > Al Baihaqi dalam Kitab Sunanul Kubra 3/120) > > > > > > > > > > > > Hadits ini dha'if karena Zuhri, orang yang meriwayatkan > > > hadits > > > > > ini bukanlah seorang sahabat sehingga hadits ini terputus > > > > > (munqathi'), maka dari itu hadits ini tidak dapat dijadikan > > dalil > > > > > ataupun sandaran syar'i, kecuali ada sanad lain yang > > > menguatkannya. > > > > > > > > > > > > Dengan demikian jalan yang lebih hati - hati dan > mengikuti > > > > sunnah > > > > > yaitu sebaiknya makmum shalat jum'at tidak mengangkat kedua > > > tangan > > > > > ataupun mengaminkan doa ketika Khatib Jum'at sedang berdoa. > > > > Wallahu > > > > > a'lam. (Silahkan bagi pembaca yang memiliki dalil yang shahih > > > > untuk > > > > > mengkoreksinya, terima kasih) > > > > > > > > > > > > Tetapi dalam hal ini ada pengecualian yaitu ketika dalam > > > > khutbah > > > > > Jum'at, khatib Jum'at membaca doa istisqa' atau doa meminta > > hujan > > > > > maka disunnahkan bagi khatib untuk mengangkat kedua tangan > dan > > > > para > > > > > jamaah Jum'at ikut mengangkat kedua tangan serta mengaminkan > > doa > > > > > khatib tersebut sebagaimana hadits berikut, > > > > > > > > > > > > "Nabi ShallallaHu alaiHi wa sallam tidak mengangkat kedua > > > > > tangannya sedikit pun dari doa beliau kecuali pada doa > meminta > > > > hujan, > > > > > sampai terlihat warna putih kedua ketiaknya" (HR. Bukhari > no. > > > > 1031 > > > > > dan Muslim no. 895, dari Anas ra.) > > > > > > > > > > > > Juga keterangan lain yang berkaitan dengan doa istisqa' > > dari > > > > Anas > > > > > ra., ia berkata, > > > > > > > > > > > > "Â…Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam mengangkat > > tangan > > > > untuk > > > > > berdoa dan jamaah pun mengangkat tangan mereka beserta Nabi, > > > > mereka > > > > > berdoa Â…" (HR. Bukhari no. 1029, Kitab Istisqa') > > > > > > > > > > > > Maraji' : > > > > > > > > > > > > Al Masaa-il Jilid 2, Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, > > > Darus > > > > > Sunnah, Jakarta, Cetakan Ketiga, 1426 H/2005 M. > > > > > > Al Masaa-il Jilid 4, Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, > > > Darul > > > > > Qalam, Jakarta, Cetakan Pertama, 1425 H/2004 M. > > > > > > Petunjuk Nabi SAW dalam Khutbah Jum'at, Dr. Anis bin > > Ahmad > > > > bin > > > > > Thahir, Pustaka Imam Syafi'I, Bogor, Cetakan Pertama, > Februari > > > > 2004 M. > > > > > > > > > > > > Semoga Bermanfaat > > > > > > > > > > > > > > > > > > MURNIKAN TAUHID, TEGAKAN SUNNAH > > > > > > > > > > > > Dari Abu Dzar ra., Rasulullah SAW bersabda, "Jibril > > berkata > > > > > kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia > > dalam > > > > > keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka > > > pasti > > > > > dia masuk surga'" (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada > > Kitab > > > > > Shahih Bukhari] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > > > > > > > > > > > > What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/