Bapak Munif yang terhormat, silakan anda teliti lagi semua tulisan 
saya. Saya tidak pernah menyampaikan informasi menurut apa yang saya 
sukai saja. Saya mengutip semua perkataan Ulama Ahlus Sunnah tanpa 
kecuali, baik itu yang saya dapati secara langsung lewat pengajian 
maupun melalui bacaan-bacaan. Selama Ulama tersebut mendasarkan 
fatwanya berdasarkan Alquran dan As-Sunnah menurut pemahaman para 
Salafus Shalih, maka ulama tersebut adalah ulama saya. 

Sebaliknya, anda saya lihat yang merasa enggan untuk mengikuti dan 
belajar dari FATWA ULAMA yang tertulis jelas dalam kitab-kitab 
mereka, kemudian lebih memilih dan membela pendapat kebanyakan orang 
yang tidak jelas asal-usulnya. Jadi sekali lagi saya katakan, bahwa 
dalam setiap diskusi sesungguhnya SAYA HANYA MENGUTIP pernyataan-
pernyataan ULAMA yang jelas sumber dan dasar pengambilan fatwanya.  

Memang benar Allah telah mengkaruniakan kepada kita akal dan logika 
untuk mempermudah segala urusan kita di dunia. Tetapi akal bukanlah 
segala-galanya. Ada batasan-batasan tertentu dalam agama yang tidak 
boleh dilewati oleh akal, Nash haruslah selalu berada diatas akal. 
Mendahulukan akal dalam segala masalah adalah merupakan sumber semua 
kerusakan di alam semesta. Akal dijadikan hakim bagi semua perkara, 
jika datang syari'at yang tidak dipahami oleh akal, maka syari'at 
itu ditolak atau direkayasa agar sesuai dengan akal.

Seharusnyalah kita mencontoh Para shahabat ra sebagai generasi yang 
terbaik keimanannya sehingga mereka selalu bersikap mendengar dan 
taat kepada Rasulullah SAW. Menerima dan melaksanakan sabda 
Rasulullah apa adanya tanpa merekayasa dan menambah-nambahkan dari 
yang sudah beliau ajarkan. Berikut beberapa atsar para Shahabat r.a. 
tentang pengutamaan nash (dalil) diatas rasio yang saya ambil dari 
tulisan Syaikh Ali Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Atsary:

1. Dari Ali bin Abi Thalib r.a., dia berkata : 
"Andaikata agama itu cukup dengan ra'yu (akal), maka bagian bawah 
khuf (alas kaki) lebih utama untuk diusap daripada bagian atasnya. 
Aku benar-benar melihat Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam 
mengusap bagian atas khuf-nya." 
(HR. Abu Daud dengan sanad yang baik. Dalam Al-Talkhishul Habir, 
1/160 Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Atsqalani berkata hadits ini shahih, 
dan juga telah disepakati Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di 
dalam Shahihul Abu Daud, 1/33) 

2. Dari Umar bi Al-Khaththab r.a., dia berkata tatkala mencium Hajar 
Aswad: 
"Sesungguhnya aku tahu engkau hanya sekedar batu yang tidak bisa 
memberi madharat dan manfaat. Kalau tidak karena kulihat Rasulullah 
menciummu, tentu aku tidak akan menciummu."(HR. Bukhari dan Muslim) 

3. Dari Ibnu Umar r.a., dia berkata : 
"Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam 
bersabda, "Janganlah kalian mencegah istri-istrimu (untuk 
mendatangi) masjid-masjid jika mereka meminta izin kepada kalian." 
Salim bin Abdullah berkata, "Lalu Bilal bin Abdullah berkata, `Demi 
Allah, kami akan mencegah mereka'." 
Salim berkata, "Lalu Ibnu Umar menghampiri Abdullah dan mengolok-
oloknya dengan olok-olokan yang amat buruk, yang tidak pernah 
kudengar sebelumnya seperti itu. Dia berkata, "Aku mengabarkan 
kepadamu dari Rasulullah, lalu engkau berkata,'Demi Allah, aku benar-
benar akan mencegahnya ?'."(HR. Muslim) 

4. Dari Imran bin Hushain r.a., dia berkata : 
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam 
bersabda, "Malu itu adalah kebaikan seluruhnya." 
Lalu Busyair bin Ka'ab berkata, "Sesungguhnya di dalam sabda beliau 
ini terdapat kelemahan." 
Lalu Imran berkata, "Aku memberitahukan dari Rasulullah, lalu engkau 
datang untuk menentang ? Aku tidak akan memberitahukan satu hadits 
pun yang kuketahui."(HR. Bukhari dan Muslim) 

5. Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa dia berkata kepada Ibnu Abbas 
r.a.: 
"Engkau telah menyesatkan manusia.""Apa itu wahai Urayyah ?", tanya 
Ibnu Abbas.Urwah menjawab, "Engkau memerintahkan umrah pada sepuluh 
hari itu, padahal hari-hari itu tidak ada umrah."Ibnu Abbas 
bertanya, "Apakah engkau tidak bertanya mengenai masalah ini kepada 
ibumu ?"Urwah menjawab, "Sesungguhnya Abu Bakar dan Umar tidak 
pernah melakukan hal itu."Ibnu Abbas berkata, "Inilah yang membuat 
kalian rusak. Demi Allah, aku tidak melihat melainkan hal ini akan 
membuat kalian tersiksa. Sesungguhnya aku beritahukan kepada kalian 
dari Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam, namun kalian menjawab 
dengan diri Abu Bakar dan Umar."(HR Imam Ahmad dan Al-Khathib serta 
lainnya dengan sanad yang shahih) 

Ibnul Qayyim berkata, "Semoga Allah merahmati Ibnu Abbas. Bagaimana 
andaikata dia tahu sekian banyak orang yang menentang firman Allah 
dan sabda Rasul-Nya dengan menggunakan perkataan Aristoteles, Plato, 
Ibnu Sina, Al-Faraby, Jahm bin Shafwan, Bisyr Al-Maraisy, Abul 
Huzail Al-Allaf, dan orang-orang yang sealiran dengan mereka ?" 

Dapat kami katakan (Syaikh Ali Hasan), "Semoga Allah merahmati Ibnul 
Qayyim. Bagaimana jika dia tahu ada orang-orang rasionalis abad ke 
dua puluh, yang menentang Sunnah hanya dengan menggunakan rasionya 
yang serba terbatas, dengan gambaran-gambaran yang rusak dan dengan 
pendapat yang hina ?" 

WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Terimakasih...... selanjutnya silahkan tulisan anda direnungkan 
juga untuk diri anda sendiri, ditelaah satu-persatu, setiap 
paragraph yang anda kirimkan .......  tetapi saya agak ragu juga 
dengan hasil perenungan terhadap tulisan anda sendiri, masalahnya 
anda kan kurang suka menggunakan akal dan logika yang telah 
dikaruniakan Allah SWT kepada anda. 
>    
>   Anda lebih suka menyampaikan informasi dari sumber yang sudah 
anda sukai, sementara bila ada saudara anda bersodaqoh informasi 
pembanding seringkali anda mengabaikannya. Bukankah sebagian saudara 
kita sudah memberikan informasi HR maupun ayat Qur'an mengenai 
bolehnya perihal yang kita bicarakan kemarin....?
>   Ibarat gula ditangan sendiri dikatakan madu, sementara madu 
ditangan orang lain anda katakan racun. Mudaha-mudahan tidak begitu 
ya kang....... mohon maaf bila ada kata atau kalimat yang kurang 
berkenan di hati anda.
>    
>   Salam,
>   ___________
>   Achmad Munif
>  






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke