"Pena (beban taklif) itu diangkat dari tiga golongan, yaitu dari
orang yang gila sampai akalnya sehat, dari orang tidur sampai ia bangun, dan
dari anak kecil sampai ia baligh." (HR Ahmad, Abu Daud, dan
Tirmidzi).
Tahap pertama
Usia 6-8 tahun adalah
perkenalan. Pada tahap
ini anak-anak dikenalkan dengan `puasa'. Orang tua dapat memperkenalkan puasa
dengan mengajak anaknya makan ketika berbuka atau sahur. Mengajak dalam
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan puasa.
Kegiatan bisa
berkisar pada latihan praktik salat
Tahap kedua Usia
9-12 tahun adalah latihan. Latihan ini untuk membiasakan anak-anak
untuk puasa. Latihan puasa pada anak dilakukan hanya beberapa jam sesuai
kemampuan si anak dan terus meningkat tiap hari. Disamping latihan "fisik",
juga diajari teori, hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa sehingga pemahaman
terhadap puasa juga terpenuhi.
Oleh karena tahapan perkembangannya sudah meningkat, anak
usia ini boleh mengikuti berbagai kegiatan keagamaan yang lebih luas dan
mendalam. Pesantren kilat yang mengharuskan anak menginap sudah bisa dijalani
mengingat kemandiriannya sudah bisa diandalkan. "Namun sebaiknya kegiatan
ini jangan terlalu lama, dua sampai tiga hari sudah cukup,". Kegiatan lain
yang disarankan adalah praktik salat
Tahap ketiga adalah berpuasa secara penuh. Hal ini
tentunya dilakukan jika si anak sudah memenuhi syarat sahnya puasa
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam mengikuti kegiatan di bulan Ramadhan
Orang tua dan para pihak penyelenggara memperhatikan beberapa
hal agar apa yang dilakukan tidak sia-sia, yakni:
- Kegiatan
harus sesuai dengan ajaran Islam dan jangan sampai meninggalkan kewajiban
pokok. Umpamanya, saking keasyikan berbuka puasa bersama, salat Magrib
malah ditinggalkan. Padahal salat adalah kewajiban umat Islam. Itikad
menjalani suatu aktivitas keagamaan sebaiknya juga karena Allah semata.
Kalau anak ngotot
ingin ikut kegiatan keagamaan yang ditayangkan di teve karena ingin
populer tentu ini sudah melenceng dari tujuan awal karena mengandung sifat
ria.
- Perhatikan
kondisi anak agar pesan dari kegiatan itu mudah sampai. Contohnya, dengan
kondisi perut anak yang sedang kosong karena berpuasa, sebaiknya kegiatan
diberikan dengan cara menyenangkan.
- Rancanglah
kegiatan sedemikian rupa agar anak menangkap esensinya. Jangan sampai efek
dari kegiatan ini hanya berlangsung di bulan Ramadan, selepas itu
dilupakan begitu saja.
- Hindari
peraturan yang kurang bijak. Banyak sekolah menerapkan sistem buku kontrol
yang berisi tanda tangan penceramah untuk memantau kegiatan anak selama
bulan Ramadan. Harapannya, anak menjadi rajin mengikuti salat Tarawih dan
mendengarkan ceramah. Hal ini positif selama tidak mengundang perilaku
tipu muslihat. Kalau demikian yang terjadi, perlu dilakukan tindakan
antisipatif dengan mencari metode pengajaran baru.
- Sesuaikan
kegiatan yang dipilih dengan usia anak.
Wassalam
Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.
Single family home | Family home finance | Family home |
Family home mortgage | Family home business |
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___