Assalamu'alaikum wr wb,

Berikut ini ada artikel yang mudah-mudahan menarik untuk dibaca,

Artikel dengan judul : Tadabbur 06 : Agar Waktu Tak Menguap Percuma, 
silahkan klik aja http://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=lihatramadhan&id=97.


Senin, 25 September 06 - oleh : Redaksi

PKS-Kab.Bekasi OnLine : 

\" Time is Money \" (Waktu adalah uang) 

\" Al-waqtu kas-saif illam-taqtho\'hu qatha\'aka \" (Waktu ibarat pedang, jika 
kamu tidak memotongnya, niscaya pedang itu yang akan memotongmu). 

\" Al-Waqtu huwal-hayaah \" (waktu itu adalah kehidupan itu sendiri). Karenanya 
ada ungkapan lain senada: \" al-waqtu \'amaar au damaar \" (waktu adalah 
keceriaan atau kebinasaan). 

Betapa banyak ungkapan-ungkapan senada yang mengindikasikan keberhargaan dan 
ketinggian nilai waktu bagi kehidupan. 

Penting dan berharganya waktu ditunjukkan Allah swt., sehingga Ia bersumpah 
dengan masa (baca: waktu) dalam firman-Nya, \"Demi masa, sesungguhnya manusia 
itu benar berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan 
mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran\" 
(Al-\'Ashr: 1-3). 

Demikian juga dalam ayat-ayat yang lain, Allah swt. bersumpah dengan beragam 
waktu dalam sehari semalam, \"Wallaili idzaa yaghsya\" (demi waktu malam saat 
kelam), \"wadh-dhuhaa\" (demi waktu dhuha), \"wal-fajri\" (demi waktu fajar) 
dan seterusnya. 

Secara kontekstual, ayat-ayat Allah swt. di atas mengisyaratkan dengan jelas 
tentang kemuliaan dan ketinggian nilai waktu. Sebagaimana ia juga 
mengisyaratkan bahwa manusia sangat akrab dengan keburukan dan malapetaka, 
karena terlena dari kejapan masa. Juga memberikan pengertian bahwa tidak ada 
yang lebih mahal harganya daripada umur yang dikaruniakan pada manusia. 

Penting dan mahalnya harga waktu, juga dijelaskan dalam teks-teks hadits 
Rasulullah saw., sebagai sumber kedua setelah Al-Qur\'an, antara lain : 
\" Dua nikmat yang banyak orang rugi di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu 
luang \" (al-hadits). 

\" Kedua kaki seorang hamba tidak akan melangkah pada hari Kiamat sehingga ia 
ditanya tentang empat perkara, yaitu: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, 
tentang masa mudanya untuk apa ia lewatkan, tentang hartanya dari mana ia 
dapatkan dan kemana ia belanjakan, dan tentang ilmunya untuk apa ia gunakan \" 
(HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani). 

\" Pergunakan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum 
masa tua, kekayaanmu sebelum kemiskinan, kesehatanmu sebelum sakit, masa hidup 
sebelum engkau mati \" (Al-Hadits). 

Kesadaran akan penting dan berharganya waktu tersebut, juga dimiliki para 
salafuna shalih (pendahulu kita). Mereka mengungkapkan kesadaran itu dengan 
kata-kata indah, antara lain: 
\" Orang mukmin tidak bergerak melangkah kecuali untuk tiga perkara, yaitu: 
membekali diri untuk akhirat, atau mencari nafkah untuk hidup, atau sekedar 
menikmati hal-hal yang tidak diharamkan \". 

\" Saya (Umar bin Khathab ra.) benci melihat orang punya waktu luang tanpa 
diisi dengan aktivitas berdimensi ukhrawi, tak pula kegiatan duniawi \". 

\" Kewajiban lebih banyak dari pada waktu yang tersedia \". 

\" Peluang adalah emas, kesibukan adalah keberkahan, tidak dapat mengatur waktu 
adalah bencana \". 

\" Malam dan siang adalah modal kekayaan orang mukmin. Keuntungannya adalah 
sorga, sedangkan kerugiannya adalah neraka\". 

Sehingga, kita pun dapat meneladani mereka dengan ungkapan nurani: \"Tiada 
waktu tanpa tilawah dengan al-Qur\'an\", \"Tiada saat-saat, tanpa aktivitas 
yang diridhai-Nya\", “Tiada peluang kecuali bermanfaat\". Itulah ungkapan 
nurani yang bermuara pada firman Sang Pencipta nurani: \"Maka jika engkau 
berpeluang (waktu kosong) hendaknya diisi (dengan yang bermanfaat)\" 
(Al-Insyirah: 7). 

Waktu….. oh waktu……, demikian berharga engkau. Masa…. Oh masa, tiada berguna 
penyesalan atas masa lalu. 

Ramadhan merupakan salah satu masa dan waktu bagi kehidupan kita. Bahkan, Islam 
memandang Ramadhan adalah waktu dan peluang investasi kebajikan untuk kehidupan 
akhirat, saat Allah meminta pertanggungjawaban setiap waktu dan masa yang 
digunakan manusia. Tak terkecuali. 

Investasi yang ditawarkan bukan sekedar sesuatu yang mendatangkan keuntungan 
duniawi belaka. Keuntungannya pun tidak sekedar keuntungan, tetapi keuntungan 
yang berlipat ganda, untung dunia dan akhirat. 

Sebagai ilustrasi, jika ada seseorang kaya raya menawarkan kepada Anda modal 
besar untuk diinvestasikan dalam sebuah bisnis mulia. Bahkan orang kaya itu 
memberikan hibah pemberian kepada Anda dan bukan pinjaman modal. Apa sikap Anda 
dan bagaimana selayaknya Anda lakukan terhadap modal besar tersebut? 
Karena harta modal itu pemberian untuk anda, Anda bebas bersikap dan 
memperlakukannya. Tetapi pantaskah Anda berfoya-foya dengan harta itu? Layakkah 
Anda mensia-siakan hartanya? Bijakkah Anda ketika Anda hanya berucap 
\"syukron\" (terima kasih), tanpa ada upaya bagaimana agar Anda bisa hidup 
wajar dan penuh keceriaan? 

Selaku orang bijak dan pandai berterima kasih, tentunya Anda harus memanfaatkan 
pemberian orang kaya itu dengan sebaik-baiknya, yang manfaatnya tidak hanya 
untuk Anda, kemungkinan besar untuk orang banyak, juga bermanfaat untuk 
kehidupan yang berdimensi ukhrawi. Selaku orang beriman dan beragama, tentunya 
Anda harus membuat sebuah planning yang tepat guna, sehingga pemberian orang 
yang banyak itu dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 

Demikian juga halnya di dalam bulan Ramadhan, Allah swt. dengan syariat-Nya 
memberikan banyak hadiah berlipat ganda, selama Anda menjalankan 
syariat-syariat-Nya di bulan suci ini. Hadiah itu bermuara kepada \'bonus\' 
Allah berupa kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat, karena tercapainya 
diri yang fitrah, bersih dari segala noda, salah, dan dosa. 

Karenanya, sangat pantas dan wajar jika kita mampu memanfaatkan pemberian Allah 
swt. selama bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sehingga, waktu-waktu kita 
pun selama itu tidak terbuang percuma dan lewat tanpa buah manis bagi kehidupan 
kita. 

Caranya….? Buatlah perencanaan yang matang jauh sebelum Anda memasuki bulan 
suci Ramadhan kali ini. Ada baiknya, jika Anda juga melakukan evaluasi terlebih 
dahulu terhadap waktu-waktu Anda pada bulan Ramadhan tahun lalu. Setelah itu, 
baru Anda buat planning Ramadhan tahun ini. 

Dalam planning, tentunya diperhatikan hal-hal yang terkait dengan planning, 
seperti tujuan, aspek-aspek aktifitas yang mengacu pada dimensi tujuan yang 
ditentukan. Kemudian dibuat sistematika pelaksanaan dan evaluasi berkala, lalu 
buatlah program yang dapat menunjang capaian tujuan yang ditentukan. 

Tujuan : Tujuan akhir dari aktivitas Ramadhan adalah meningkatnya kepribadian 
muslim. Acuan kepribadian muslim tersebut adalah mukmin multazim (komitmen) 
dengan Islam baik dalam aspek akidah, ibadah, dan muamalah (baca: orang 
muttaqin). 

Hal-hal yang termasuk dalam aspek akidah seperti: keyakinan wajibnya shaum, 
keikhlasan niat dan motivasi, bergembira dan berdo\'a, kesiapan meraih tujuan 
shaum. Pada aspek ibadah, tujuan antaranya seperti: memahami hukum-hukum 
ibadah, memahami etika shaum dan amalan utama serta hikmah shaum. Sedangkan 
aspek muamalah diarahkan kepada aktivitas bernuansa moralitas bergaul, seperti: 
silaturahim, saling memaafkan, berlapang dada, kebersamaan dan lainnya. 

Dari tujuan akhir dan tujuan antara serta bentuk-bentuk aktivitas tersebut, 
kita dapat menentukan berbagai kegiatan dengan beragam aspeknya (ruhiah, 
fikriah dan jasadiah). Kegiatan-kegiatan dalam aspek ruhiah, contohnya: ibadah 
wajib, nawafil (ibadah sunnah), i\'tikaf, tarawih atau qiyamullail, tilawah 
Al-Qur\'an 1 juz perhari dan lainnya. 

Dari aspek fikriah, seperti: mengikuti kegiatan kuliah shubuh, menentukan 
bacaan Islam tertentu, mendatangi ustadz atau orang-orang yang dipercayai 
kompeten dalam berkonsultasi dalam bidang-bidang tertentu. Juga menghadiri 
acara-acara ilmiah, serta jangan lupa hindari debat dengan orang lain. 

Sedangkan aspek jasadiah, kita dapat membuat program-program yang terukur, 
seperti: tidak isrof (berlebihan) dan segala hal, makan sahur yang cukup, 
makanan halal dan bergizi, senam ringan 15 menit sehari dan aktifitas positif 
lainnya. 

Keberhasilan Anda dalam planning merupakan sebagian dari keberhasilan Anda 
dalam mencapai cita-cita dan tujuan mulia. Awali usaha Anda dengan tekad, 
kemauan kuat. Kemudian, bersihkan hati, ikhlaskan niat. Mulai pembuatan rencana 
dengan ungkapan verbal sikap ketundukan kepada Allah swt., 
\"Bismillahir-Rahmanir-Rahim\". 

Secara umum ada 6 tahap mengelola waktu secara efektif dan efesien :



Selalu kembali pada misi hidup : mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan 
menolak mengerjakan hal-hal yang tidak penting, tidak terkait dengan tujuan 
hidup. 

Perhatikan peran kita : harus ada keseimbangan dalam mengerjakan peran sebagai 
individu, ibu (istri), ayah (suami), pendidik, pekerja. 

Tetapkan tujuan apa yang ingin kita capai tiap pekan : membantu agar kita tetap 
fokus untuk mengerjakan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan hidup. 

Perencanaan pekanan : membantu kita untuk membuat prioritas, sekaligus 
melakukan hal lain (sediakan waktu untuk persiapan dan perencanaan. Perbaharui 
jadwal harian dan pekanan). 

Lakukan dengan integritas : jika sesuatu terjadi di luar rencana kita, mana 
yang harus didahulukan? Berpikir sejenak sebelum memberikan reaksi, selalu 
kembali pada tujuan hidup. 

Evaluasi terus belajar untuk mengatur waktu

Jangan lupa senantiasa budayakan bermusyawarah dalam perencanaan. Benar…, Anda 
punya kebebasan untuk mewujudkan kepentingan Anda, tetapi sangat benar orang 
lain mempunyai kebebasan untuk meraih cita-cita hidup demi kepentingan dirinya. 
Karenanya, musyawarah dengan orang di sekitar Anda merupakan jalan terbaik 
untuk mewujudkan cita dan impian Anda. Selamat bekerja. 

Sumber : 30 Tadabur Ramadhan - Menjadi Hamba Rabbani - IKADI

artikel tadabbur yang lain silahkan akses disini 
http://www.pks-kab-bekasi.org/?pilih=arsipramadhan&topikramadhan=10

Situs Komunitas Kader & Simpatisan PK Sejahtera Kabupaten Bekasi
-------------------------------------------------------------------
http://www.pks-kab-bekasi.org/  |  Melayani & Memimpin Kabupaten Bekasi


Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke