Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harus 
tidak mengerti apa2?

Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun 
hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya 
sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika saya 
tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, saya 
baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini. 
Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabung 
dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya 
terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara 
kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu 
masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan 
logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih 
yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 
terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya 
dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar 
lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang 
guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Dan 
dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan 
bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada harus beristikhoroh, 
karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukan 
dengan istikhoroh.

Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah 
saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku 
yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun 
oleh Para Muhadditsin. Jadi Insya Allah saya tidak memegang 
faham "gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu 
ditangan orang lain dianggap racun", tetapi semua penilaian itu 
berdasarkan keterangan-keterangan yang ada di buku-buku tersebut. 
Seperti kata Imam Syafi'i "Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah 
madzhabku", jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih 
(menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya 
pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :)

PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang 
yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Terima kasih y4tie ...... alhamdulillah sudah saya baca dan sampai 
postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah 
disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut 
ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras 
mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para 
mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. 
Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang 
ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari 
saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap 
tidak benar... ini kan namanya "gula di tangan sendiri dikatakan 
madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun"... mudah-
mudahan nggak begitu yach.
>    
>   Yang agak mengherankan saya adalah..... anda sendiri di 
postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan 
bingung dalam mencari guru...... lha kok saat ini sudah berani 
menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang 
disampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda 
sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas 
Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih 
minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata 
hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR 
tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?!
>    
>   Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan 
perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK
>   y4tie nulis :
>   > Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu 
mungkin 
> > disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)
> Itu dia.... anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda 
pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana 
dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu 
adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita 
hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar 
dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan 
oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan 
lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG 
DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...?
> 
>   WaLLahu a'lam bisshowab...
>   kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab
--CUT--








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke