nah..itu tuh.. emang kenapa kalau dibikin perayaan?, emang ngga boleh tasyakuran?, ini hal baik aja kok, dibenarkan oleh para imam dan muhadditsin, hanya wahabi aja yg tumben menolaknya.. Pendapat Para Imam dan Muhaddits : Berkata Imam Al Hafidh Al Muhaddits Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah : Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : hari ini hari ditenggelamkannya Firaun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : kita lebih berhak atas Musa as dari kalian, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alquran, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran 164) Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah : Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lilaalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan, bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii amalilmaulid. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) : Merupakan Bidah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, menggunakan perhiasan2 indah dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw. lalu kaum sempalan yg yg baru muncul kemaren dulu ini mengingkarinya.. padahal mereka juga berpartai (wahabi pks), padahal nabi saw tak pernah mengajari partai, tidak pula sahabat pernah berkampanye, itu hanya adat istiadat kaum kafir, namun wahabi pks memakainya, untuk mereka adat istiadat dan hukum kafir boleh aja dipakai, asal jangan maulid, tahlil, yg sudah jelas jelas isinya adalah ibadah dan dzikir.
"al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: hmm..pertanyaan bagus.. Begini..mas..apa yang saya kemukakan bukanlah suatu penafian terhadap ijtihad. Kita harus menghargai ijtihad ulama..sebab ijtihad tetap dibutuhkan sebagai sumber hukum ketiga setelah al-Qur'an dan as-Sunnah. Namun ijtihad pun harus hati-hati dan bukan sembarang orang serta persyaratannya sangat berat apalagi sesuatu yang sudah jelas hukumnya. Contoh simple...bahwa di dalam Islam sudah ditetapkan dua hari raya yang diperingati setiap tahun, dan ini sepakat sejak para sahabat hingga tabiut tabiin dan imam madzhab yang empat akhir abad 3H. Namun kemudian muncullah perayaan maulid dengan dalil kebiasaan puasa seninnya Nabi SAW untuk mengingat hari kelahirannya. Maka sejak kurun tersebut perselisihan dikalangan ulama sangat banyak. Padahal Nabi sebenarnya mencontohkan sunahnya puasa hari senin bukan peringatan maulidnya dibesar-besarkan dan dirutinkan sehingga menjadi kebiasaan dan kewajiban. Padahal yang namanya kewajiban beribadah harus didahului dengan perintah sesuai dengan kaidah fiqh bahwa asal dari ibadah adalah terlarang sampai diperintahkan dengan dalil, jika sudah ada dalil maka laksanakan...dan berlakulah kaidah berikutnya..yaitu...al ashlu fil amr lil wujub (asal dari perintah adalah sebagai kewajiban)maka harus ada keduanya. Nah..mengenai peringatan di luar dua hari raya ini bahkan sebagian ulama membolehkannya, apakah ini sebagai dasar sebab ijtihad masih dibolehkan...? Belum lagi masalah kendurian kematian 7 hari 40 hari 1000hari, dan sebagian masyarakat kita mencap mereka yang menolak melakukan itu sebagai islam ekstrim..ini sering saya dengar..dikit- dikit...mengatakan aliran aneh/sesat...dan paling enak..wahhabi. Ironis gak kira-kira..? Maka ilmu itu sangat penting untuk di dahulukan. Imam Bukhari sampai-sampai membuat suatu bab yang berjudul Bab Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Sedangkan perkara yang anda sampaikan berkaitan dengan kemajuan teknologi untuk kelancaran ibadah dan dakwah dan kemaslahatan umat..ya silahkan dikembangkan..antum a'lamu biumuri dunyakum. demikian, salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > Islam itu memang sudah sempurna. > Rasulullah SAW tidak akan mungkin menyembunyikan ilmu dan risalah buat ummatnya. > Tapi perkembangan jaman dan teknologi ketika Rasululloh SAW masih hidup dengan masa sekarang berbeda. > Karena itu dibutuhkan Ijtihad, maka ijtihadpun diperbolehkan asalkan tidak melanggar hukum dasar yang inti. > > Kalau kita hanya berpatokan bahwa islam sudah sempurna, titik, tidak ada peluang untuk ijtihad, tidak perlu ada assesories ini dan itu..... > Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum asuransi ? > Bagaimana islam mau menjawab masalah hukum otopsi terhadap mayat? > Bagaimana islam mau menjawab masalah Keluarga Berencana dan alat- alat kontrasepsi? > Bagaimana Islam mau menjawab cangkok ginjal, cangkok mata, dsb dsb. > Bagaimana Islam mau menjawab masalah Narkoba? > Bagaimana Islam mau menjawab Sholatnya jamaah haji ketika diatas pesawat terbang? > Bagaimana islam mau menjawab pernikahan lewat sms yang diforward ke beberapa saksi? > > dan lain-lain dan lain-lain yang dijaman Rasulullah SAW masih hidup semua itu belum ada. > > Mohon penjelasannya yang realistis sesuai pemahaman anda bahwa : > ===========jika suatu perkara > agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para > sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun terkesan > baik dengan alasan apapun.=============== > > > wassalam, > Arland-Jkt. > > ----- Original Message ----- > From: al.fatih > To: keluarga-islam@yahoogroups.com > Sent: Thursday, December 21, 2006 2:05 PM > Subject: [keluarga-islam] Re: wahabi pembuktian aqli dan naqli, > > > Bos gak usah pake memvonis salah benar deh > Rasulullah tidak sedikitpun menyembunyikan risalahnya kepada > umatnya, semua sudah tersampaikan, sampai-sampai burung yang > membolak-balikan sayapnya saja beliau jelaskan. Artinya Islam itu > sudah sempurna, ditambah malah cacat dikurangi juga sama saja cacat > juga. Hidung kita satu lalu iseng dioperasi bikin dua, pantas gak? > orang akan bilang kita ini cacat. > > Berkata Abu Dzar: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam telah > pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidak seekor pun burung yang > terbang membalik-balikan kedua sayapnya di udara melainkan beliau > telah menerangkan ilmunya kepada kami. > > Beliau Shallallahu 'Alaihi wa sallam berkata: "Tidak tinggal > sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan yang menjauhkan kamu > dari neraka melainkan sesungguhnya telah dijelaskan kepada kamu". > Shahih Imam At-Thabrani di dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir [2/166 > no.1647] > > Kemudian dalam surat al-maidah ayat 3 telah dijelaskan tentang > kesempurnaan Islam. Diriwayatkan oleh Umar radhiyallahu'anhu bahwa > seorang yahudi berkata,"Sesungguhnya kalian (kaum muslimin) telah > membaca ayat tersebut dan seandainya ayat itu diturunkan kepada kami > niscaya akan kami jadikan hari turunnya ayat itu sebagai hari raya". > [Ahmad, al-Musnad] > > Imam Malik ketika menjelaskan ayat ke 3 surat al-Maidah tersebut > mengatakan,"Bahwa apa-apa yang tidak pernah menjadi bagian dari > syariat Islam pada saat ayat ini turun (waktu itu), maka tidak akan > pernah menjadi bagian dari syariat Islam pada hari ini juga". > Sehingga kita bisa mencermati bahwa syariat Islam itu sudah jelas, > malamnya bagaikan siangnya. Jadi sudah sewajarnya jika suatu perkara > agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para > sahabat, tabiin dan tabiut tabiin kita tinggalkan walaupun terkesan > baik dengan alasan apapun. Baik menurut kita namun belum tentu > menurut Allah. Sudah sangat banyak dalil-dalilnya yg menjelaskan ini. > > mengenai tabarruk apakah setelah Rasulullah wafat masih berlaku > kebiasaan itu dikalangan para sahabat? Misal air bekas wudhu Abu > Bakar diperebutkan oleh sahabat lain? > > untuk lebih jelasnya silahkan buka link berikut: > > http://www.eramuslim.com/ust/hds/4588b4fe.htm > > > Recent Activity > a.. 11New Members > Visit Your Group > SPONSORED LINKS > a.. Single family home > b.. Family home finance > c.. Family home > d.. Family home mortgage > e.. Family home business > Yahoo! Mail > Get on board > > You're invited to try > > the all-new Mail Beta. > > Y! Messenger > Instant smiles > > Share photos while > > you IM friends. > > Yahoo! Photos > Order at Yahoo! > > Pick up at Target > . > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com