Nambahin dikit ya kang...

Di antara sabahat yang utama yang sangat berittiba kepada Rasulullah 
adalah Umar dan Ustman radhiyallahu 'anhum. Merekalah salah satunya 
yang kata Rasul wajib dipengang sunnahnya selain dari pada sunah 
beliau sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnadnya.

Dari Ibnu Al Musayab, bahwasanya Ustman ra pergi untuk melaksanakan 
ibadah haji, ketika dia berada di tengah perjalanan, seseorang 
mengatakan kepada Ali radiyallahu `anhu, "Sesungguhnya dilarang 
mengerjakan umrah ke haji secara tamattu". Ali radhiyallahu `anhu 
kemudian berkata kepada sahabatnya jika ia berangkat maka 
berangkatlah kalian semua. Ali radhiyallahu `anhu dan sahabatnya 
lalu berniat dan bertalbiyah untuk umrah, namun Ustman 
radhiyallahu `anhu tidak berbicara kepadanya dalam hal itu. Ali 
radhiyallahu `anhu kemudian berkata kepada Ustman 
radhiyallahu `anhu,"Bukankah aku telah dikabarkan bahwa engkau telah 
melarang tamattu umrah?", Ustman radhiyallahu `anhu 
menjawab."Benar". Ali radhiyallahu `anhu berkata, "Jadi engkau belum 
mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam pernah 
bertamattu". Ustaman radhiyallahu `anhu menjawab,"Benar".


Dari Ya'la bin Umayah, ia berkata,"Aku thawaf bersama Umar 
radhiyallahu `anhu ketika sampai di sudut yang menyambung ke pintu 
Ka'bah dan Hajar Aswad, lalu aku menarik tangannya untuk memberi 
salam kepadanya. Namu ia (Umar) berkata,"Tidakkah engkau pernah 
melakukan thawaf bersama Rasulullah?", Aku menjawab,"Ya pernah". 
Umar radhiyallahu `anhu kemudian berkata,"Pernahkah engkau melihat 
beliau memberi salam kepadanya?". Aku menjawab,"Tidak". Umar 
radhiyallahu `anhu berkata,"Tinggalkan hal itu, karena sesungguhnya 
pada Rasulullah ada teladan yang baik untukmu."

Dari hadits di atas Umar dan Ustman radhiyallahu `anhum sama sekali 
tidak memerintahkan sesuatu yang Rasulullah pun tidak memerintahkan 
dan melakukannya. Jika mereka berdua tidak pernah mendengar atau 
melihat Rasulullah melakukan sesuatu maka cukuplah mereka diam dan 
meninggalkan apa yang akan menyelisihinya. Cukup bagi mereka 
Rasulullah sebagai contoh.

Wallahu'alam bis shawab




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tentu NILAI SAMA dalam amalan membaca alquran berbeda dengan apa 
> yang dimaksud dalam riwayat tersebut Om... Kebetulan bukunya saya 
> lupa simpan, jadi bunyi teks haditsnya belum bisa saya kutipkan. 
> Mungkin ada rekan lain yg bisa bantu? Disana diceritakan 
Rasulullah 
> mengajarkan suatu dzikiran yang lafaznya tidak sepanjang yang 
> diamalkan oleh sahabat, tapi ternyata menurut Rasulullah 
PENAMBAHAN 
> yang dilakukan sahabat tersebut tidak memiliki NILAI LEBIH. 
Artinya, 
> mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah adalah lebih baik dan 
lebih 
> utama, walaupun kelihatannya lebih simple.
>  
> Bagaimana dengan orang yang dengan sengaja melanggar sunnah? 
> Bukankah meninggalkan sunnah saja tidak apa2?
> 
> Sekali lagi mari kita renungkan riwayat2 yang menceritakan tentang 
> perilaku seseorang yang dengan SENGAJA menyalahi sunnah,
> 
> Sufyan bin Uyainah berkata, "Saya mendengar bahwa seseorang datang
> kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, "Wahai Abu
> Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram?" Ia 
> berkata,"Dari Dzulhulaifah, tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi 
wa 
> sallam ihram" Ia berkata, "Saya ingin ihram dari masjid dari 
samping 
> makam (nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam), "Ia berkata, "Jangan 
> kamu lakukan. Sebab saya mengkhawatirkan engkau tertimpa fitnah", 
Ia 
> berkata, "Fitnah apakah dalam hal ini? Karena aku hanya 
menambahkan 
> beberapa mil saja!" Ia berkata, "Fitnah manakah yang lebih besar 
> daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang 
> ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
Sesungguhnya 
> Allah berfirman, "Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi 
> perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang 
> pedih (QS 24:63).'"
> 
> Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat
> seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit
> fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, "Wahai
> Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan
> menyiksa saya karena shalat?" Ia menjawab : "Tidak, tetapi Allah 
akan
> menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah"
> 
> Sedangkan bagi mereka yang suka meninggalkan ibadah sunnah, 
walaupun 
> hukumnya tidak mendapat dosa, tapi hal itu merupakan kerugian yang 
> sangat besar. Karena mengerjakan ibadah Sunnah merupakan satu cara 
> agar kita menjadi dekat kepada Allah, sehingga Allah mencintai 
kita. 
> Tekun menjalankan dan mengamalkan sunnah adalah berarti Patuh dan 
> ta`at kepada Rasulullah. Allah berfirman, 
> 
> "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, 
> dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar 
> (perintah-perintahnya)" (QS 8:20) 
> 
> Berkata Abu Bakar as Shiddiq, "Tiada sesuatu pun yang pernah 
> dilakukan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kecuali aku 
> melakukannya dan tidak pernah aku meninggalkannya. Aku bimbang 
jika 
> aku meninggalkan sedikit saja yang beliau perintahkan, maka aku 
akan 
> menyimpang." 
> 
> Salam :)
> WnS
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" <banganut@> 
> wrote:
> >
> > wah bicara NILAI-nya SAMA, jadi ingat orang ngebaca al fatihah 
dan 
> > ikhlash NILAI-nya SAMA juga dengan membaca qur'an secara 
> keseluruhan.
> > Pertanyaannya benarkah NILAI-nya SAMA ? mari sama-sama jernih 
> jangan
> > terlalu terjebak dengan nilai pahala sehingga betapa banyak ayat 
> Allah
> > tiak terwakili hanya sebatas al-fatihah dan al-ikhlah
> > 
> > Kang Wandy,  melanggar dalam perkara sunat apakah berdosa, 
sampai 
> kena
> > azab ? bagaimana dengan pemahaman bahwa sunat itu jika dikerjakan
> > berpahala tapi kalau di tinggalkan tidak apa-apa ?
> > 
> > Oh, iya mas, kalau mesti baca 33x tentu tidak bid'ah kan kalau 
> pakai
> > biji tasbih yang banyak di jual. karena jumlah bijinya sudah 
pasti 
> benar
> > 33x.
> > 
> > wassalam
> > 
> > anut
> > 
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra"
> > <wandysulastra@> wrote:
> > >
> > > Dalam satu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah suatu 
> ketika
> > > setelah selesai sholat langsung pulang tanpa wirid terlebih 
> dahulu.
> > > Dalam satu riwayat pula pernah diceritakan bahwa seorang 
sahabat
> > > pernah membaca suatu bacaan yang teksnya jauh lebih panjang 
dari 
> apa
> > > yang diajarkan Rasulullah. Ketika itu Rasulullah meminta 
sahabat
> > > tersebut untuk membaca seperti apa yang diajarkannya saja, 
selain
> > > lebih pendek juga karena NILAI-nya SAMA saja.
> > >
> > > Apakah boleh kita melanggar atau meninggalkan keutamaan yang
> > > ditinggalkan Rasulullah?
> > >
> > > Mungkin perkataan Imam Malik ini baik untuk direnungkan:
> > >
> > > Ia berkata, "Fitnah manakah yang lebih besar
> > > daripada kamu melihat bahwa kamu mendahului keutamaan yang
> > > ditinggalkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam? 
> Sesungguhnya
> > > Allah berfirman, 'Maka hendaklah orang -orang yang menyalahi
> > > perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab 
yang
> > > pedih '"
> > >
> > > Salam :)
> > > WnS
> > >
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" banganut@
> > > wrote:
> > > >
> > > > ngewirid itu perkara ibadah sunat, ya ? apakah mu'akad atau 
> ghairu
> > > > mu'akad ? kalau dilanggar apakah haram ? kalau di baca 
kurang 
> dari
> > > 33x
> > > > atau lebih dari 33x  apakah batal hukumnya ?
> > > >
> > > > mohon pencerahan
> > > >
> > > > wassalam
> > > >
> > > > anut
> > > >
> > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "wandysulastra"
> > > > <wandysulastra@> wrote:
> > > > >
> > > > > Terimakasih Pak Budi....
> > > > >
> > > > > Inilah bukti bahwa ibadah adalah berdasarkan 
perintah/Dalil, 
> dan
> > > > > bukan berdasarkan larangan... Kenapa tidak dibaca 100, 
200, 
> atau
> > > > > 1000, kan tidak ada dalil yang melarangnya? Ya, karena 
> Rasulullah
> > > > > mengajarkan cuma 33, sudah cukup lakukan saja, dan jangan 
> tanya
> > > > > kenapa dan kenapa.. Hanya Allah dan RasulNya saja yang 
tahu 
> apa
> > > > > rahasia dibalik angka 33 itu... :)
> > > > >
> > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > > Sabda Rasulullah saw :
> > > > > >
> > > > > >   "barangsiapa yg membacas setiap  selesai shalat 
> subhanallah
> > > 33X,
> > > > > lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah  Akbar 33X maka dihapus 
> dosanya
> > > > > walau sebanyak buih di lautan" (Shahih  Bukhari)
> > > > > >
> > > > > > gotholoco gotholoco@
> > > > > wrote:                                                  
Kalau
> > > dieja
> > > > > atau dilafazkan, tulisan "33 kali" adalah "Tiga puluh tiga
> > > > > >   kali".
> > > > > >   Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah 
mengapa 
> saya
> > > > > kurang
> > > > > >   paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar 
Rahman, 
> dan
> > > > > >   mengulang-ngulang ayat yang berbunyi:
> > > > > >
> > > > > >   (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan 
> nikmat yang
> > > > > telah
> > > > > >   dikaruniakan kepada dirinya?).
> > > > > >
> > > > > >   Tarjamahan ayat itu adalah:
> > > > > >
> > > > > >   "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu 
dustakan?"
> > > > > Sebanyak 30
> > > > > >   kali.
> > > > > >
> > > > > >   Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah 
SWT
> > > > > anugerahkan
> > > > > >   kepada kita semua maka "baca" lah tashbih, ingat ayat-
> ayat
> > > yang
> > > > > Allah
> > > > > >   Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali.
> > > > > >
> > > > > >   Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah
> > > tashbih "tiga
> > > > > >   puluh tiga kali",
> > > > > >
> > > > > >   (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap,
> > > > > kelakuan "menguap").
> > > > > >
> > > > > >   Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya 
> Kang
> > > Ucup
> > > > > Al
> > > > > >   Bandungi.
> > > > > >   (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi "mencintai 
> tanah
> > > air
> > > > > >   adalah sebagian dari iman").
> > > > > >
> > > > > >   Salam
> > > > > >
> > > > > >   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto
> > > <pratikno.ananto@>
> > > > > wrote:
> > > > > >   >
> > > > > >   > *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?*
> > > > > >   >
> > > > > >   > An-Nisa : 103-104
> > > > > >   > Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, 
mau
> > > > > mengurangi atau
> > > > > >   > menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. 
> Masalahnya,
> > > bahwa
> > > > > >   bacaan itu
> > > > > >   > sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat 
> resep
> > > yang
> > > > > sudah
> > > > > >   jadi
> > > > > >   > dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? 
> Hanya
> > > Allah
> > > > > dan
> > > > > >   RasulNya
> > > > > >   > saja yang mengetahui.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan 
> tasbih
> > > > > (Subhanallah),
> > > > > >   > adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. 
> Tuhan
> > > yang
> > > > > Maha
> > > > > >   Sempurna
> > > > > >   > dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini 
> adalah
> > > > > refleksi tulus
> > > > > >   > dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan 
> tajam
> > > > > melihat maslah,
> > > > > >   > jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian 
Tuhan. 
> jernih
> > > > > melihat
> > > > > >   rahmat
> > > > > >   > Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak 
> terbatas
> > > > > dan tak
> > > > > >   > hitungan.
> > > > > >   >
> > > > > >   >
> > > > > >   >
> > > > > >   > Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat 
> betap
> > > Tuhan
> > > > > serba
> > > > > >   > memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa 
berucap
> > > terima
> > > > > kasih,
> > > > > >   bisa
> > > > > >   > memuji keMaha-MuliaanNya.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu 
> bersyukur.
> > > Hanya
> > > > > jiwa yang
> > > > > >   > bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi 
> berterima
> > > > > kasih itulah
> > > > > >   > diungkap dalam kata-kata "al-Hamdu lillah" (Segala 
puji
> > > hanya
> > > > > bagai
> > > > > >   Allah).
> > > > > >   >
> > > > > >   > Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan 
dirinya 
> di
> > > > > hadapan
> > > > > >   Tuhan. Diri
> > > > > >   > seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang 
Maha
> > > Segala.
> > > > > Tak ada
> > > > > >   > apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha 
> Mulia,
> > > > > betapa Maha
> > > > > >   > Pengasih, betapa Maha Kuasa, Perkasa tak 
tertandingi. 
> Dari
> > > > > kesadaran
> > > > > >   itulah,
> > > > > >   > lahir ungkapan yang lkeluar dari lubuk hati paling 
> dalam,
> > > > > bahwa Tuhan
> > > > > >   > sungguh Maha Besar. Itulah ungkapan "Allah Akbar".
> > > > > >   >
> > > > > >   > Soal 33 kali murni sebuah adonan, sebuah formula yang
> > > seimbang
> > > > > dan
> > > > > >   terukur.
> > > > > >   > Ibarat obat yang diresep dokter ahli. Sungguh sangat
> > > seimbang
> > > > > >   disesuaikan
> > > > > >   > dengan keadaan penyakit. Terukur dan pas. Tidak 
> berlebih dan
> > > > > tidak pula
> > > > > >   > kurang. Apalagi jika ditaati dan diamalkan sesuai 
> petunjuk.
> > > > > Yang
> > > > > >   tahu kenapa
> > > > > >   > tablet sekecil ini cukup diminum sekali sehari, 
> sedangkan
> > > > > kapsul yang
> > > > > >   > besar-besar malah tiga kali sehari?.Hanya dokter 
> pembuat
> > > resep
> > > > > saja yang
> > > > > >   > tahu itu. Pasien tidak perlu mengetahui, cukup 
mentaati
> > > saja.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Bila "Subahanallah" dibaca 33 kali setiap usai 
> shalat, "Al-
> > > > > hamdu
> > > > > >   lilah" 33
> > > > > >   > kali dan "Allah Akbar" juga demikian, maka masing-
> masing
> > > akan
> > > > > terbaca
> > > > > >   > sebanyak 165 kali dalam sehari-semalam. Atau, secara
> > > kumulatif
> > > > > terbaca
> > > > > >   > sebanyak 495 kali. Jika aktif dilakukan dalam satu 
> minggu,
> > > > > maka total
> > > > > >   > berjumlah 3465 kali. Jika dibaca aktif dalam satu 
> bulan,
> > > > > jumlahnya
> > > > > >   > 14.850kali. Sebuah angka cukup efektif menembus 
> sanubari,
> > > jika
> > > > > >   > benar-benar dibaca
> > > > > >   > secara sungguhan dan diresapi.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Logikanya, jiwa sesorang muslim mesti bisa bersih, 
bisa
> > > pandai
> > > > > >   bersyukur,
> > > > > >   > bisa menyadari keterbatasan jika dia membaca wiridan 
> di atas
> > > > > secara
> > > > > >   aktif
> > > > > >   > dan teresapi dalam satu bulan.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Dilanjutkan dengan membaca kalimah tahlil " La ilah 
> illa
> > > > > Allah",
> > > > > >   Tiada Tuhan
> > > > > >   > selain Allah". Sekian kali. Lalu berdoa. Berdoa 
memohon
> > > > > kebaikan di
> > > > > >   Dunia
> > > > > >   > dan kebaikan di Akhirat. Sungguh rangkaian bacaan 
yang 
> bagus
> > > > > dan sangat
> > > > > >   > religius.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Haruskah wiridan dilakukan dengan duduk setelah usai 
> shalat
> > > > > seperti
> > > > > >   > kebiasaan kita? Ya tidak. Bisa saja Anda berwiridan,
> > > membaca-
> > > > > baca
> > > > > >   kalimah
> > > > > >   > thayyibah sambil tiduran, dengan jalan-jalan, 
termasuk
> > > dengan
> > > > > jungkiran
> > > > > >   > sekalipun.
> > > > > >   >
> > > > > >   > Ayat studi ini memberi kebebasan cara berdzikir, 
yakni
> > > sambil
> > > > > >   berdiri, duduk
> > > > > >   > atau tiduran " fadzkuru Allah qiyama wa qu'uda 
wa 'ala
> > > > > junubihim ". Cuma
> > > > > >   > harus disadari, lha wong segera setelah shalat, dalam
> > > keadaan
> > > > > sangat
> > > > > >   > kondusif, barusan berbisik-bisik dengan Tuhan, 
tinggal
> > > > > meneruskan
> > > > > >   saja tidak
> > > > > >   > mau, apalagi setelah berpisah lama dan terpental dari
> > > situasi
> > > > > >   kondusif? Apa
> > > > > >   > tidak malah lupa?[]
> > > > > >   >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >  __________________________________________________
> > > > > > Do You Yahoo!?
> > > > > > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection 
> around
> > > > > > http://mail.yahoo.com
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>


Kirim email ke