yg tidak bertentangan dg syariah.., gitu kong.. kan haditsnya dah jelas, 
“Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam  islam, maka baginya pahalanya 
dan pahala orang yg mengikutinya dan tak  berkurang sedikitpun dari pahalanya, 
dan barangsiapa membuat buat hal baru yg  buruk dalam islam, maka baginya 
dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak  dikurangkan sedikitpun dari 
dosanya”  (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih 
Ibn  Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan 
banyak  lagi). 
  
  "hal hal baru yg baik dalam islam", nah ucapan "dalam islam" maksudnya tak 
bertentangan dg syariah islam, tak bertentangan dg yg ada, misalnya merubah.. 
nah itu bid;ah dhalalah, 
  shalat dah pake bhs arab dirubah ma die, salah kong..
  
  ngga ada dalil yg melarangnya tapi jangan merubah doong.. 
  
  seperti misalnya Alqur'an dah pake bahasa arab, ya ga boleh dirubah,  tapi 
boleh ditambahi dg terjemahan spy orang ngarti, ngga merubah, cuma  
merendengkan dg terjemahannya, tujuannya juga jelas, supaya muslimin  semua 
mengerti maksudnya, itu yg dimaksud bid;'ah hasanah kong..
  
  
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                        
          Trus batesan bid'ah hasanah itu pegimane dong... Yang dilakukan sama 
  mantan petinju itu juga kan hasanah, katanya biar jama'ah nya pada 
  ngerti apa yang dia baca. Dan dia juga ngga nambahan jumlah rakaat 
  kok.. Yang jelas katanya ngga ada dalil yang melarangnya.... Pegimane 
  tuh bos..? 
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > ah.. ngkong aje yg bludrek..
  >   
  >   kalau yg sudah ada nash nya, ga boleh sembarangan maen tambain 
  doong.. 
  >   
  >   masa iya sholat fardhu yg ude 4 rakaat mo ditambah jadi lima?, ah 
  ngkong ade ade aje..
  >   
  >   kalo sholat itu teriwayatkan dalam  hadits dhoif pun cukup bagi 
  kite ngikutin, ini kan ga jelas, tujuannya  juga ga jelas, sumbernya 
  juga ga jelas.. ya bid;'ah hasanah juga ngga  sembarang maen bikin 
  aje kong.. enak aje..
  >   
  >   
  >   wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:                                                  --- In 
  keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <pemudasuci@> wrote:
  >   >
  >   > semua amal ibadah boleh dihadiahkan  kepada yg sudah wafat kok, 
  >   sunnah, Nash nya jelas dan shahih, dan para  Muhaddisin 
  melakukannya, 
  >   kirim amal pd yg wafat.
  >   >   
  >   >   kalau shalat ini gue baru denger neh, au deh.. ngeri kalo blm 
  tau 
  >   sumbernye.
  >   >   
  >   
  >   Kata Ngkong:
  >   Loh, kenapa harus ngeri... Katanya kalau bermanfaat dan baik bagi 
  >   muslimin kan jadi bid'ah hasanah... Kenapa juga harus mikirin ada 
  nash 
  >   yang jelas dan shahih, yang pentingkan hasanah, karena yang 
  namanya 
  >   bid'ah (walaupun hasanah) pasti tidak memiliki nash yang jelas 
  dan 
  >   shahih. Kalau nashnya jelas dan shahih sih itu namanya bukan 
  >   bid'ah... :)
  >   
  >   Anda yang bingung, atau saya yang bingung ya... Disatu sisi anda 
  >   menyadari bahwa yang namanya ibadah memerlukan nash yang jelas 
  dan 
  >   shahih. Tapi disisi lain anda juga memahami bahwa ada bid'ah 
  hasanah 
  >   dalam urusan agama. Seperti pada masalah dzikir setelah sholat 
  yang 
  >   dalam hadits disebutkan masing2 berjumlah 33x dapat menghapus 
  dosa. 
  >   Anda berkata kita harus menerimanya apa adanya, dan jangan 
  dipikirkan 
  >   dengan logika. Padahal kalau kita berprinsip ada bid'ah hasanah, 
  >   bukankah kalau dirubah hitungannya menjadi lebih banyak misalnya 
  >   1000x, hal itu termasuk bid'ah yang hasanah...? 
  >   
  >   Kalau istilah bid'ah hasanah itu diterapkan bukan pada urusan 
  agama, 
  >   nah itu baru pas. Setiap segala penemuan baru yang selaras dengan 
  al-
  >   quran dan sunnah, maka hal itu akan menjadi bid'ah hasanah, jika 
  >   sebaliknya hal itu akan menjadi bid'ah sayyiah. Dan untuk urusan 
  non 
  >   agama, kita memang tidak memerlukan dalil yang jelas karena 
  asalnya 
  >   mubah, yang penting tidak bertentangan dengan Al-Quran dan 
  Sunnah.  
  >   
  >   Jadi kalau anda meyakini adanya bid'ah hasanah dalam ibadah, 
  >   seharusnya anda tidak memerlukan lagi dalil yang jelas dan 
  shahih. 
  >   Karena yang namanya bid'ah tentu tidak akan memiliki dalil yang 
  jelas. 
  >   Kalau begitu berarti petunjuk dan contoh Rasulullah dalam 
  beribadah 
  >   baik yang wajib maupun yang sunah boleh diikuti, boleh juga 
  tidak. Mau 
  >   mengikuti Rasulullah boleh, mau merekayasa dan membuat ibadah 
  model 
  >   baru juga boleh, yang penting baik dan bermanfaat. Contohnya 
  seperti 
  >   ibadah model baru yang diciptakan oleh seorang mantan petinju 
  beberapa 
  >   waktu lalu yaitu sholat dengan dwi bahasa. Dia berkilah walaupun 
  hal 
  >   itu adalah hal baru, tapi apa yang dilakukannya adalah baik dan 
  >   bermanfaat (bid'ah hasanah) dan TIDAK ADA satu dalil pun yang 
  >   melarangnya. Seharusnya para Ulama mendukungnya ya, bukan malah 
  >   melarangnya....
  >   
  >   Terus kalau begitu, kira-kira buat apa ya dahulu Rasulullah 
  mewanti-
  >   wanti kita untuk BERPEGANG TEGUH kepada SUNNAHnya dan Sunnah 
  Khulafaur 
  >   Rasyidin kalau pada akhirnya kita boleh BERIBADAH semaunya...?
  >   
  >   
  >       
  >                                     
  > 
  >  
  > ---------------------------------
  > Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
  >
  
  
      
                                    

 
---------------------------------
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.

Kirim email ke