tapi ngga ada yg melarang, dan ada juga yg melakukan dari para Muhadditsin dan Huffadh mengirimnya untuk nabi saw..
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ah, masa sih mereka pada ngomong gitu.... Para muhadditsin telah bersepakat bahwa kirim pahala sholat tidak pernah disyariatkan oleh Rasulullah.... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > dan boleh boleh saja kok mengirim amal apapun kepada yg tekah wafat, sebagaimana Al hafidh Al Muhaddits Imam Ali bin Muwaffiq rahimahullah berhaji 60X, dan ia berkata : "30X hajiku pahalanya kuhadiahkan untuk Rasulullah saw, lalu sisanya Untuk Abubakar, Umar, Ustman dan Ali radhiyallahu 'anhum, dan aku menyembelih 170 ekor kambing Udhiya (Qurban) yg pahalanya untuk Rasul saw. > > lalu berkata pula muridnya Al Hafidh Al Muhaddits Imam Abul Abbas Muhammad bin Ishaq Atsaqafiy Assiraj rahimahullah yg ia ini meriwayatkan lebih dari 700 hadits, ia hidup dimasa Imam Bukhari dan bersahabat dg nya, ia berkata : "aku mengikuti guruku Imam Ali bin ALmuwaffiq, aku haji 7 X dan kuhadiahkan untuk Rasulullah saw, dan aku menyembelih 12 ribu ekor kambing Qurban yg pahalanya untuk Rasul saw, dan aku khatamkan 12 ribu kali Alqur'an yg kuhadiahkan pahalanya untuk Rasul saw, dan kujadikan seluruh amal pahalaku untuk Rasulullah saw. (Tadzkiratul Huffadh) > > mengenai hadits terputusnya amal kecuali 3 adalah amal si mayyit, bukan amal orang lain yg dihadiahkan pada si mayyit. > > gettooo.. > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: http://www.eramuslim.com/usm/shl/4559421b.htm > > Ass. Wr. wb. > > Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang > telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang > paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon > bantuannya ustadz. > > Wasalam > > Iin Erpianto > erpianto at eramuslim.com > > Jawaban > Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, > > Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada > seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. > Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan > kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar > masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. > > Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada > seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar > masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. > > Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada > Nabi SAW dan bertanya, "Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun > belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji > untuknya?" Rasul menjawab, "Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu > mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, > karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar." (HR Bukhari) > > Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk > melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri > sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang > dibadalkan. > > Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, > baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah > wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada > hubungannya. > > Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan > anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, > lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda > tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya > harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. > > Doa, Ilmu, Amal Jariah dan Bacaan Quran > > Namun bila anda berniat ingin membahagiakan orang tua yang sudah di > alam barzakh, anda masih bisa melakukan banyak hal. Dan tentunya > pahalanya akan bisa disampaikan kepada almarhum. > > Misalnya, anda berdoa memohon kepada Allah SWT agar almarhum di alam > kuburnya diberikan kelapangan, cahaya, kenikmatan dan kebahagiaan. > Doa yang anda panjatkan ini insya Allah akan dikabulkan, asalkan > memenuhi semua syarat dan aturan dalam berdoa. Esensinya bisa dalam > bentuk memintakan ampunan kepada Allah SWT, sebagaimana diterangkan > dalam hadits berikut ini: > > Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur? > Rasul SAW menjawab, "Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan > kepada ahli kubur baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah > memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang > dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul)." (HR Muslim) > > Selain itu anda boleh juga memberi sedekah, infaq atau mengikhlaskan > harta kekayaan tertentu di jalan Allah, untuk diniatkan agar > pahalanya disampaikan kepada almarhum di alam barzakh. Teknik ini pun > jelas dasar masyru'iyahnya dan insya Allah akan disampaikan. > > Dari Abdullah bin Abbas ra. bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal > dunia ketika ia tidak ada di tempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW > unntuk bertanya, "Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah > meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya > bersedekah untuknya bermanfaat baginya?" Rasul SAW menjawab, "Ya." > Saad berkata, "Saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku > sedekahkan untuknya." (HR Bukhari). > > Anda juga bisa memanfaatkan ilmu yang barangkali pernah diajarkan > oleh almarhum sejak masih hidup, dalam bentuk apa saja yang penting > bermanfaat. Ketika ilmu yang pernah almarhum ajarkan itu menjadi > bermanfaat, maka beliau di alam barzakh tetap akan menerima aliran > pahala kebajikan dari Allah. > > Semua hal di atas telah dilandasi dengan sunnah Rasulullah SAW yang > telah bersabda: > > Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga > hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo'akannya atau ilmu > yang bermanfaat sesudahnya. (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, > Nasa'i dan Ahmad). > > Membaca Al-Quran untuk Orang Meninggal > > Adapun membaca Al-Quran dengan niat agar pahalanya disampaikan kepada > orang yang sudah wafat, memang menjadi perbedaan di kalangan para > ulama. Bukan karena tidak ada dalilnya, namun karena dalil itu multi > tafsir, bisa ditafsirkan dengan beragam versi.Di antaranya: > > Dari Ma'qil bin Yasar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW > bersabda, "Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang meninggal di > antara kalian." (HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu > Hibban) > > Jantungnya Al-Quran adalah surat Yaasiin. Tidak seorang yang > mencintai Allah dan negeri akhirat membacanya kecuali dosa- dosanya > diampuni. Bacakanlah (Yaasiin) atas orang-orang mati di antara > kalian." (ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) > > Hadits ini dicacat oleh Ad-Daruquthuny dan Ibnul Qathan, namun Ibnu > Hibban dan Al-Hakim menshahihkannya. > > Dari Abi Ad-Darda' dan Abi Dzar ra. berkata, "Tidaklah seseorang mati > lalu dibacakan atasnya surat Yaasiin, kecuali Allah ringankan siksa > untuknya." (HR Ad-Dailami dengan sanad yang dhaif sekali) > > Adalah Ibnu Umar ra. gemar membacakan bagian awal dan akhir surat Al- > Baqarah di atas kubur sesuah mayat dikuburkan. (HR. Al-Baihaqi dengan > sanad yang hasan). > > Mereka yang menolak terkirimnya pahala bacaan untuk orang meninggal > berargumen bahwa semua hadits tentang perintah Rasulullah SAW untuk > membacakan Al-Quran atas orang meninggal itu harus dipahami bukan > kepada orang meninggal, melainkan kepada orang yang hampir meninggal. > Jadi menjelang kematiannya, bukan pasca kematiannya atau setelah > dikuburkannya. > > Namun argumentasi mereka dibantah oleh As-Syaukani, penyusun kitab > Nailul Authar. Beliau mengatakan bahwa lafadz yang ada di dalam > hadits itu jelas-jelas menyebutkan kepada orang yang meninggal. Kalau > ditafsirkan kepada orang yang belum mati, mereka harus datang dengan > qarinah. (Lihat Nailur Authar jilid 4 halaman 52) > > Sedangkan Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menuliskan dalam kitab > Riyadhush-Shalihin dalam judul: Doa untuk mayyit setelah dikuburkan > dan berdiri di kuburnya sesaat untuk mendoakannya dan memintakan > ampunan untuknya serta membacakan Al-Quran, menyebutkan bahwa Al- Imam > As-syafi'i rahimahullah berkata, "Sangat disukai untuk dibacakan > atasnya Al-Quran. Kalau sampai bisa khatam, tentu sangat baik." > > Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny halaman 758 menuliskan bahwa disunnahkan > untuk membaca Al-Quran dikubur dan dihibahkan pahalanya. > > Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad pernah mengatakan bahwa hal itu bid'ah, > namun kemudian beliau mengoreksi kembali pernyataannya. > > Imam Abu Hanifah dan Imam Malik rahimahumallah berpendapat bahwa > membacakan Al-Quran buat orang yang sudah wafat itu tidak ada dalam > sunnah. Namun Al-Qarafi dari ulama kalangan mazhab Al-Malikiyah > mengatakan yang berbeda dengan imam mazhabnya. > > Jadi intinya, masalah ini memang khilaf di kalangan ulama. Sebagian > mengakui sampainya pahala bacaan Al-Quran untuk orang yang telah > meninggal, sedangkan sebagian lainnya tidak menerima hal itu. Dan > perbedaan pendapat ini adalah hal yang amat wajar. Tidak perlu > dijadikan bahan permusuhan, apalagi untuk saling menjelekkan satu > dengan lainnya. > > Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi > wabarakatuh, > > Arland <hmd098@> wrote: > Assalamu 'alaikum wr. wb. > > Rekans KI-Mania, > Adakah rekan-rekan yang mengetahui, Apa itu Sholat Unshyi?? > > Terima kasih bilamana sudi membahasnya..... > > Beberapa hari kemarin ada seorang kawan saya yang bertanya padaku > tentang sholat unshyi ini. > Dari hasil "ngaji nguping" di masjid beberapa tahun lalu, saya pernah > mendengar tentang sholat Unshyi ini, dalam kitab Nashoihul Ibad > dikatakan bahwa sholat Unshyi itu sholat sunnah mutlak, namun pahala > sholat ini dihadiahkan kepada ahli mayyit yang baru saja meninggal > hari ini, mayit tersebut bisa ayah/ibu kita, saudara atau > kerabat/sahabat. > Pokoknya dapat dikirimkan kepada siapa saja yang kita ingin kirimkan, > asalkan pengirimannya pas ketika mayat tersebut baru saja dimakamkan. > Misalnya siang hari dimakamkan, maka pada malam harinya kita kirimkan > sholat ini,namun niat sholatnya tetap sebagai sholat sunnah biasa > sebanyak 2 rakaat 1 salam, dengan baca-bacan tertentu. > > Menurut riwayat yang saya dengar dari ngaji nguping itu, ketika > seorang mayyit mendapat kiriman sholat unshyi ini dari anaknya atau > saudaranya atau kawan-kawannya, maka pada saat simayit didatangi oleh > malaikat munkar-nakir, untuk menanyakan berbagai hal tentang amal- > baik-buruknya di dunia, simayit akan dibacking atau dilindungi oleh > 1000 malaikat yang mana 1 malaikat membawa 1 cahaya /Nur sehingga > saat itu simayit akan disinari oleh 1000 nur, yang pada akhirnya > tidak akan merasa ketakutan walaupun begitu dasyatnya kehadiran > munkar-nakir. > > Oleh karena itu alangkah baiknya, masing-masing diri kita hendaknya > boleh mewarisi atau membuat semacam surat wasiat kepada anak-anak > kita agar bilamana umur kita sampai waktunya, mereka bukan hanya > mendapat warisan harta-harta yang kita tinggalkan, tapi juga kita > warisi untuk melaksanakan sholat unshyi ini, Insya Allah di dalam > kubur kita kelak kita akan diterangi dan dibacking oleh 1000 malaikat > pembawa Nur dari Illahi.... Amien.... > > Nah, silahkan dibawas (bagi yang pernah tahu dan mendengar) tentang > sholat unshyi ini, insya Allah kalau ada tanggapan yang memadai akan > saya uraikan bagaimana teknis melaksanakan sholat unshyi ini. > Sebab nampaknya sholat macam ni memang agak jarang dibahas di milis- > milis. > > wassalam, > arland-jkt. > > > > > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com > --------------------------------- Any questions? Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.