Ajaran Islam sebagai rahmatan lil `alamin pada kehidupan nyata sekarang ini memang susah kita temui. Seorang muslim yang seharusnya bisa menjadi rahmat saat ini malah banyak yang menjadi penyebab kerusakan. Tutur kata maupun perbuatannya sama sekali tidak mencerminkan bahwa dia adalah seorang pemeluk Islam.
Dari segi bahasa Islam berarti tunduk, patuh dan juga berarti selamat, sejahtera serta damai. Secara terminologi syariah Islam sendiri artinya adalah berserah diri kepada Allah dengan bertauhid kepadaNya, tunduk kepadaNya dengan menjalankan ketaatan dan berlepas diri dari segala syirik. Seorang muslim yang melaksanakan Islam secara kaffah, tentunya akan menjadi rahmatan lil `alamin, karena konsep kunci seluruh pemikiran hukum dalam Islam adalah kebaikan universal. Secara aplikatif, Islam telah memberikan rumusan kemanusiaan seperti yang tersurat dalam konsep lima prinsip universal yang meliputi: menjaga kebebasan beragama, memelihara kelangsungan hidup, menjamin kelangsungan keturunan, melindungi kepemilikan harta benda dan menjamin kreativitas berpikir, sesuai dengan batas2 yang telah disyariatkan. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya, "Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani Israil, bahwa : barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya" [Al-Maidah : 32] Dan firmanNya. "Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar" [Al-Maidah : 33] Dengan menegakkan hukum Allah tersebut maka akan tersebarlah rasa aman serta rasa damai, tidak akan ada keinginan bagi masing-masing individu untuk melakukan kejahatan ataupun kezhaliman. Jika sekarang dikatakan Islam yang seperti itu sudah tidak ada, maka tugas kita semua lah untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai rahmatan lil 'alamin masih ada. Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > tapi ane sempet mikir gini mas.... ane berbagi nih.. alias curaht.. boleh kan mas. > > 1. islam itu sudah tidak ada, dalam arti kate islam yang secare kaffah dimane? setau ane yang namanya islam berarti tegaknye hukum2 Alloh, rohmatan lilalamin ane ga rasain saat ini dimane indahnya islam.. pan katenye yang namanya islam 'selamat'.. ane kalo naik bis itu deg2an mas takut di copet padahal sesame islam yang banyak dalam bis. perempuan takut diperkosa.. makan nasi aje ane takut campuran pemutih... negare2 islam ancur berantakan alias hari ini islam gelap ane ga lait.. > > 2. bener Muhammad penutup para nabi, tapi ane pikir penutup nabi nabi setelah isa.. nabi itukan bernubuat... pengabar akan datangnya seorang rosul dan kebangkitan islam, nah muhammad yang sempurnain nubuatnye.. > > 3. Bener juga hadist rosul yang mas bilang... tapi smape kapan kejayaan islam bertahan makanya rosul bilang begitu... > > gimane mas... ane kadang mikir iya tapi masa iya.. > > paulus hamed sabeni > =====