gini lho mas fatih, maaf kalau saya  barangkali agak lugas mengenai al abani, 
dia itu tidak ada ulama yg  mengakuinya selain ulama wahabi saja,
  
  ok saya beristighfar karena telah mencaci seorang muslim, saya hanya  emosi 
karena kitab2nya banyak menyesatkan orang, membuat orng muslim  memusyrikkan 
satu sama lain,
  
  mengenai tabarruk dg selain Rasul saw sudah dilakukan oleh Rasul saw dg  
ludah itu, beliau saw sendiri yg berkata : BISMILLAH TURBAT ARDHINA,  BIRIIQATI 
BA'DHINA..  dst, Dengan Nama Allah, dan Tanah bumi kami,  demi air liur 
sebagian dari kami, ...
  
  ini menunjukkan beliau saw ingin mengenalkan bahwa air liur orang  selain 
beliau saw pun dipakai oleh beliau saw untuk berobat..
  
  bukankah seorang kafir yg diobati oleh sahabat dg air liur yg dibacai  surat 
alfatihah?, lalu kafir itu sembuh lalu mereka memberi kambing  pada sahabat,  
lalu Rasul saw malah ikut makan daging hadiah itu  (shahihain Bukhari dan 
Muslim),
  
  tak pernah ada larangan akan hal ini, tak ada hadits mengharamkan tabarruk 
kepada selai Rasul saw, 
  
  mengenai perbuatan orang tabarruk ke kuburan dll itu tak bisa kita  katakan 
musyrik, karena Rasul saw tak pernah merisaukan itu,  sebagaimana hadits beliau 
saw : "demi Allah, aku tak risau syirik  menimpa kalian, yg kutakutkan adalah 
diluaskannya dunia kepada kalian"  (shahih Bukhari).
  
  mengenai tabarruk2 di kubur itu, kita tak bisa menuduh mereka musyrik,  
kecuali kalau mereka bicara bahwa ada tuhan selain Allah, atau kubur2  itu 
adalah saingan Allah, 
  
  kalau tidak maka ya itu tidak sunnah, tapi bukan syirik, 
  
  bila kita lihat orang pakai blangkon, mandi di air kembang, lalu pakai keris, 
menyalakan dupa, lalu duduk..
  
  lalu ada orang kedua mandi di shower, lalu masuk kolam penuh busa, lalu  
pakai jas dan dasi, lalu semprotkan pewangi, lalu duduk, 
  
  apa bedanya?, semuanya adat kafir, keduanya bermaksud membersihkan  diri, 
tapi kita langsung vonis musyrik padahal Rasul saw melarang itu, 
  
  ketika sahabat membunuh seorang yg mengucap syahadat, lalu Rasul saw  
bertanya : apakah kau bunuh orng yg mengucap laa ilaaha illallah?, zeyd  
berkata : dia hanya berlindung dg syahadat dan pura2, maka Rasul saw  berkata 
:: "APA KAU BELAH DADANYA..??!!, terus berkali kali Rasul saw  mengulangi 
ucapan itu,,(shahih Muslim) 
  
ini  menunjukkan bahwa Rasul saw melarang kita menuduh sembarangan, iman itu  
dalam hati, tak boleh dituduh musyrik semaunya, kecuali bila mereka  benar 
benar mengucapkannya, 
  
  para peziarah itu mengakui syahadat,  sholat, tak mau sujud kecuali pada 
Allah, bagaimana wahabi2 menuduhnya  musyrik??. Rasul saw telah melarangnya dan 
wahabi mengingkarinya..
  
  maaf mas fatih kalau saya kemarin tidak sopan, beribu maaf.
  
  
"al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                           
       Budi, seorang al-albani tetap manusia biasa dan bisa khilaf namun 
  bukan dengan seenaknya anda caci maki. Bagaimana mungkin dia anda 
  caci maki sementara karya-karya beliau banyak dijadikan referensi 
  ulama-ulama sedunia saat ini. Gak ada yang berfikiran picik seperti 
  anda. 
  
  Kembali ke masalah tabarruk, hadits yang anda bawakan itu hanya 
  berkaitan dengan Nabi SAW ketika masih hidup dan kekhususan bagi 
  beliau saja. Nabi SAW adalah maksum dijaga lisan dan hatinya, Allah 
  lah yang membimbingnya dikala khilaf jadi tidak mungkin Nabi 
  Muhammad SAW tergelincir kepada perbuatan keliru dikarenakan pasti 
  Allah ta'ala langsung menegurnya. Demikian ketika beliau menjadikan 
  air liur sebagai perantara obat dengan izin Allah ta'ala. Kemudian 
  kisah para sahabat dalam Adabul Mufrad yang anda sebutkan itu yang 
  mereka harapkan hanya bekas bekas Rasulullah SAW bukan orang shalih 
  lain sekalipun sederajat dengan Abu Bakar ra, Umar ra atau Ali ra 
  misalnya. Bahkan Imam Ahmad pun sampai menyimpan sehelai rambut 
  beliau SAW. dan hal ini tidak masalah. 
  Lalu bagaimana dng sekarang banyak orang latah ikut-ikutan ke 
  kuburan wali mencari berkah, panjang jimat ketika benda benda pusaka 
  warisan kerajaan Islam diarak dengan dalih mencari berkah 
  (tabarruk). Mengusap dan menciup kuburan orang-orang shalih dengan 
  harapan do'anya terkabul apakah anda yakin perbuatan mereka 100%
  terhindar  dan tidak bercampur dengan khurafat dan kesyirikan. 
  Bukankah ini yang ditakutkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya? Jika  
  Nabi SAW saja jelas-jelas sudah mengkhawatirkan hal-hal tsb apakah 
  masih pantas kita mendahului beliau dengan mengatakan hal itu 
  baik...?
  Dan bagaimana jika mereka  mengatakan begini, "Setelah saya 
  bertabarruk di kuburan si fulan bin fulan alhamdulilah dagangan saya 
  laris." Bagaimana tanggung jawab anda dihadapan Allah ta'ala di 
  yaumul hisab yang membolehkan hal-hal tsb dilakukan. 
  
  Kemudian adakah para khulafaurrasyidin melakukan tradisi berkumpul 
  di makam Rasulullah SAW untuk bertabarruk?
  saya tunggu jawabannya..
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > ngapain gue baca buku tulisan koplok  wahabi seperti albani. dia 
  sendiri bukan sanad gurunya maqtu', tapi  malah tak punya sanad 
  guru, cuma nukil dari buku buku..
  >   
  >   terus mo dibilang Muhaddits yg model  gene?, muhaddits itu dia 
  jumpa dg periwayat haditsnya, atau paling  tidak dia punya sanad ke 
  periwayat hadits, gurunya mesti sampai  sanadnya pada imam Bukhari, 
  Imam syafii dan imam imam lainnya, baru dia  boleh ambil pendapat 
  dan ijtihad..
  >   
  >   periwayat yg sanadnya maqtu' saja sudah tidak bisa dijadikan 
  hujjah dan sandaran hukum, tidak tsiqah karena riwayatnya majhul, 
  >   
  >   apalagi kalau ini bukan maqtu; lagi, malah ngga ada sanad 
  gurunya kepada para muhadditsin..
  >   
  >   jadi cuma ulama tukil2an dari buku yg  tersisa masa kini, dia 
  bukan musnid, (pemegang sanad), di indonesia ada  beberapa Musnid, 
  tapi sudah lama wafat, tuh AL Allamah Alhabib Ali bin  Abdurrahman 
  Alhabsyi kwitang, dia Musnid, dia pemegang sanad terbanyak  
  dimasanya, 6000 hadits yg ada padanya yg ia punya sanad ke  
  Kutubussab'ah (Bukhari, muslim, Tirmidzi, abu dawud, Nasai, Ibn 
  Majah  dan Ahmad bin Hanbal).
  >   
  >   dia juga sudah hafidh (hafal 100 ribu  hadits dg sanad dan 
  matannya), makanya orang pada tabarruk dan ziarah  ke makamnya, 
  memang orang shalih, ribuan yg masuk islam ditangannya,  akhlaknya? 
  wah.. sesuai dg keluasan ilmunya..
  >   
  >   ada seorang yg sangat benci pada dia,  dia suruh muridnya kirim 
  sembako tiap bulan pada orng itu, tapi jangan  sampai dia tahu bahwa 
  itu dari Habib Ali, bertahun2 tu orng terus  mencaci habib ali tanpa 
  tahu bahwa sedekah sembako yg ia terima adalah  dari habib ali, 
  sampai habib ali wafat... tu orang masih benci dan  maki2 habib ali..
  >   
  >   nah tu orang mulai nagih, "kemana  jatah sembako saya yg biasa 
  anda berikan pada saya tiap bulan??, kok  anda ngga kirim lagi??, 
  saya punya salah apa??". si murid habib ali  berkata : "yang mau 
  ngempanin elu sembako siape??, gue dah pengen injek  kepale elu dari 
  dulu, itu habib ali yg suru gue ngirim ke elu tiap  bulan..!!", 
  langsung deh gempor tu orang.. sekarang ia selalsu ziarah  ke makam 
  habib ali.. tuh.. modelnya pakar hadits begitu..
  >   
  >   tabarruk pada shalihin dilakukan oleh Nabi Muhammad saw:
  >   
  >   Allah memuji Nabi saw dan  Umar bin Khattab ra yg menjadikan 
  Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi  tempat ibrahim as berdiri 
  dan berdoa di depan ka'bah yg dinamakan Maqam Ibrahim  as) sebagai 
  tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : "Dan mereka  
  menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat" (QS Al 
  Imran 97),  maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba 
  hamba Nya berdoa, bahkan  Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat 
  berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji  perbuatan itu.
  >   
  >   Rasul saw sendiri menjadikan  air liur orang mukmin sebagai 
  berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau  : "Dengan Nama 
  Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari 
  kami,sembuhlah  yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami" (shahih 
  Bukhari hadits  no.5413), ucapan beliau saw : "demi air liur 
  sebagian dari kami"  menunjukkan  bahwa air liur orang mukmin dapat 
  menyembuhkan penyakit, dsn Rasul saw  bertabarruk dan tawassul pada 
  air liur mukminin, dg izin Allah swt  tentunya, sebagaimana dokter 
  pun dapat menyembuhkan, namun dg izin  Allah pula  tentunya.
  >   
  >   diriwayatkan pula bahwa salah seorang tabi'in bertanya pada 
  Anas :  "apakah tanganmu ini pernah menyentuh Rasul saw?, maka anas 
  menjawab :  betul, maka tabi'in itu menciumi tangan anas ra (Adabul 
  Mufrad oleh  Imam Bukhari)
  >   
  >   diriwayatkan pula salah salmah bin Al Uku' ra berkata : "aku 
  berbai'at  pada nabi saw dengan tanganku ini..", maka seorang 
  tabi'in merangkak  dan menciumi tangannya itu" (Adabul Mufrad oleh 
  Imam Bukhari).
  >   tabarruk ini bukan ngambil kemuliaan  makhluk, tapi mengambil 
  bekas turunnya cahaya keridhoan Allah, entah  pada benda (hajarul 
  aswad) atau pada manusia, atau pada bumi tempat  sujud, sebagaimana 
  tempat doa nabi Ibrahim as..
  >   wahabi emang pade bodo..
  >   
  > 
  >   
  > "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:                                                  Udah gak 
  usah bawa-bawa nama al-albani dia rahimahullah jauh dan 
  >   amat sangat jauh ilmunya di atas ente, budi. Justru yang gak mau 
  >   membaca kitab-kitab dia lah yang gak mau memahami sunnah. Dia 
  ahlul 
  >   hadits dan ahlul sunnah dan atsar dan dia tidak seperti yang 
  ente 
  >   tuduhkan banyak menentang imam-imam, he..he..bahkan sebaliknya 
  budi, 
  >   cuma dia gak mau yang namanya taqlid sesuai degan wasiat para 
  imam 
  >   itu sendiri. Lha ente wasiat imam aja ente gak denger malah 
  nuduh 
  >   dia menentang imam-imam, fakta atau qila wa qola ente? Buktikan 
  >   dengan fakta penentangan al-albani terhadap imam-imam secara 
  >   ilmiah...udah mulai ngaco nih kalau mikir. Emang kitab karya 
  beliau 
  >   apa aja yang ente punya? Kalau ente mau belajar hadits 
  belajarlah 
  >   dari dia. Biar gak gampang ngigau.. 
  >   
  >   Nih ente nulis ini:
  >   karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra 
  tak 
  >   melakukannya,
  >   
  >   saya tanya apakah Abu Bakar ra? menyuruh tabarruk kepada sahabat 
  >   Rasulullah SAW yang lain setelah Rasulullah SAW wafat. Misal 
  >   mentabarruki bekas air wudhunya Abu Bakar ra? Atau pada masa 
  Umar 
  >   ra, Ustman ra, Ali ra apakah mereka semua menyuruh hal yang sama 
  >   untuk bertabarruk dengan air bekas wudhunya, atau air minumnya, 
  >   rambutnya dll kalau memang tabarruk kepada selain Rasulullah SAW 
  itu 
  >   sunnah?
  >   saya tunggu penjelasan ente...
  >   
  >   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <pemudasuci@> 
  >   wrote:
  >   >
  >   > ngkong.. maaf, al albani itu wahabi, ucapannya banyak 
  menentang 
  >   fatwa imam imam..
  >   >   
  >   >   kita ahlussunnah waljamaah tidak mengambil ilmu dari ulama 
  yg 
  >   tidak punya sanad guru.
  >   >   
  >   >   dan kita tak bisa menerima ucapannya :  "Orang yang memiliki 
  >   ilmu tentang sunnah, pasti meyakini disyariatkannya shalat malam 
  >   berjama'ah pada bulan Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal 
  >   sebutan shalat tarawih."  
  >   >   ini ucapan tanpa sandaran Nash dalil apa2, kosong dan hanya 
  >   mengandalkan perasaan, duh,.. ngga deh ye..
  >   >   
  >   >   para Imam Imam telah menjelaskan dan  tak satupun yg 
  sependapat 
  >   dg pendapat ini, semua mengatakan tarawih  adalah bid'ah 
  hasanah, 
  >   karena kalau sunnah maka mustahil Khalifah  Abubakar shiddiq ra 
  tak 
  >   melakukannya, 
  >   >   
  >   >   kalau itu sunnah maka pasti  dijalankan, sebagaimana sunah 
  >   sunnah yg lain seperti siwak, shalat  dhuha, shalat kusuf dll, 
  Rasul 
  >   saw ada atau wafat tetap dijalankan..  namun in tidak dilakukan, 
  >   >   
  >   >   Mustahil Khalifah abubakar menghapus sunnah dalam 
  khilafahnya,
  >   >   
  >   >   dan Umar ra sendiri berkata "Ni'mal Bid'ah hadzihi" (inilah 
  >   sebaik baik bid'ah).
  >   >   
  >   >   sunnah adalah melakukan shalat malam, namun melakukannya 
  >   berjamaah bukan sunnah karena Rasul saw sendiri membubarkannya.
  >   >   
  >   >   mengenai Rasul saw takut hal itu akan  menjadi wajib, maka 
  telah 
  >   banyak hal hal lain yg dilakukan oleh Rasul  saw namun sahabat 
  >   memahaminya bahwa itu sunnah.
  >   >   
  >   >   yg wajib telah beliau saw jelaskan,  dan yg sunnah telah 
  pula 
  >   dijelaskan, dan hal hal yg ditinggalkan oleh  beliau saw 
  >   ditinggalkan pula oleh sahabat.
  >   >   
  >   >   dan tarawih baru dilakukan di zaman umar ra, dan ia sendiri 
  yg 
  >   mengatakannya BID'AH.
  >   >   
  >   >   oleh sebab itu ada ikhtilaf jumlah rakaatnya, 11, 13, 23, dll
  >   >   
  >   > wandysulastra <wandysulastra@> 
  >   wrote:                                                  Memang 
  benar 
  >   istilah tarawih belum ada pada zaman Nabi. Pada saat 
  >   >   itu salat tarawih hanya disebut dengan solat malam atau 
  qiyamul 
  >   >   lail. 
  >   >   
  >   >   Al-Albani berkata "Orang yang memiliki ilmu tentang sunnah, 
  >   pasti 
  >   >   meyakini disyariatkannya shalat malam berjama'ah pada bulan 
  >   >   Ramadhan, yaitu shalat yang lebih dikenal sebutan shalat 
  >   tarawih." 
  >   >   
  >   >   Jadi sholat malam dibulan Ramdhan itu adalah yang disebut 
  dengan 
  >   >   sholat tarawih. Sholat ini kemudian disebut tarawih karena 
  dalam 
  >   >   pelaksanaannya yang diselingi duduk sebentar, yang 
  >   >   berarti 'istirahat. 
  >   >   
  >   >   Pelaksanaannya yang dilakukan berjamaah sekali lagi bukanlah 
  hal 
  >   >   yang bid'ah karena Rasulullah telah menetapkan 
  disyari'atkannya 
  >   hal 
  >   >   tersebut, Rasulullah juga menegakkannya, dan Rasulullah juga 
  >   telah 
  >   >   menjelaskan keutamaannya. Mengenai kemudian Rasulullah 
  >   menghentikan 
  >   >   melakukan sholat tersebut secara berjamaah di mesjidnya, hal 
  itu 
  >   >   karena sebab2 yang sudah dijelaskan sebelumnya.
  >   >   
  >   >   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila 
  <pemudasuci@> 
  >   >   wrote:
  >   >   >
  >   >   > sory gue nyempil dikit, Rasul saw tak  pernah melakukan 
  shalat 
  >   >   tarawih di masa hidup beliau saw, beliau hanya  melakukan 
  shalat 
  >   >   malam berjamaah, dan bukan tarawih.
  >   >   >   
  >   >   >   karena "tarawih" maknanya adalah  istirahat sebentar, 
  >   dinamakan 
  >   >   shalat tarawih karena Umar ra menjadikan  disela sela shalat 
  >   malam 
  >   >   berjamaah itu ada istirahatnya, diantara dua,  empat rakaat 
  >   >   istirahat sebentar lalu terus lagi..
  >   >   >   
  >   >   >   makanya ini bid;ah hasanah, karena  Rasul saw tak pernah 
  >   >   melakukan yg model begitu,  semua riwayat  tentang shalat 
  malam 
  >   >   Rasul saw di bulan ramadhan tak ada yg menyebutkan  tarawih.
  >   >   > 
  >   >   > joseph khaidar <paulus_hanedsabeni@> 
  >   >   wrote:                                                  
  >   >   > Mas  wandy, sekedar tanye aja mas. tulisan mas jadi nambah 
  >   ilmu 
  >   >   sejarah  ane... tapi maaf ye mas ane mo tanye karena ane 
  beneran 
  >   >   kage tau..
  >   >   >    
  >   >   >   1. kapan si sholat tarawih dilakuin ?
  >   >   >   2. emang rsoul pernah tarawih ? emang sempet?
  >   >   >   3, fungsinya tarawih apan si ?
  >   >   >   4. waktu Umar tarawih kondisi islam udah gimane/
  >   >   ====
  >   >   
  >   >   
  >   >       
  >   >                                     
  >   > 
  >   >  __________________________________________________
  >   > Do You Yahoo!?
  >   > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection 
  around 
  >   > http://mail.yahoo.com
  >   >
  >   
  >   
  >       
  >                                     
  > 
  >  
  > ---------------------------------
  > Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from 
  real people who know.
  >
  
  
      
                                    

 
---------------------------------
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

Kirim email ke