Assalamu 'alaikum wr. wb.
   
  Yaah.... bila kita tidak meyakini dalil yang ditunjukkan saudara kita 
mestinya tidak perlu melecehkan sampai menyebut ...."sholat unyil kek. sholat 
usrok kek....." apa ini salah satu yang dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW, kepada 
kita...? tentu tidak bukan ..?! . 
  Apa yang kita pahami saat ini bisa jadi hanya sekian persen saja dibanding 
dengan yang belum kita pahami.
   
  Sekedar mengingatkan setahu saya dalam thread ini pernah dikirimkan tulisan 
pak Arland beberapa waktu yang lalu  seperti copy paste di bawah ini. Bila 
dengan penjelasan tersebut kita tidak meyakininya yaa cukup jadi pengetahuan 
saja, nggak perlu sampai bawa-bawa usrok segala..... kasihan khan dia.
   
  Berikut copy paste tsb....................
   
  Assalamu 'alaikum wr. wb.
   
  Mas Wandi dan rekan-rekan KI Mania yang diRahmati Allah.
Sesuatu yang tidak dapat kita lihat, belum tentu sesuatu itu tidak ada.
Sesuatu yang belum kita ketahui, belum tentu sesuatu itu tidak ada. IlmuNya 
Allah tidak terbatas hanya dari apa yang tertulis.
Rasulullah SAW menjadi Rasul itu selama 23 tahun, maka boleh jadi ada ribuan 
hadits yang belum sampai kepada kita, namun bukan berarti hadits-hadits itu 
tidak ada atau majhul.
Oleh karena itu secara pribadi saya "tidak berani" mengatakan bahwa Sholat 
Unshyi itu bid'ah, karena walaupun sangat sedikit yang mengetahui masalah 
sholat ini, namun bagi saya cukuplah dijadikan dalil/hujjah yang menjadikan 
dasar melakukan sholat tersebut, yaitu seperti mana yang tersebut di dalam 
kitab Hasyiah fii Syarah Sittin dalam masalah Arromli, oleh Ahmad Almihi 
Annu'mani.
   
  Mengapa saya katakan sholat unshyi ini Bukan Bid'ah, karena :
1. "Niat Sholatnya" adalah sholat sunnah mutlak, sunnah mutlak ini ada dalil 
hadits shohihnya, bukan merupakan amalan baru.
2. Mengirimkan sesuatu pahala amal baik bagi orang yang sudah meninggal menurut 
ulama-ulama syafi'iyyah itu diperbolehkan dan akan tetap sampai kepada ahli 
kubur, bukan hanya terbatas masalah pahala ibadah haji.
3.Hadits tentang terputusnya segala amal bagi orang yang sudah mati, tidak 
otomatis terputusnya juga kiriman pahala dari orang yang masih hidup.
   
  Sholat unshyi fil mayyiti artinya adalah sholat untuk menyenangkan mayyit, 
atau biasa disebut sholat hadiah bagi mayit.
Sepertimana didalam do'a khattam qur'an juga disebutkan : Allomma ja'alil 
qur'ana lana walahu fid-dunya qoriinah wafil qobri muunisan. yang maksudnya 
bacaan2 Al-Qur'an itu bukan hanya bisa menyenangkan bagi penghuni dunia tapi 
juga bagi si ahli kubur.
   
  Sebagai Jamaah "NGAJI NGUPING" di Masjid, berikut ini saya nukilkan teks asli 
dari kitab Hasyiah fii Syarah Sittin dalam masalah Arromli, oleh Ahmad Almihi 
Annu'mani, halaman 67, yaitu sbb : (hurufnya memang arab gundul silahkan di 
nahwukan sendiri)
Mudah-mudahan bermanfaat :
   
  ?? ???? ??????? ?????? ??????? ?? ????? ??? ???? ???? ???? ?????? ??? ????? 
??? ?? ?????? ?????? ?????? ??????? ??????? ??? ?? ??? ?????? ?????? ???? ?? ?? 
???? ????? ????? ?????? ???? ?????? ??????? ??????? ??? ?? ???? ??? ???? ???? 
??? ????? ????? ??? ???? ??? ?????? ???? ???? ?????? ????? ???? ?????? ??? ??? 
???? ??? ?????.
????? ???? ?? ????? ??? ???? ??? ??? ?? ?? ??? ??? ????? ????? ?? ?????? ??? ?? 
???? ?? ????? ?????? ???? ?????? ?????? ???? ???? ????? ????? ????? ???? ?? 
?????? ??? ???? ??????? ??? ??? ????? ????? ???? ?? ???? ????? ?? ????? ????? 
???? ??? ???? ????? ??? ??? 
   
  
Artinya dengan bahasa bebasnya sbb :
Diriwayatkan dari kitab Almukhtar dan Matholi'ul Anwar, dari Nabi SAW : 
Tidaklah datang atas diri mayit yang lebih hebat dari malam pertama. Maka 
kasihanilah mayit-mayitmu dengan sedekah. Maka siapa yang tidak dapat melakukan 
sedekah, hendaklah dia sholat 2 (dua) rakaat, yang dibacakan pada setiap 
rakaatnya Surah Al-Fatihah, Ayat Qursy, Alhakumuttakatsur dan Surah Al-ikhlas 
sebanyak 11 X (sebelas). Maka setelah itu dia membaca do'a sbb :
" Allohumma inni shollaytu hazihis-sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma 
ab'ast- tsawabaha ila qobri : fulan ibnu fulanah" artinya : "Ya Allah 
sesungguhnya aku melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku 
inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : Fulan bin Fulanah" (*
Maka Allah akan mengirimkan saat itu juga Seribu Malaikat, bersama setiap 
malaikatnya itu ada Cahaya dan Hadiah yang menyenangkan mayit di dalam 
kuburnya, sampai ditiupkan sangkakala (hari kiyamat). Dan Allah akan memberikan 
kebajikan kepada orang yang melakukan Sholat ini sebanyak apa yang terkena 
sinar matahari. Dan Allah akan mengangkat derajat orang tersebut (yang sholat 
maupun yang dikirimkan) sebanyak 40.000 derajat, pahala 40.000 haji dan umroh. 
Dan Allah buatkan baginya seribu kota di dalam syurga dan diberikan pahala 
dengan pahala seribu orang yang mati syahid dan dipakaikan dia dengan seribu 
perhiasan syurga.
   
  (*maksudnya fulan bin fulanah adalah dengan menyebut nama si mayyit yang 
dikirim itu)
   
  Jadi kaifiatnya atau tata-cara melakukan sholatnya sbb :
1. Niat sholat sunnah mutlaq 2 rakaat yaitu : Usholli sunnatan rok'ataini 
lillahi ta'ala.... Allohu akbar.
2. Rakaat pertama : Baca do'a Iftitah kemudian setelah membaca Surah 
Al-Fatihah, hendaklah dibaca : Ayat Qursy 1 X,  Alhakumuttakatsur (At-Takatsur  
102) 1 X, dan Surah Al-Ikhlas 11 X.
3. Rakaat kedua: setelah membaca Surah Al-Fatihah, hendaklah dibaca lagi : Ayat 
Qursy 1 X, Alhakumuttakatsur (At-Takatsur  102) 1 X, dan Surah Al-Ikhlas 11 X.
4. Setelah salam, bacalah do'a sbb :
" Allohumma inni shollaytu hazihis-sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma 
ab'ast- tsawabaha ila qobri : fulan ibnu fulanah" artinya : "Ya Allah 
sesungguhnya aku melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku 
inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : Fulan bin Fulanah" 
   
  Catatan : Sholat ini dilakukan pada hari/malam pertama setelah mayyit 
meninggal dunia, misalnya meninggalnya hari senin kemudian hari itu juga 
dikuburkan, maka melakukan sholatnya pada malam harinya (malam selasa). 
Sholat ini dapat dikirimkan bukan hanya terbatas kepada orangtua/keluarga tapi 
menurut kitab tersebut dapat juga dikirimkan kepada guru kita/sahabat/ orang 
yang kita muliakan.
   
  Dari nukilan tersebut diatas, maka dpt difahami juga bahwa bagi keluarga si 
mayyit dianjurkan juga untuk memperbanyak sedekah, misalnya dengan membagikan 
amplop berupa uang dalam jumlah tertentu kepada orang-orang yang ikut serta 
menyolatkan mayit dan mengantarkan mayit ke kuburnya, atau mengundangnya makan2 
dirumah kita, baik setelah selesai pemakaman atau pada hari-hari sesudahnya 
(mis. pada hari 3,7,40,100 dsb)
   
  Demikian yang dapat saya jelaskan, mohon dikoreksi bilamana terdapat 
kekeliruan.
   
  Wassalam,
Arland-JKT
   
  


wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Wa'alaikum salam,

Pak Arland... Pertama, yang saya pahami, segala jenis ibadah itu 
harus didasari atas perintah yng ditunjukan oleh dalil yang shahih. 
Dan dalam masalah hadiah sholat ini, saya kemarin kan cuma memposting 
tanya jawab yang ada di salah satu situs Islam. Dan disana dikatakan 
bahwa yang namanya hadiah pahala sholat itu tidak pernah 
disyariatkan, karena tidak ada satu dalilpun yang menunjukkan hal 
tersebut. Berbeda dengan masalah hadiah pahala haji dan bacaan quran, 
disana ada ikhtilaf ulama, artinya ada dalilnya, namun para ulama 
berbeda pendapat dalam hal memahami ataupun menilai dalil2 tersebut. 
Jadi dalam masalah hadiah pahala sholat, sama sekali tidak ada 
ikhtilaf di kalangan ulama mengenai tidak disyariatkannya amalan 
tersebut.

Kedua, kalau mau ilmiah, seharusnya saya yang bertanya kepada anda, 
Mana dalil yang shahih yang menunjukkan bahwa hadiah pahala sholat 
itu disyariatkan? Kalau saya yang ditanya, ya saya tahu darimana 
tentang sholat unshyi itu, lah wong saya baru dengar itu dari 
anda... :)

Tapi kalau anda bertanya tentang dalil2 sholat sunnah yang memang 
disyariatkan seperti tahajud, dhuha, witir, rawatib, gerhana, dst, 
insya allah saya bisa jawab.

Ketiga, mengenai sholat tarawih 1000 rakaat.. :) beberapa bulan lalu 
kita pernah membahas mengenai masalah jumlah rakaat shalat tarawih 
yang sahih itu 8 atau 20 (kalau tdk salah dari pertanyaannya Mas 
Naufal). Nah, waktu itu anda nyeletuk (saya lupa persisnya) bahwa 
ditempat lain malah ada yang 40 bahkan lebih, jadi tidak masalah mau 
sholat tarawih 100 atau 1000 rakaat, karena tidak pernah ada dalil yg 
melarang shalat tarawih dengan jumlah tertentu.

Keempat, mengenai ngaji nguping... :) Istilah Ngaji nguping itu 
justru ditujukan kepada diri saya sendiri yang waktu itu saya sedang 
diskusi dengan bos gila. Bahwa saya belajar langsung dari kitab asli 
itu hanya dari ngaji nguping, lebih detilnya tiap malam rabu sama 
malam sabtu di mesjid tetangga, hehehe...

Demikian klarifikasi dari saya.

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, ">>>Arland_hmd098<<<" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr.wb.
> 
> Nah..., Akhirnya diskusi menthok kan....
> Anda sendiri selalu bilang bahwa diskusi harus ilmiah, kini pada 
saat anda menthok, nampaknya sudah ga ilmiah lagi.
> Saya hanya ingin meminta pendapat anda : atas dasar alasan apa anda 
mengatakan sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah mahdhoh. 
ternyata anda tak dapat menunjukkannya....
> 
> Lalu hanya dengan seenakkanya menyimpulkan bahwa saya pernah 
berpendapat "sholat tarawih saja boleh sampai 1000 rakaat dengan 
alasan tidak ada dalil yg melarang,"
> Padahal saya tidak pernah mengatakan hal itu, silahkan dibaca ulang 
diarsip milis KI, itu hanya fitnah yang anda buat.
> Saya hanya pernah mengatakan : Berapapun rakaat yang anda mampu 
boleh anda kerjakan pada "sholat sunnah", terutama "Qiamul-lail atau 
sholat malam", saya tidak pernah mengatakan itu pada sholat taraweh.
> 
> Maka hendaknya perbanyaklah "ngaji nguping" di masjid-masjid, 
supaya pemahaman kita tidak terpaku hanya pada pemahaman 
sipenterjemah buku-buku terjemahan....
> Akhirnya diskusi saya tutup, mohon maaf bila ada kata yang kurang 
dan tidak berkenan.
> Terima kasih atas attensinya.
> 
> wassalam,
> arland-jkt.
> 
> 
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: wandysulastra 
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, January 16, 2007 3:16 PM
> Subject: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
> 
> 
> Ya terserah anda lah mau sholat unyil kek, mau sholat usro kek, 
> hehehe... Yang jelas pendapat ini bukan pendapat saya saja, 
karena 
> dari beberapa forum tanya jawab di situs2 Islam jelas mengatakan 
> bahwa menghadiahkan pahala sholat tidaklah pernah disyariatkan. 
> Berbeda dengan hadiah pahala haji dan membaca al-quran yang dalam 
> hal ini terdapat ikhtilaf di kalangan ulama. 
> 
> Dulu anda pernah bilang bahwa sholat tarawih saja boleh sampai 
1000 
> rakaat dengan alasan tidak ada dalil yg melarang, padahal menurut 
> saya hal itu jelas telah menyimpang dari sunnah. Jadi kalau 
sekarang 
> anda mau ngarang ibadah baru pun buat anda adalah sah2 saja, 
karena 
> tentu tidak akan ada dalil yang melarangnya... :)
> 
> Salam,
> WnS 
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098" 
> <arland_hmd098@> wrote:
> >
> > Assalamu 'alaikum wr. wb.
> > 
> > OK, berarti anda sudah sepakat untuk tidak 
mempermasalahkan "rukun-
> rukun" dan "baca-bacaan" sholatnya.
> > Yang anda khawatirkan adalah masalah "niat"-nya kan?
> > "niat" sholat ini tetap sebagai sholat sunnah mutlak 
> yaitu "Usholli sunnatan rokataini".... Allohu Akbar...
> > ini ada dalil tersendiri dalam hadits shohih.
> > Adapun "niat dihadiahkannya" dilakukan "diluar Sholat" 
> setelah "salam yang ke-2".
> > misalnya dengan membaca do'a : "Allohumma inni shollaytu 
hazihis-
> sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma ab'ast- tsawabaha ila 
> qobri : wandy ibnu sulastra" artinya : "Ya Allah sesungguhnya aku 
> melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku 
> inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : wandy bin 
> sulastra" 
> > 
> > Ini menurut hemat saya termasuk bagian daripada do'a sehabis 
> sholat karena dilakukan "diluar sholat".
> > Dan doa-doa diluar sholat itu termasuk amalan sunnah bukan 
wajib, 
> kedudukannya "bukan" ibadah mahdhoh.
> > 
> > Berbeda dengan sholat tasbih, niatnya : usholli sunnatat-
tasbihi 
> rokataini.... Allahu Akbar...
> > Sedangkan sholat ini niatnya : Usholli sunnatan rok'ataini.... 
> Allohu Akbar...
> > Tentu dari segi "niat" nya berbeda kan...?
> > 
> > Lalu....Apa dalil yang sharih sehingga anda berkesimpulan bahwa 
> sholat ini bertentangan sehubungan dengan ibadah mahdoh?
> > 
> > Mudah-mudahan dapat lebih difahami...
> > 
> > wassalam,
> > Arland-Jkt.
> > 
> > 
> > 
> > 
> 
> Recent Activity
> a.. 7New Members
> Visit Your Group 
> SPONSORED LINKS
> a.. Single family home 
> b.. Family home finance 
> c.. Family home 
> d.. Family home mortgage 
> e.. Family home business 
> Yahoo! Mail
> Next gen email?
> 
> Try the all-new
> 
> Yahoo! Mail Beta.
> 
> Y! Messenger
> All together now
> 
> Host a free online
> 
> conference on IM.
> 
> Yahoo! Photos
> Easy Upload
> 
> Share photos now
> .
>



         

                
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Kirim email ke