Etika Orang yang Berilmu dan Pelajar ( 2 ) Bab II Tata Krama Pelajar Terhadap Dirinya Sendiri
Pembahasan bab ini mencakup 10 materi kajian, yaitu: 1) Seorang pelajar hendaknya menyucikan hatinya dari segala kedustaan, kotoran hati, prasangka buruk, iri hati, aqidah yang sesat dan akhlaq yang buruk. Semua itu dilakukan demi tujuan agar mudah dalam menerima ilmu, menghafalkannya, mengungkap makna-makna tersembunyi dan mudah memahami pelajaran yang sulit dipaham 2) Membagusi niat dalam mencari ilmu, yaitu mencari ilmu bertujuan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT, mengamalkan ilmu yang dimiliki, menghidupkan syari'at Islam, menerangi hatinya, menghias nuraninya dan beribadah taqarrub kepada Allah 'Azza wa Jalla. Seorang pelajar jangan sampai menuntut ilmu untuk tujuan-tujuan keduniaan, misalnya; untuk memperoleh jabatan, pangkat, harta, mengungguli teman- temannya, agar para manusia menghormatinya, dsb. 3) Bergegas mencari ilmu ketika masih muda dan setiap kali ada kesempatan. Pelajar jangan mudah tergoda bujukan nafsu yang suka menunda-nunda dan berkhayal saja, karena setiap waktu yang sudah berlalu tidak bisa diganti lagi. Pelajar juga harus melepaskan segala hal yang bisa menyibukkan dan merintanginya untuk menuntut ilmu secara sempurna, kemudian dia mengerahkan segala daya upaya dan kemampuannya untuk melakukan hal itu, karena segala hal yang merintangi seseorang dalam menuntut ilmu ibarat perampok-perampok yang menghalangi proses belajar 4) Seorang pelajar hendaknya bersikap qona¡¦ah (menerima apa adanya) terhadap makanan maupun pakaian yang dia miliki. Pelajar seyogyanya mau bersabar atas kondisi ekonomi yang pas-pasan demi memperoleh ilmu yang luas. Pelajar juga sebaiknya mampu menghimpun segala cita-cita yang terpecah-pecah di dalam hatinya agar mengalir sumber-sumber hikmah dari dalam hatinya. Imam Syafi¡¦i RA berkata: Sungguh tidak beruntung orang yang menuntut ilmu dalam posisinya sebagai orang terpandang dan hidup bermewah- mewahan. Sungguh beruntung pelajar yang menuntut ilmu dalam posisinya sebagai orang yang biasa-biasa saja, hidup sederhana dan mau melayani para ulama¡¦. 5) Seorang pelajar harus mengatur waktunya siang dan malam, serta memanfaatkan sisa-sisa usianya dengan baik, karena usia yang sudah terlewati tidak ada gunanya lagi. Waktu terbaik untuk menghafalkan adalah waktu sahur, sedangkan waktu terbaik untuk berdialog ilmu adalah di pagi hari, waktu terbaik untuk menulis adalah di tengah hari, waktu terbaik untuk belajar dan mengulang kembali pelajaran adalah di malam hari. Sedangkan tempat terbaik untuk menghafal pelajaran adalah di kamar-kamar dan di setiap tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan. Tidak baik menghafalkan pelajaran di tempat yang penuh dengan pepohonan, penuh tanaman, di dekat sungai-sungai, maupun tempat-tempat yang bising oleh suara-suara 6) Seorang pelajar hendaknya menyedikitkan makan dan minum, karena kekenyangan bisa membuatnya malas beribadah dan membuat tubuhnya merasa berat melakukan aktivitas. Di antara manfaat sedikit makan adalah badan yang sehat dan jauh dari berbagai penyakit jasmani, karena penyebab dari penyakit jasmani adalah banyaknya makan dan minum. Ada sebuah sya¡¦ir yang semakna dengan keterangan di atas; Ô Sesungguhnya penyakit yang paling banyak engkau ketahui adalah disebabkan makanan dan minuman Menyedikitkan makan dan minum juga bisa membersihkan hati dari sikap semena-mena dan sombong. Ingat!, tidak seorang pun dari para waliyullah, para imam maupun para ulama¡¦ pilihan yang mempunyai sifat atau disifati sebagai orang yang banyak makan. Tidak ada yang bisa dipuji dari orang yang banyak makan, hanya binatang yang tak berakal dan digunakan untuk bekerja saja yang dipuji jika makannya banyak 7) Seorang pelajar hendaknya memilih sikap wira¡¦i dan hati-hati dalam segala tingkah-lakunya. Pelajar harus berusaha keras untuk memperoleh perkara yang halal-halal saja, baik dalam hal makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan segala kebutuhannya yang lain. Tujuannya adalah agar hatinya menjadi terang dan mudah menerima ilmu dan cahaya ilmu, sehingga ilmu yang diperoleh menjadi ilmu yang bermanfaat. Seorang pelajar sebaiknya menggunakan kemurahan-kemurahan yang telah diberikan oleh Allah SWT jika memang diperlukan dan ada sebab-sebabnya, karena Allah SWT ridho jika kemurahan-kemurahan-Nya dilakukan oleh para hamba-Nya sebagaimana Dia ridho jika perintah- perintah-Nya ditaati oleh para hamba-Nya 8) Seorang pelajar lebih baik menyedikitkan makan makanan yang bisa menyebabkan kebodohan dan melemahkan kinerja panca indera. Misalnya; buah apel yang masam, kacang-kacangan, dan minum cuka. Begitu juga mengkonsumsi makanan-makanan berlendir yang bisa memperlemah kinerja otak dan menambah berat badan, misalnya; banyak makan susu, ikan laut, dsb. Para pelajar sebaiknya juga menghindari hal-hal yang biasaya menimbulkan sifat lupa, misalnya; makan makanan bekas gigitan tikus, membaca batu nisan kuburan, berdiri di antara dua ekor unta yang berdiri sejajar, serta membuang kutu rambut dalam keadaan hidup- hidup 9) Seorang pelajar seharusnya menyedikitkan tidur sepanjang tidak berdampak buruk pada kondisi tubuh dan akalnya. Dalam sehari-semalam, pelajar maksimal tidur dalam waktu 8 jam, yaitu setara dengan 1/3 hari. Seorang pelajar diperkenankan untuk mengistirahatkan dirinya, hati, akal dan indra penglihatannya apabila dia sudah merasakan kelelahan. Pelajar boleh memulihkan kondisi tubuhnya dengan cara berekreasi dan bersantai-santai di tempat-tempat rekreasi sekira rekreasi tersebut memang benar-benar bisa memulihkan kondisi tubuhnya menjadi bugar kembali, bukan justru semakin melelahkannya. 10) Meninggalkan pergaulan. Pergaulan yang dilarang di sini adalah pergaulan yang lebih banyak menyita waktu untuk bermain-main saja dan tidak banyak mengasah pikiran pelajar. Apabila seorang pelajar memang benar-benar butuh bergaul, maka sebaiknya dia mencari shahabat yang berkepribadian baik, kuat agamanya, bertaqwa, wira¡¦, bersih hatinya, banyak berbuat baik dan jarang berbuat buruk, mempunyai harga diri yang bagus, anti pertengkaran, mau mengingatkan apabila si pelajar sedang lalai, serta mau membantu si pelajar. dirujuk dari Pesantren Al-Hikam, oleh Arland- Jakarta