Ikutan sharing ya... Menurut para ulama berdzikir merupakan salah satu ciri dari orang2 beriman yang dilakukan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Dengan dzikrullah (mengingat Allah), tingkahlaku akan selalu terjaga dan hatipun akan menjadi tentram. Berdasarkan alasan tersebut, dzikir dalam konteks "mengingat" Allah memang seharusnya kita lakukan setiap saat, bahkan ketika kita tidur. Sedang dzikir dalam konteks "ritual", ada yg dilakukan secara lisan, adapula yg disertai gerakan atau tindakan. Sholat adalah contoh dzikir yang dilakukan secara lisan dan gerakan.
Dzikir yang diucapkan secara lisan ada yang "ditentukan" jumlahnya dan ada pula yg "tidak ditentukan" jumlahnya. Nah, dzikir yang ditentukan jumlahnya ini haruslah berdasarkan dalil dari Rasulullah, karena hanya Rasulullah sendiri dan Allah SWT yang mengetahui rahasia dibalik jumlah tersebut. Karena jumlah bilangannya harus tepat sesuai dengan yg ditentukan Rasulullah, tentu harus ada cara untuk menghitungnya. Kemudian teknis penghitungannyapun diajarkan oleh Rasulullah, yaitu dengan jari. Mengapa dengan jari, karena sekali lagi syariat Islam tidak pernah menyulitkan, tetapi memudahkan, artinya tidak perlu repot2 pakai alat, plus ditambah penjelasan dari Rasulullah tentang keutamaan berdzikir dengan jari. Sepengetahuan saya pula, berdasarkan dalil2 yg shahih dzikir yg "ditentukan" jumlahnya tidaklah ada yg jumlahnya sampai ribuan yg tentunya akan menyulitkan kita utk menghitungnya (apalagi dgn jari). Dizikir2 yang ditentukan jumlahnya misalnya seperti dzikir sehabis shalat yg 33x itu, kemudian juga dzikir2 spt berikut: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barangsiapa membaca: Lâ ilâha lillallah wahdahû lâ syarîkalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli Syaiin qadîr, dalam sehari seratus kali, maka sama dengan memerdekakan sepuluh hamba sahaya, dituliskan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan. Bacaan tersebut menjadi penghalang baginya dari syetan pada hari itu hingga sore hari. Tidak ada yang menghadirkan yang lebih utama daripada yang dia hadirkan kecuali orang yang lebih banyak membacanya daripadanya." (HR. Bukhari) Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda, barangsiapa yang membaca subhanallah wabihamdihi pada satu hari seratus kali, dihapuskan kesalahannya sekalipun seperti buih lautan. (HR. Bukhari) Dari Utsman bin Affan r.a. dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak ada seorang hamba pun yang membaca setiap pagi dan sore setiap malam: bismillah lâ yadhurruhu ma'asmihi syaiun fil Ardhi wa lâ fis samâ-I wahuwas samîul alîm. Tiga kali maka tidak akan ada yang memudhuaratkannya sesuatu pun." (HR. Tirmdzi). Dan masih banyak lagi contoh2 dzikiran lainnya seperti dzikir al- Ma'tsurat, kesemuanya tidak lebih dari 100x. Sedangkan dzikiran yg jumlahnya hingga ribuan kebanyakan berasal dari sumber yg tdk jelas, selain berat utk melakukannya, juga sangat repot utk menghitungnya, padahal syariat Islam tdk pernah menyulitkan, melainkan memudahkan.. Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Cut Mhutia Alkaff <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Itu kan menurut anda.. silahkan saja.. klo semua letaknya di hati, silahkan dzikir di hati, shalat di hati, puasa di hati, nikah di hati, sampe makan & minum di hati juga boleh.. hehe.. > > > ----- Pesan Asli ---- > Dari: "Kartika, Bambang" <[EMAIL PROTECTED]> > Kepada: keluarga-islam@yahoogroups.com > Terkirim: Selasa, 4 September, 2007 11:56:22 > Topik: RE: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > Pathokan anda kan worid,zikir, tasbih yang 33 saja , bagaimana dengan Nabi yang tasbih lebih dari 300, Kalau saya cenderung tidak mempermasalahkan tangan atau tasbih, meskipun sunah, bagaimana dengan zikirnya Nabi yang tidak menggunakan tangan " Mataku tertidur namun hatiku tidak", begitulah kata Nabi, semua diletakan di dalam hati, maknanya sebenarnya luas karena tekstualnya hadish yang dibaca sehingga kelihatan sempit, semua hadish, Al'Qur'an itu saling berkaitan. > > -----Original Message----- > From: keluarga-islam@ yahoogroups. com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of Cut Mhutia Alkaff > Sent: Monday, September 03, 2007 4:13 PM > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Subject: Hal: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > " Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati, dan mari saling memaafkan dalam masalah2 yang kita berbeda pendapat" > > Salam > icut > > > > ----- Pesan Asli ---- > Dari: "Kartika, Bambang" <[EMAIL PROTECTED] com> > Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Terkirim: Senin, 3 September, 2007 3:41:29 > Topik: RE: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > Gimana sih ....kan sudah saya sampaikan , > Semua apa yang ada di sekeliling kit pun bisa menjadi saksi, termasuk bumi yang kita pijak > > -----Original Message----- > From: keluarga-islam@ yahoogroups. com [mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of Cut Mhutia Alkaff > Sent: Monday, September 03, 2007 2:03 PM > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Subject: Hal: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > Pertama dzikirnya ... > > Kedua, mengapa ngikutin dengan jari? karena kesaksian anggota tubuh yg satu ini kelak di hari akhir. Ini hal ghoib yg disampaikan Rasulullah dalam hadistnya. Ga bisa diakal2-in.. . > > Mengenai kumur2 dan bersiwak, ada perbedaan pendapat (khilafiah). . silahkan diteliti sendiri ya.. > > Afwan keterbatasan pengetahuan saya. > > Salam > icut > > > ----- Pesan Asli ---- > Dari: Ramdan <ramdan.ramdan@ gmail.com> > Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Terkirim: Senin, 3 September, 2007 1:16:35 > Topik: Re: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > >  > mmm... > ternyata begitu ya. > bukan 'kurma' nya, tetapi rasa manis nya. :-) > bukan 'ijin dari istri', tetapi takut jika mendholimi nya. :-) > bukan 'siwak' nya pula, tapi bersih mulutnya.. :-) > > tapi, kenapa jadi ga boleh dengan; > 'bukan jari tangan ato tasbihnya', tapi dzikirnya > he he he... > > tentang hubungan antara hadits dan sunnah, masih belum mengerti tuh..? > jika Nabi melakukan bersih mulut dengan siwak, tetapi para sahabat tidak diperintahkan, apakah umatnya juga ikut dalam golongan yang tidak diperintahkan untuk bersiwak..? > kenapa ada di haditsnya? > bukan kah menurut kakak icut hadits adalah hal2 yg menjadi petunjuk, diperintahkan, dianjurkan dan dilarang..? > jadi bagaimana hukum bersiwak ini..? > makruh..? > > dan apakah Nabi juga bersiwak tetapi sekaligus berkumur juga..? > > > mohon maaf... > > salam > :-) > > > > ----- Original Message ----- > From: Cut Mhutia Alkaff > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Sent: Monday, September 03, 2007 11:16 AM > Subject: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > Assalamualaikum wr > Waktu berbuka puasa Rasulullah makan kurma coz di arab sih emang sumbernya kurma. Kenapa kurma? kurma rasanya kan manis. Kenapa dengan kurma yg manis ini? coz kurma mengandung kalori yg tinggi sehingga bisa mengembalikan kebugaran tubuh setelah berpuasa. Nah, bisa disimpulkan dong klo yg disunnahkan pada saat berbuka adalah dengan makanan yang manis - enak dimulut dan enak di perut nih - dan juga bisa mngembalikan kebugaran tubuh yg di wakili olah kurma tadi. Dan umat islam dimanapun tetap bisa melakukan sunnah rasul dlm hal berbuka puasa ini, tidak harus kurma. Kalo bisa dengan kurma alhamdulillah. .. kalo ga ada, ya dengan makanan manis yang lain saja intinya makanan yg halal lg baik yg fungsinya sama dgn kurma tadi. Bagi yg mengabaikan sunnah ini silahkan aja buka dengan makanan yg asem atau pahit.. hehe.. di jamin ga enak perut deh.. > Istri nabi kan banyak, jadi masing2 udah dapat gilirannya. Untuk tidak menzhalimi hak istri yg mendapat giliran pada malam itu, maka Rasulullah minta izin terlebih dahulu. Disini bisa diperhatikan jg rahasia keharmonisan rumah tangga Rasul yg bisa di jadikan contoh.. Lihat dong gimana Rasulullah begitu memperhatikan pemenuhan hak2 istrinya.. Nah, bapak2 yg mau shalat malam kira2 akan menzhalimi hak istrinya ga? klo khawatir menzhalimi maka minta izin istri lebih baik. > Rasulullah bersiwak setiap setiap waktu sholat, tetapi tidak memerintahkan sahabat utk ikut bersiwak setiap akan shalat, yang diperintahkan adalah berkumur2 dalam wudhunya. Jika kita mampu bersiwak setiap akan shalat tentu lebih bersih kan ? tapi jika akan menyulitkan maka berkumur2 saja. > Kita mengetahui apa yg dilakukan dan di katakan Rasulullah adalah dari hadist2 karena kita kan ga ketemu langsung dengan Rasulullah. Dari hadist2 inilah kita bisa mengambil apa2 / hal2 yg menjadi petunjuk, diperintahkan, yg di anjurkan atau yang di larang. Nah, mana hal2 yg menjadi petunjuk, diperintahkan, dianjurkan dan di larangan ini lah yg disebut ajaran/sunnah itu. Kurang lebih begitu. > Demikian, maaf bila ada kekurangan. > Salam > icut > > > ----- Pesan Asli ---- > Dari: Ramdan <ramdan.ramdan@ gmail.com> > Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Terkirim: Jumat, 31 Agustus, 2007 4:01:21 > Topik: Re: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > >  > mmm... kakak Icut, > mohon penjelasannya: mengabaikan sunnah itu yang bagaimana? > > apakah salah satunya adalah yang berbuka puasa tanpa didahului dengan makan buah Kurma, > karena sunnah (yang dilakukan nabi Muhammad, sholullohu alaihi wassalam) adalah berbuka puasa dengan buah Kurma..? > > atau kah seroang suami yang pada malam-malam melakukan sholat tahajud, tetapi tidak bilang/minta ijin dahulu ke istrinya, > karena nabi meminta ijin untuk sholat malam kepada istrinya..? > > atau yang tidak pernah bersiwak sebelum sholat karena Nabi melakukannya. .? > > atau bagaimana..? > > dan mohon penjelasan lagi, > apakah setiap sunnah ada hadits nya atau apakah setiap hadits itu adalah sunnah..? > atau pertanyaan saya salah..? :-) > > > salam... > :-) > > > > > ----- Original Message ----- > From: Cut Mhutia Alkaff > To: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Sent: Friday, August 31, 2007 3:40 PM > Subject: Hal: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > Dan orang2 yang mengabaikan sunnah akan menjadi orang2 yg hanya mengandalkan keterbatasan akalnya saja, dan akhirnya menjadi orang2 yang hudud dunia. > > Salam > icut > > > ----- Pesan Asli ---- > Dari: imbuhs <[EMAIL PROTECTED] com> > Kepada: keluarga-islam@ yahoogroups. com > Terkirim: Jumat, 31 Agustus, 2007 3:22:04 > Topik: [keluarga-islam] Re: BAGAIMANA MEMAHAMI BID`AH > > > hmmm... > barangkali yang anti bid'ah konsisten, kemungkinan akan seperti > orang baduy dalam atau orang samin. (mohon maaf tidak bermaksud > merendahkan badui & samin) > > salam > imbuh > > --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, Ananto <pratikno.ananto@ ...> > wrote: > . > > > > > > > > Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers > > This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately. > > > > > > Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers > > > > ________________________________________________________ > Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/ >