berarti pertanyaannya sama dengan apabila kita membeli computer buatan
Dell yang dibuat di amrik sono, yang notabene kroninya israel, apakah
kita juga berdosa karena membantu israel secara tidak langsung,,,?

atau misalnya minyak mentah kita diolah perusahaan amerika menjadi
bahan bakar mobil yang dipake 90% rakyat muslim

apakah kita berdosa oleh perbuatan tidak langsung ? 
jawabannya ?,,,kita akan kembali setelah iklan berikut ini 

wasalam
KnC


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mas raflis,
> 
> jika GD dianggap buta mata dan buta hati karena aktifitasnya yg
begini...
> lalu, bagaimana jika ada teman kita yg bekerja di sebuah perusahaan
kroninya
> israel? mencari duit untuk menghidupi keluarganya?
> 
> salam,
> ananto
> 
> 
> On 5/14/08, raflisamin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >    Yaaaaaah beginilah kalau "SUDAH BUTA MATA DAN BUTA HATI"
> >
> >
> >
> >
> >  ------------------------------
> >
> > *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
> > [EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Ahmadi Agung
> > *Sent:* Wednesday, May 14, 2008 8:22 AM
> > *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
> > *Subject:* [keluarga-islam] Gus Dur...
> >
> >
> >
> > *Wiesenthal, LSM Pembela Yahudi Beri Penghargaan Buat Gus Dur*
> >
> >
> >
> > *Katagori : Counter
Liberalisme<http://swaramuslim.net/weblog.php?id=C0_30_1>
> > *
> > *Oleh : Redaksi <http://swaramuslim.net/> 05 May 2008 - 4:20 am*
> > <http://www.swaramuslim.net/comments.php?id=5945_0_1_0_C>
> >
> >
> >
> >
> > Terima Penghargaan, Gus Dur Terbang ke AS
> >
> > Ketua Dewan Syuro Abdurahman Wahid atau Gus Dur direncanakan akan
> > berkunjung ke Amerika Serikat selama 10 hari. Di antara
kunjungannya itu,
> > Gus Dur akan menerima penghargaan dari Simon Wiesenthal Center. Simon
> > Wiesentel Center adalah sebuah LSM terkenal di Amerika Serikat yang
> > melindungi kaum Yahudi internasional.
> >
> > Lembaga yang didirikan pada 1977 oleh Simon Wiesenthal (1908-2005),
> > pemburu penjahat perang Nazi dan pembuat dokumen kekejaman Nazi
atas kaum
> > Yahudi, yang dikenal Holocaust.
> >
> > Salah satu slogan mereka adalah "Berdiri bersama Israel, membela
> > keselamatan umat Yahudi di dunia dan mengajarkan hikmah Holocaust
kepada
> > generasi mendatang."
> >
> > "Saat ini bersama dengan Museum Of Tolerance di Los Angeles dan
New York
> > Tolerance Center, adalah lembaga-lembaga internasional untuk mengenang
> > Holocaust," sebagaimana tertulis di situsnya www.wiesenthal.com
> >
> > Lembaga ini juga memiliki kedekatan yang erat dengan Israel untuk
membela
> > kaum Yahudi. Lembaga yang mengklaim memiliki 400.000 kader di AS ini
> > memiliki program yang mengajarkan toleransi dan anti terhadap
kekerasan
> > SARA. (agnimaya.net)
> >
> > *Terima Penghargaan, Gus Dur Terbang ke AS*
> >
> >
> > Appakah Gus Dur buta? bahwa Israel adalah penjajah Palestina??
> >
> > Jakarta - KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang sedang
diperbincangkan
> > di dalam negeri, terkait pecahnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun,
> > penghargaan terhadap Gus Dur dari luar negeri terus mengalir. Gus
Dur akan
> > menerima penghargaan dari Simon Wiesenthal Centre, terkait
pandangan ajakan
> > pluralismenya selama ini di Indonesia.
> >
> > Penghargaan yang diberikan oleh LSM internasional tersebut menjadi
salah
> > satu pencapaian Gus Dur selama ini. "Sebelumnya ada 12 aktivis yang
> > menerima. 6 Di antaranya memperoleh Nobel perdamaian di kemudian
hari," kata
> > Gus Dur dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta,
Sabtu
> > (3/5/2008).
> >
> > Untuk menerima penghargaan ini, Gus Dur akan segera terbang ke AS. Di
> > sela-sela lawatannya, Gus Dur akan singgah juga di Universitas George
> > Washington dan bertemu sejumlah senator di AS. Agenda utamanya adalah
> > membincangkan situasi keagamaan terkini di Indonesia.
> >
> > "Bukan mencari dukungan. Ah kalian bisa saja. Ya ngomongin kondisi
> > Indonesia sekarang ini," tepis Gus Dur ketika disinggung mengenai
alasan
> > lawatannya ke AS tersebut terkait pencarian dukungan untuk Pemilu
2009.
> >
> > Kunjungan itu berakhir di New York pada pertemuan Asosiasi NGO sedunia
> > yang dulu sempat diketuai oleh Gus Dur ketika menjabat sebagai
presiden RI.
> > Selain itu Gus Dur juga akan bertemu tokoh Islam setempat seperti
Irshad
> > Manji.
> >
> > Gus Dur akan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada
Minggu
> > (4/5/2008). Direncanakan, Gus Dur akan berada di negeri Paman Sam
itu selama
> > satu minggu. Selamat Gus! ( Ari / asy / detik )
> >
> >
> > *Jejak Langkah LSM Pelindung Yahudi di Indonesia*
> > Jakarta - Kiprah Simon Wiesenthal Center (SWC) di Indonesia
ternyata tidak
> > hanya sebatas rencana pemberian penghargaan pada Gus Dur. LSM
pembela Yahudi
> > ini sudah mensponsori sejumlah kegiatan di Indonesia.
> >
> > Indonesia sepertinya menempati posisi yang khusus bagi Simon
Wiesenthal
> > Center. Tiap kegiatan yang disponsori atau diwadahinya selalu
terekam di
> > catatan situs resmi mereka.
> >
> > Dari situs resmi mereka yang dirunut detikcom di
http://www.wiesenthal.com, bisa diusut, sekurangnya ada 3 kegiatan
yang melibatkan orang Indonesia.
> >
> >
> > Ahmad Dhani adalah Aktivis Libforall, libforall adalah LSM
afiliasi Simon
> > Wiesenthal Center. Tidak heran kalau Ahmad Dhani seorang keturunan
Yahudi,
> > bukan??
> >
> > *Pertama*, penampilan perdana tokoh Yahudi-Amerika dalam suatu acara
> > talkshow di salah satu televisi Tanah Air. *Rabbi Abraham Cooper* yang
> > sekaligus kolega SWC berperan sebagai pembicara bersama Rektor UIN
*Komaruddin
> > Hidayat*, budayawan *Muji Sutrisno*, dan *Soegeng
Sarjadi*<http://www.libforall.org/programs-religious-summit-bali.html> .
> >
> >
> > Tema acara tersebut adalah *Toleransi Antar Umat Beragama: Wujud
Rahmatan
> > lil Alamin*[/url] .
> >
> > Kesempatan lainnya adalah mensponsori konferensi antar agama yang
digelar
> > di Bali pertengahan 2007. SWC bersama *Wahid Institute* dan *LibForAll
> > Foundation* menggelar acara yang bermuara pada sikap mengutuk
keras segala
> > bentuk aksi terorisme.
> >
> > Ke Bali, Israel mengirim beberapa 'dutanya'. Mereka berkisah bagaimana
> > lolos dari kekejaman holocaust dan bom bunuh diri di Yerusalem.
> >
> >
> > Di saat umat Islam berjuang membebaskan tanah Palestina,
cendekiawan kita
> > justru "berjabat tangan" dengan Israel dan menemui Shimon Peres.
Nampak Dr.
> > Syafiq Mughni dan Abdul A'la [NU] menghadiri upacara keagamaan
Yahudi. Lihat
> >
Fotonya<http://www.wiesenthal.com/site/apps/nlnet/content.aspx?c=fwLYKnN8LzH&b=312458&content_id=%7BC7317325-A08D-4C6A-8C4D-C0E25DCCC26B%7D¬oc=1>
> >
> > Paling baru adalah *kunjungan 5 orang yang berasal dari
ormas-ormas Islam
> > di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan NU, ke
Israel*<http://swaramuslim.net/siyasah/more.php?id=5797_0_6_0_M> .
> > SWC bertindak sebagai tuan rumah, sementara kedatangan mereka
disponsori
> > oleh LibForAll Foundation.
> >
> > Tidak disebutkan secara detail siapa-siapa saja yang mewakili
ormas-ormas
> > Islam di Indonesia tersebut. Namun dalam situs resmi SWC yang mengutip
> > Jerusalem Post, wakil Muhammadiyah adalah Syafiq Mugni, sedangkan
Abdul A'la
> > mewakili NU.
> >
> > Kedatangan mereka disambut positif oleh SWC. Bahkan kedatangan 5 orang
> > tersebut digambarkan sebagai perwakilan 70 juta orang Indonesia.
> >
> > "Sebuah misi penting pemimpin muslim dari Indonesia yang datang ke
Israel
> > sebagai tamu Simon Wiesenthal Center. Kelompok ini, mewakili lebih
dari 70
> > juta orang konstituen yang dikoordinasi LibForAll Foundation,"
klaim SWC
> > dalam situsnya.
> >
> > Selama di Israel, delegasi melakukan sejumlah ritual Islam maupun
Yahudi.
> > Mereka ikut perayaan makan malam Hannuka yang diikuti menari di hesder
> > yeshiva, Kiryat Shmona, ke Bethelehem, berdoa di Masjidil Aqsa di
Yerusalem,
> > dan diakhiri perjumpaan dengan Presiden Israel Shimon Peres.
> > ( gah / gah /Detik.com)
> >
> >
> > *Wiesenthal, LSM Yahudi Penjunjung Toleransi*
> > Simon Wiesenthal Center jelas-jelas memproklamasikan dirinya
sebagai LSM
> > pelindung Yahudi. Berbagai program sudah terorganisasi rapi untuk
mendukung
> > tujuan mereka.
> >
> >
> > Israel adalah penjajah Palestina sebuah kejahatan yang terang
benderang
> >
> >
> > Gedung Museum of Tolerance, Amerika
<http://www.museumoftolerance.com/>
> >
> > Salah satunya adalah membentuk *Museum
Toleransi*<http://www.museumoftolerance.com/> .
> > Alih-alih penyimpanan benda bersejarah, Museum Toleransi adalah pusat
> > pendidikan.
> >
> > "Didirikan sejak tahun 1993 untuk mengkonfrontasikan pengunjung pada
> > bigotri dan rasisme, dan untuk memahami holocaust secara historis
maupun
> > kontekstual," demikian sekilas penjelasan soal Museum Toleransi
yang didapat
> > detikcom lewat situs resmi Simon Wiesenthal Center di
> > http://www.wiesenthal.com
> >
> > Pusat pendidikan tersebut didatangi 350.000 tiap tahunnya, termasuk
> > 130.000 di antaranya menjadi murid. Program pendidikan di Museum
Toleransi
> > mencakup beberapa hal sebagai berikut.
> >
> > -*Tools for Tolerance* - Sebuah program harian yang memanfaatkan
sarana
> > Museum untuk membahas isu-isu keragaman dan toleransi. Kini,
museum telah
> > melatih lebih dari 100.000 profesional, termasuk tenaga pendidik,
dan tenaga
> > penegak hukum di California.
> >
> > -*Teaching Steps to Tolerance* - Program nasional museum yang
dirancang
> > untuk tenaga pendidik kelas 5 dan 6 serta pustakawan sekolah untuk
> > mengintegrasikan nilai-nilai toleransi di kurikulum sekolah.
> >
> > -*Task Force Against Hate* - mengkonfrontasikan ektrimis dengan cara
> > mengembangkan strategi untuk memerangi penyangkalan holocaust dan
mendidik
> > siswa tentang antisemit dan bigotri dengan cara pelatihan yang
diadakan di
> > segala penjuru daerah.
> >
> > -*National Institute Against Hate Crimes* - Pusatnya, dengan
dukungan dari
> > Departemen kehakiman AS melatih penegak hukum profesional.
> >
> > -*Tools for Tolerance for Teens* - Pelatihan toleransi untuk remaja.
> >
> > Simon Wiesenthal Center tidak hanya bergerak pada bidang pelatihan
> > toleransi. Mereka juga bergiat lewat sarana film dengan bendera Moriah
> > Films.
> >
> > "Moriah telah menghasilkan 9 film sampai dengan saat ini. Dua di
antaranya
> > mendapat penghargaan Academy Award untuk film dokumenter terbaik,
yakni 'The
> > Long Way Home' (1997) dan 'Genocide' (1981)." ( gah / asy /detikcom)
> >
> > *MUSEUM OF TOLERANCE VERSI SIMON WIESENTHAL CENTER*
> >
> >
> >
> > 
> >
>


Reply via email to