---------- Forwarded message ----------
From: <[EMAIL PROTECTED]>
Date: 2008/5/29
Subject: Fw: hasad
To: undisclosed-recipients



-
 *Thank's to Pak Alfin Arifin *

05/27/2008 01:05 PM
      Subject
Spam:hasad






السلام عليكم ورحمته الله وبركا ته

semoga bermanfaat
wass
zaina

*PEMBAHASAN SEPUTAR HASAD*

Hasad atau dengki merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad ialah
keinginan atau harapan agar nikmat yang diperoleh seseorang lenyap, baik
nikmat itu dalam hal agama atau pun keduniaan. Hasad selain membahayakan
hati juga berbahaya bagi badan, dan merusak agama seseorang.

Karena besarnya urusan hasad ini maka Allah *subhanahu wata'ala* dan
Rasulullah *shallallahu 'alaihi wasallam* memberikan perhatian secara khusus
dan melarang dengan sangat tegas dari perbuatan itu. Hasad, selain membuat
sakit diri sendiri juga membuat sakit orang lain, dan itu hukumnya haram.

Allah *subhanahu wata'ala* berfirman, tentang orang yang menyakiti orang
mukmin, artinya, *
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. al-Ahzab: 58)*

Allah *subhanahu wata'ala* juga berfirman mencela orang-orang yang berbuat
hasad, artinya, *
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah
telah berikan kepadanya."* (QS. An-Nisaa: 54)

Allah *subhanahu wata'ala* secara khusus memerintah kan kita agar berlindung
dari orang hasad sebagaiman dalam firman-Nya, artinya, *"Dan (aku
berlindung) dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki."* (QS.
al-Falaq:4)

Demikian pula Nabi *shallallahu 'alaihi wasallam* telah ber sabda
memperingatkan umatnya dari hasad, *"Hati-hatilah kalian semua dari hasad
(dengki) karena sesungguhnya hasad itu akan memakan kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar, atau beliau bersabda, "(memakan) rerumputan."* (HR. Abu
Dawud)

Bahkan beliau menyifati orang hasad sebagai musuh nikmat Allah *subhanahu
wata'ala*, sebagaimana di dalam sabdanya, *"Sesungguhnya nikmat-nikmat Allah
itu mempunyai musuh." Kemudian ditanya kan, "Siapakan musuh-musuhnya itu?"
Beliau menjawab, "Yaitu orang-orang yang hasad (dengki) terhadap sesama
manusia karena Allah telah memberikan keutamaan (nikmat) kepada mereka."*

Oleh karena itu beliau memerintahkan kita agar tidak saling hasad antara
satu dengan yang lain, *"La tahasaduu"* (janganlah kalian saling dengki).
*
Hakikat Hasad*

Hasad ialah suatu kondisi seseorang di mana dia merasa sangat tidak suka
terhadap kebaikan-kebaikan yang diperoleh orang lain dan berharap agar
nikmat tersebut lenyap, lebih parah lagi kalau dia berharap agar nikmat
tersebut berpindah tangan kepadanya. Jika ada orang lain memperoleh nikmat,
maka kita akan mendapati dua kondisi:

1. Benci atas nikmat tersebut dan suka kalau ia lepas atau lenyap, inilah
yang disebut dengan hasad. Jadi batasan hasad adalah benci atas nikmat orang
dan senang jika ia lenyap dari pemiliknya.

2. Tidak membenci nikmat tersebut dan tidak suka kalau ia lenyap, namun
menginginkan agar mendapatkan hal yang serupa dengan itu. Ini namanya
*ghibthah,
atau munafasah (kompetisi).*

Yang pertama hukumnya haram dalam seluruh kondisi kecuali jika nikmat
tersebut didapat oleh orang fajir atau kafir dan digunakan untuk hal yang
mendatangkan fitnah, merusak pertalian, menyakiti sesama, maka tidak apa-apa
jika kita mengharapkan hilangnya kenikmatan tersebut, semata-mata karena ia
sebagai sarana atau alat kerusakan bukan keberadaannya sebagai nikmat.

Adapun yang ke dua maka harus dilihat tujuannya, kalau dengan niat hanya
untuk kesenangan semata bukan membawa manfaat bahkan mendatang kan
kerusakan, maka itu haram. Jika niatnya agar dapat memberikan manfaat dan
maslahat maka hukumnya boleh.

Dalilnya adalah Hadits riwayat Abu Kabsyah al-Anmari, Nabi *shallallahu
'alaihi wasallam* bersabda, *"Perumpamaan umat ini adalah seperti empat
kelompok;(Yaitu) pertama; orang yang diberi ilmu dan diberi harta, maka dia
membelanjakan harta tersebut dengan ilmunya, ke dua; orang yang diberi ilmu
tapi tidak diberi harta dan dia berkata, Andaikan aku diberi harta
sebagaimana si Fulan, maka aku akan menggunakannya sebagaimana ia
menggunakan hartanya. Maka kedua orang ini sama dalam memperoleh pahala. Ke
tiga, orang yang diberi harta tapi tidak diberi ilmu, maka ia membelanjakan
hartanya untuk kemaksiatan kepada Allah. Ke empat, orang yang tidak diberi
harta dan juga tidak diberi ilmu, lalu ia berkata, "Andaikan aku diberikan
harta sepeti Fulan maka akan kugunakan sebagaimana ia menggunakan nya (dalam
maksiat), maka kedua orang ini sama dalam mendapatkan dosa."* (HR Ibnu Majah
dan at-Tirmidzi).

Di sini yang dicela adalah keinginan (niat) yang tidak baik terhadap harta,
bukan segi ingin mendapatkan kenik matannya. Adapun dalam hal agama maka
kita justru diperintahkan untuk iri, bahkan hukumnya wajib. Seperti iri
kepada orang yang rajin shalat, berzakat dan infaq, berpuasa, iri kepada
orang yang diberikan ilmu dan semisalnya.
*
Sebab-Sebab Hasad*

Di antara yang menyebabkan munculnya kedengkian adalah:

1). Permusuhan dan Kebencian.

2). Sombong dan Ujub.

3). Cinta Jabatan dan Gila Hormat.

4). Jiwa Yang Buruk dan Bakhil
*
Efek Negatif Sifat Hasad*

1. Sakit hati sehingga mengharapkan agar nikmat yang diperoleh seseorang
hilang.

2. Merasa senang jika orang tersebut tertimpa musibah.

3. Menjauhi, memusuhi dan memutus hubungan.

4. Meremehkan dan menjatuhkan.
Akar permasalahan dari adanya permusuhan (yang berakibat saling menjatuhkan)
adalah karena ada satu hal atau satu tujuan yang diperebutkan oleh banyak
orang yang berkepentingan. Makanya hasad biasanya terjadi antar orang yang
seprofesi atau sejawat, misalnya antara karyawan dengan karyawan, antara
'abid (ahli ibadah) dengan 'abid, antara siswa dengan siswa, antara pedagang
dengan pedagang, antara ustadz dengan ustadz dan seterusnya.

Muara seluruh permasalahan di atas adalah cinta dunia, dunia itu sempit dan
sangat terbatas sehingga kalau orang berebut akan semakin terasa sempit.
Oleh karena itu cintailah akhirat karena akhirat itu luas dan persaingan
urusan akhirat itu tidak akan mendatangkan kedengkian atau kebencian
selamanya. Subhanallah

5. Membicarakan tentangnya dengan sesuatu yang tidak halal, berdusta atau
ghibah dan menyebarkan aibnya.

6. Memperolok dan merendahkannya.

7. Menahan apa yang menjadi haknya, seperti pengembalian hutang, silatur
rahim, membelanya saat dizhalimi dan lain sebagainya.
*
Akibat Orang Dengki*
Orang yang dengki akan memper oleh akibat-akibat berikut ini:

1. Kesedihan yang berkepanjangan. 2. Musibah yang tak pernah mendatangkan
pahala.
3. Celaan yang tidak mendatang kan pujian. 4. Dimurkai oleh Allah *subhanahu
wata'ala*. 5. Ditutupnya pintu taufik, kita berlindung kepada Allah *subhanahu
wata'ala* dari ini semua.
*
Sikap Terhadap Orang Yang Berbuat Jahat *

Secara umum jika ada orang berbuat jahat, maka sikap kita adalah: 1. Menahan
emosi, ini minimalnya. 2. Memberi maaf, ini tingkatan ke dua 3. Berbuat
ihsan, ini merupakan tingkatan tertinggi.

Secara khusus terhadap orang yang hasad, maka kiat untuk menghadapinya
adalah sebagai berikut:

1. Kembali kepada Allah *subhanahu wata'ala*, bertaubat dari dosa karena
bisa jadi ujian tersebut akibat dosa kita.

2. Tawakkal kepada Allah *subhanahu wata'ala*, tawakkal merupakan sebab
paling kuat untuk menolak segala sesuatu yang tidak mampu dilakukan seorang
hamba.

3. Isti'adzah kepada Allah *subhanahu wata'ala* (meminta perlindungan).

4. Berdoa dan mengadu kepada Allah *subhanahu wata'ala*.

5. Berbuat adil dan jangan membalas keburukannya dengan keburukan semisal.

6. Berbuat ihsan kepadanya, misalnya dengan memberikan hadiah.

7. Mempergauli dengan baik tanpa harus mengikuti keburukannya.
*
Bertaubat dari Sifat dengki*

Berikut ini beberapa langkah agar kita terhindar dari sifat dengki:

1. Ikhlaskan hati (memurnikan tujuan hanya karena Allah *subhanahu wata'ala*).


2. Ridha terhadap segala ketetapan Allah *subhanahu wata'ala* dan memenuhi
hati dengannya.

3. Membaca al-Qur'an dan mentadabburi isi kandungannya.

4. Mengingat hisab dan adzab.

5. Berdoa agar terhindar darinya.

6. Shadaqah, karena shadaqah dapat memadamkan permusuhan.

7. Ingat bahwa dia adalah saudara Islam, sehingga tak layak untuk dibenci.

8. Menyebarkan salam.
*
Sumber: "Rasail at-Taubah Minal Hasad" Abdul Malik al-Qasim (Kholif)*

Kirim email ke