manusia itu tak tahu apa-apa soa akhirat, tapi karena hayalan kosongnya
keluarlah pemikiran seperti tulisan tersebut..mudah2an di laknat Allah SWT

On Fri, Nov 21, 2008 at 12:09 PM, Abuauri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>    Kita akan buktikan diakhirat, bila certa ini juga bohong (krn tidak ada
> dalilnya dialog spt itu) maka merupakan penyebaran fitnah tentang hisab,
> surga dan neraka.
>
> na'udzubillah
>
> exap
>
>  *From:* Kartika, Bambang <[EMAIL PROTECTED]>
> *Sent:* Friday, November 21, 2008 2:00 PM
> *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
> *Subject:* RE: [keluarga-islam] Trio Bomber, Surga atau Neraka?
>
>   Bila suatu lumbung padi ada sepuluh ekor tikus yang merusak simpanan
> padi bagai mana cara menangkap tikus tersebut ? atau bagai mana bila tikus
> ada di rumah kita?
> Silahkan pakai cara sendiri-sendiri lawong Allah penuh dengan perhitungan,
> semua ada pertanggung jawabanya masing-masing.
>
>  ------------------------------
> *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
> [EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Ananto
> *Sent:* Friday, November 21, 2008 10:19 AM
> *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]
> *Subject:* [keluarga-islam] Trio Bomber, Surga atau Neraka?
>
>   Trio Bomber, Surga atau Neraka?
>
> Oleh: Irwan Masduqi
>
>
> Tatkala hari hisab tiba, manusia yang tak terhitung jumlahnya rela antri
> panjang di depan pintu surga dan neraka. Jantung mereka berdebar dan
> berdetak tak karuan menunggu hasil penghitungan amal. Malaikat yang sedang
> bertugas memanggil mereka satu persatu sambil menenteng buku catatan amal.
>
>
> Amrozi cs sudah tidak sabar menunggu giliran hisab. Sambil pegang-pegang
> jenggot, mereka kelihatan penuh optimisme bisa masuk surga. Orang-orang di
> sekitar mereka pun bertanya, "Kenapa kalian tak takut menghadapi hisab"?
>
>
> Amrozi cs menjawab, "Siapa takut? kami sudah membawa tiket surga. Kalau
> kalian ingin beli tiket surga, bergabung saja dengan orang-orang Islam
> radikal. Mereka jual obralan tiket". Hisab berlangsung alot. Saat itu
> terjadi perdebatan sengit antara Amrozi cs dengan malaikat. Malaikat bilang,
> "Tiket surga kalian tidak ada gunanya alias muspro". Tapi Amrozi cs memaksa
> dimasukkan ke surga dengan dalih telah susah payah ikut program "bombing
> training" guna menghancurkan tempat-tempat maksiat. Abdul Aziz alias Imam
> Samudra, dengan mata tajamnya, tak sungkan memelototi malaikat sembari
> teriak kencang Allahu Akbar. Sementara Amrozi dan Ali Gufron alias Mukhlash
> cengar-cengir bingung tujuh keliling mendengar kata-kata malaikat tadi
> sambil memutar tasbih.
>
>
> Malaikat bertanya, "Kenapa kalian melakukan teror"? Dengan diplomatis
> Amrozi cs menjawab, "Kami ingin mengamalkan hadits amar ma'ruf nahi munkar
> bil yad. 'Yad' artinya adalah kekerasan dengan bom". Hahaha, malaikat ketawa
> terbahak-bahak mendengar jawaban konyol Amrozi cs. Sambil menahan ketawa,
> malaikat menjawab balik, "Yang boleh amar ma'ruf nahi munkar dengan cara
> merusak fasilitas umum itu hanya pemerintah, kalau warga sipil tak boleh
> dengan cara itu. Heh dasar kalian sok pahlawan jadi polisi swasta!!!".
>
>
> Amrozi cs dengan nada lirih dan agak sedikit grogi bertanya, "Masak sih"?
> Malaikat menjawab sambil senyum, "Ya iyalah… masak ya iya dong. Mulan aja
> namanya diganti Mulan Jamilah, bukan Mulan Jamidong…duren aja dibelah, bukan
> dibedong". Malaikat kemudian berargumen, "Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulum
> al-Din pernah berkata bahwa umat Islam dalam amar ma'ruf nahi munkar tidak
> boleh disertai perusakan harta orang lain. Imam al-Ghazali memberi contoh
> yang prosedural dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar kepada para
> peminum khamr dan penjual MIRAS (Minuman Keras). Dalam konteks ini,
> khomr/MIRAS boleh ditumpahkan (iraqatul khamri), tetapi botolnya tak boleh
> dipecah, karena botol adalah harta halal milik penjual dan peminum. Dengan
> demikian, tindakan teror kalian (baca: Amrozi cs) yang destruktif dengan
> merusak fasilitas umum (harta orang lain) dan juga tindakan brutal FPI tidak
> dapat dibenarkan karena tidak sesuai prosedur. Tindakan itu justru merusak
> citra Islam, tahu!!!".
>
>
> Amrozi cs tetap ngotot dan ngeyel agar dimasukkan ke surga. Mereka
> berdalih, "Pokoknya kami harus dimasukkan ke surga (yang konon banyak
> bidadari yang cantik itu), karena kami telah memerangi orang-orang kafir
> (antek Amerika dan thaghut) di Bali seperti yang diperintahkan Allah yang
> berbunyi faqtulu al-musyrikina kaffah…faqtulu al-musyikin haytsu
> wajadtumuhum/tsaqiftumuhum ….faqtuluhum hatta latakuna fitnah (bunuhlah
> semua orang musyrik…di mana pun kalian berjumpa dengan mereka… bunuhlah
> mereka hingga tak ada fitnah)". Amrozi cs berargumen bahwa "ayat-ayat itu
> menurut satu versi dalam tafsir al-Qurthubi menusakh dan mengamandemen
> ayat-ayat yang turun sebelumnya tentang anjuran mengampuni orang kafir dan
> jihad defensif terbatas dari agresi musyrikin, sehingga kesimpulan Amrozi cs
> jihad adalah ofensif".
>
>
> Kwakakakaka, malaikat tertawa terbahak-bahak untuk kedua kalinya mendengar
> jawaban Amrozi cs yang konyol itu. Karena penasaran, malaikat mendatangkan
> Imam al-Qurthubi untuk dimintai klarifikasi dan keterangan lebih lanjut.
> Malaikat bertanya, "Wahai Imam al-Qurthubi benarkah dalam tafsirmu ada
> konsep jihad ofensif"? Imam al-Qurthubi menjawab, "Dalam tafsir, saya memang
> mengutarakan dua pendapat; antara 'versi tekstual pro nasikh-mansukh yang
> menyimpulkan jihad ofensif' dan 'versi kontekstual kontra nasikh-mansukh
> yang menyimpulkan jihad defensif'". Coba dech malaikat Anda rujuk dalam
> Tafsîr al-Qurthûbi, cetakan Dar al-Sya'bi, vol. II, h. 71, vol. I, h. 62,
> vol. XVII, h. 203, & vol. XIX, h. 149, vol. II, h. 347, vol. II, h. 35 &
> vol. V, h. 281, vol. III, h. 216, vol. II, h. 192 & 353".
>
>
>
> "Sial, Amrozi cs berarti memilih jihad ofensif dengan mencari justifikasi
> dari penafsiran yang tekstual", keluh malaikat. Malaikat memperingatkan,
> "penafsiran tekstual itu reduktif dan rawan menimbulkan stigma bahwa Islam
> adalah agama pedang, agama bom, dan agama kekerasan, seperti stigma negatif
> kalangan mainstream Barat. Andaikan nasikh-manskuh kalian terapkan dalam
> ayat-ayat jihad yang sejatinya turun secara gradual, sama saja kalian
> menganggap sebagian ayat al-Quran yang turun pada fase-fase awal sebagai
> ayat impoten dan tak punya fungsi sosial untuk konteks kekinian. Nah, para
> pemikir Islam yang kritis dan progresif yang berdiri di barisan antrian
> hanya mangguk-mangguk menyetujui statemen malaikat tadi.
>
>
> Amrozi cs berapologi, "Oke dech, ijtihad kami memang salah, tapi—seperti
> kata Rasulullah saw—kami tetap berhak mendapatkan pahala satu (man akhtha`a
> falahu ajrun wahidun). Malaikat menimpali, "Kalian memang mendapatkan pahala
> satu, tapi pahala itu belum mencukupi untuk dijadikan modal masuk surga.
> Pahala kalian yang satu itu tak seberapa jika dibandingkan dengan dosa
> kalian akibat membunuh orang-orang Bali dan wisatawan legal yang telah
> mendapat jaminan keamanan dari negara. Ingat itu wahai teroris yang
> berjubah!!!. Maukah kalian aku masukkan ke neraka"?
>
>
> Amrozi cs, yang kali ini diwakili oleh Ali Gufron, mengutarakan keberatan.
> Dengan lantang ia berkilah, "kami tidak bermaksud membunuh orang tak
> berdosa, kami hanya ingin memerangi kemungkaran. Selain itu, kami juga sudah
> dieksekusi sebagai balasan perbuatan kami, meski kami sebenarnya tak rela
> dengan eksekusi itu". "Iya, tapi cara amar ma'ruf nahi munkar kalian,
> seperti saya katakan tadi, tidak prosedural", tegas malaikat. Malaikat diam
> sejenak mempertimbangkan matang-matang. Amrozi cs pun menunggu keputusan
> malaikat sambil pegang-pegang jenggot lagi.
>
>
> Malaikat meneruskan hisabnya, "Tadi kalian bilang bahwa kalian tidak rela
> dengan eksekusi itu, itu tandanya kalian tidak ikhlas menerima hukum qishash
> yang sudah disyariatkan Allah. Dengan demikian dosa kalian belum dihapus dan
> diampuni. Sudahlah kalian aku masukkan ke neraka saja ya"?
>
>
> Imam Samudra keberatan, "Please malaikat, kami sudah dieksekusi, masak mau
> dihukum lagi dengan diceburkan ke neraka"?. Malaikat geleng-geleng kepala,
> "Kalian memang bandel, sudah aku katakan kalau eksekusi itu belum bisa
> menghapus dosa kalian, karena kalian tidak ikhlas menerima hukuman itu".
> Imam Samudra berkilah lagi, "Buktinya apa kalau kami tidak ikhlas"?
>
>
> Malaikat dengan mudah menemukan bukti di google.com <
> http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/05/1/161021/polri-bantah-tangkap-pembuat-situs-wasiat-amrozi-cs>
> yang memuat wasiat profokatif Amrozi cs bahwa "Dalam surat wasiat tersebut,
> mereka menyerukan agar para pendukung memerangi dan membunuh pihak terkait
> eksekusi mati, seperti Presiden SBY, Wapres Jusuf Kalla, Menkum HAM Andi
> Mattalata, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Jampidum AH Ritonga, dan Ketum
> PBNU Hasyim Muzadi". Malaikat dengan tegas menvonis, "Jadi kalian harus aku
> masukkan ke neraka dengan dalih berlapis: 1) tindakan teror bom bali; 2)
> tidak ikhlas menerima hukuman eksekusi; 3) menyebarkan wasiat yang
> profokatif dan berisi pemberontakan terhadap pemerintah".
>
>
> Amrozi cs masih berkilah, "Pengeboman dan wasiat itu tidak bermaksud untuk
> macam-macam, semua itu kami lakukan hanya demi tujuan memerangi maksiat dan
> jihad". Malaikat pun menjawab dengan analogis-argumentatif, "Oke jika
> demikian alasan kalian, maka kalian akan aku masukkan ke dalam 'tong'
> kemudian aku tendang 'tong' itu agar menggelinding masuk ke jurang neraka.
> Aku tak bermaksud memasukkan kalian ke neraka, tapi aku hanya bertujuan
> memasukkan 'tong' ke neraka sebagai tambahan bahan bakar neraka". Amrozi pun
> akhirnya tak berdaya dan menyesali perbuatannya di dunia.
>
>
> Salam
> R-1
> http://www.irwanmasduqi83.blogspot.com/
>
>
>  ------------------------------
>
> Pesan ini (termasuk lampiran apa saja) hanya untuk penggunaan penerima/
> para penerima yang ditunjukkan. Pesan ini boleh mengandung material rahasia
> dan/ atau informasi perdagangan rahasia Mattel. Jika anda bukan penerima
> yang ditunjukkan, anda tidak diperbolehkan menyalin, menyebar atau
> menggunakan informasi ini untuk tujuan apa saja, dan anda harus dengan
> segera menghapuskan pesan ini dan memberitahukannya kepada pengirim.
>
>  This message (including any attachments) is only for the use of the
> person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential and/or
> trade secret information. If you are not the intended recipient, you should
> not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should
> delete this message and inform the sender immediately.
>
>  
>

Reply via email to