Ketidaktahuan Didalam kehidupan, ada beberapa hal yang terjadi pada diri kita secara langsung atau tidak ,baik kita menyukainya atau tidak menyukainya. Yang pertama adalah hal yang kita inginkan terjadi pada diri kita seperti doa dan harapan. Pada kenyataannya doa dan harapan ada yang menjadi nyata dan ada yang tidak bisa di wujudkan. Yang kedua adalah sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi pada diri kita, seperti jatuh sakit. Dan inipun ada yang menjadi nyata dan ada yang berhasil kita hindari. Yang ketiga adalah hal-hal yang tidak pernah kita fikirkan tiba-tiba terjadi pada diri kita, seperti kecelakaan atau mungkin malah mendapat undian atau apapun yang bersifat spontan. Tetap saja hal ini ada yang kita sukai dan ada yang tidak.
Jika kita telah mengetahui bahwa selalu ada dua sisi mengenai apapun yang terjadi pada diri kita, tetapi mengapa kita masih saja merasa sakit ketika hal yang tidak kita sukai datang dan merasa bahagia ketika hal yang kita sukai terjadi. Jawabannya mungkin cukup sederhana yaitu kita tidak mengetahui kapan, dimana dan bagaimana sesuatu itu terjadi pada diri kita. Ketidaktahuan itulah sebenarnya sumber dari segala sesuatu. Ketidaktahuan terkadang membuat orang penakut jadi pemberani, atau orang bodoh tampak pintar. Dosa terbesar orang yang tidak tahu adalah tidak mau mencari tahu tentang ketidaktahuannya. Tentu jauh lebih kecil dari pada dosa orang yang telah tahu tetapi tidak mengerjakan apa yang telah dia ketahui karena itu berarti dia telah ingkar. Ketidaktahuan semestinya membuat kita melakukan beberapa hal, pertama kita berusaha mencari tahu dan memahami mengapa kita harus tahu, sedangkan yang kedua yaitu bersandar kepada yang Maha Tahu. Sebenarnya masih banyak cakupannya tapi kita persingkat saja secara garis besar. Lalu apa kesimpulan dari semua uraian tadi ? cuma sekedar mengingatkan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita, baik yang kita senangi, atau yang tidak kita sukai, yang terjadi secara tidak terduga atau bisa di perkirakan , harus tetap berpegang teguh kepada sang Pemberi kejadian tersebut agar kita terus belajar mengenai rasa syukur, rasa sabar dan rasa ikhlas menerima pemberianNya. Salam David Sofyan