Islam Nusantara Bisa Jadi Teladan Dunia

Cetak | 10 Maret 2015 0 komentar 105 dibaca






JAKARTA, KOMPAS — Nahdlatul Ulama akan mengukuhkan Islam Nusantara pada
muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur, awal Agustus mendatang. Islam
Nusantara yang tidak lagi membedakan antara Islam dan kebangsaan diharapkan
bisa menjadi teladan dunia.






Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj dalam
pertemuan dengan pimpinan media massa di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (9/3)
malam, mengatakan, masalah agama dan kebangsaan di Indonesia sudah selesai.
Sebagian besar masyarakat dan juga organisasi kemasyarakatan tidak lagi
mempertentangkan Islam dan nasionalisme.






"Islam dan nasionalisme itu justru saling memperkuat," kata Said. Komitmen
kebangsaan itulah yang membuat Indonesia, meskipun beragam, tak ada konflik
berkepanjangan seperti yang terjadi di sejumlah negara Islam atau negara
dengan mayoritas Muslim lainnya.






Said mencontohkan perang yang terus terjadi di Afganistan. Padahal, 100
persen penduduknya adalah Muslim dengan 90 persen Sunni dan sisanya Syiah.






Menurut Said, perang terus terjadi karena belum ada komitmen antara Islam
dengan kebangsaan dan nasionalisme. Ketiadaan komitmen itu pula yang
diyakini memicu konflik di sejumlah negara di Timur Tengah.






Gejolak di negara-negara Arab diperparah dengan ketiadaan penengah atau
mediator. Mereka hanya memiliki pemerintah dengan tentara dan polisi serta
partai politik yang kental dengan kesukuan.






Ketua panitia pelaksana Imam Aziz mengatakan, muktamar menjelang 100 tahun
NU akan berlangsung pada 1-5 Agustus di Pondok Pesantren Tebuireng, Darul
Ulum, Tambak Beras, dan Denanyar di Jombang.






Rais Syuriah PBNU Masdar F Mas'udi menambahkan, saat ini dunia sedang
"terbakar" karena agama. Hal itulah yang membuat esensi dasar Islam sebagai
rahmatan lil alamin atau rahmat bagi sekalian alam hilang.






Indonesia, termasuk NU, harus mampu menjawab pertanyaan besar tentang
esensi Islam. "Benarkah Islam merupakan agama salam (pembawa keselamatan)?
Itu yang mampu dan layak menjawab adalah kita, karena punya bukti," ujar
Masdar.






Oleh karena itulah, lanjut Masdar, dalam muktamar ke-33, NU akan menegaskan
bahwa keislaman Nusantara akan menjadi model keislaman dunia. Praktik
keislaman di Indonesia bisa menjadi pegangan dunia yang semakin terbuka
dengan pluralitas dalam berbagai hal. (NTA)






KOMPAS CETAK, 10 Maret 2015






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke