Gus Sholah: Bagaimana Umat Islam Mengejar Ketertinggalan?

Kamis, 08/10/2015 07:00






[image: Gus Sholah: Bagaimana Umat Islam Mengejar Ketertinggalan?]






Yogyakarta, *NU Online*
Berdasarkan studi Rehman dan Askari, keislaman semua negara Muslim tidak
tinggi. Dari empat indeks ukuran (economic islamicity, legal and governance
islamicity, human and political islamicity, international relation
islamicity), yang didasarkan pada Qur'an dan Sunnah, hasilnya keislaman
rata-rata negeri Muslim berada pada nomor 137 dari 208 negara.


Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Tebu Ireng Jombang KH Salahuddin
Wahid dalam seminar bertajuk "Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan untuk
Indonesia" yang diselenggarakan di Convention Hall  UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Selasa (6/10) pagi.


"Umat Islam sedunia terus mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan keilmuan
dan teknologi. Indonesia berada pada urutan 140. Karenanya, umat Islam
harus berjuang keras untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan
ketertinggalannya," tutur kiai yang kerap disapa Gus Sholah tersebut.


Lebih lanjut Gus Sholah menyampaikan, bagaimana umat Islam harus berjuang
mengejar ketertinggalan? Setiap keluarga dan individu Muslim harus
melakukan transformasi menuju akhlak mulia.


"Keluarga adalah benteng paling kokoh dan persemaian paling baik bagi
penanaman nilai, budi pekerti, dan akhlak.  Kaum Muslim hendaknya tidak
hidup secara tertutup, tetapi terbuka, bermartabat dan setara," ujar adik
Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid.


Gus Sholah menjelaskan, ajaran Islam sesungguhnya begitu baik, tetapi dalam
penerapannya amat kurang. Salah satu cara untuk menerapkan Islam secara
baik adalah dengan menerapkan kejujuran. Islam amat mengutamakan kejujuran.


"Seandainya memang kita menyadari belum berlaku jujur, hendaknya kita terus
berjuang keras untuk menjadi orang-orang yang jujur," tegasnya.


Menurutnya, untuk mengejar ketertinggalan, dibutuhkan tiga strategi, yakni
demokrasi, akhlak, dan ilmu. Agar strategi bisa dilakukan diperlukan tujuh
persyaratan, yaitu kestabilan politik, kemajuan ekonomi, pemahaman
keagamaan inklusif, pemikiran keagamaan modern, mengurangi domestifikasi,
kemandirian, dan tagaknya hukum.


Seminar yang diikuti ratusan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini juga
mengadirkan Haedar Nashir sebagai nara sumber. *(Suhendra/Mahbib)*






Sumber:


http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,62657-lang,id-c,nasional-t,Gus+Sholah++Bagaimana+Umat+Islam+Mengejar+Ketertinggalan+-.phpx






-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke