HARI SANTRI

Agus Sunyoto: Tak Ada 10 November Tanpa 22 Oktober


Senin, 19/10/2015 13:28






[image: Agus Sunyoto: Tak Ada 10 November Tanpa 22 Oktober]






Jakarta, *NU Online*
Sejarawan Agus Sunyoto menegaskan, penetapan Hari Santri Nasional bukan
hanya sebagai agenda kepentingan kelompok tertentu sehingga dapat memecah
belah umat. Tetapi untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia yang ketika
itu digerakkan oleh Resolusi Jihad, yakni fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari
yang menyatakan bahwa membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu’ain
atau wajib bagi setiap individu.


“Ini konteksnya melawan Jepang dan tentara sekutu. Dari fatwa jihad Mbah
Hasyim Asy’ari 22 Oktober 1945, pecahlah peperangan besar pada 10 November
1945 di Surabaya. Jadi, jika tak ada Resolusi Jihad yang digaungkan kaum
santri, tak akan ada 10 November yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan
itu,” ujar Agus pada Rabu, (14/10) lalu.


Dia juga menerangkan, kaum santri merupakan representasi bangsa pribumi
dari kalangan pesantren yang sangat berjasa membawa bangsa ini menegakkan
kemerdekaan RI dari tangan penjajah.


Jika dirunut sejarahnya, kata Ketua PP Lesbumi NU ini, awalnya Indonesia
dianggap negara boneka Jepang oleh Negara sekutu karena kemerdekaannya
dinilai pemberian dari Nippon ini. Hal ini bisa dijelaskan, menjelang
proklamasi kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Hatta menyambangi Jepang

untuk bertemu dengan Kaisar.


“Rapat besar di Lapangan Ikada yang kini lapangan Monas, juga dijaga ketat
oleh tentara Jepang. Belum lagi naskah teks Proklamasi yang diketik oleh
orang berkebangsaan Jepang, Laksamana Meida,” terang Agus saat berkunjung
ke Redaksi NU Online, Rabu (14/10) di Jakarta.


Setelah Jepang kalah perang dengan Tentara sekutu atau NICA, lanjutnya,
mereka berusaha kembali menjajah Indonesia dalam agresi militer kedua. Agus
menjelaskan, ternyata tentara NICA dikagetkan oleh perlawanan orang-orang
pribumi dari kalangan santri.


“Dari sinilah mereka berpikir, bahwa kemerdekaan Indonesia bukan karena
pemberian dari bangsa Jepang, melainkan betul-betul didukung oleh seluruh
rakyat Indonesia,” jelas penulis buku Atlas Wali Songo ini.


Sebelumnya, Presiden Jokowi sendiri telah menandatangani Keppres yang
menyatakan tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Presiden bukan tanpa alasan dan kajian mendalam tentang hal ini. Karena
kontribusi kaum santri dengan fatwa Resolusi Jihad mampu menggerakkan
seluruh rakyat Indonesia dalam peperangan besar 10 November di Surabaya.
*(Fathoni)*






Sumber:


http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,62904-lang,id-c,nasional-t,Agus+Sunyoto++Tak+Ada+10+November+Tanpa+22+Oktober-.phpx






--
http://harian-oftheday.blogspot.com/


"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke