Membangun UMKM Berbasis Otonomi

                        
                        

                        Pembangunan
ekonomi di daerah, tidak hanya bisa mengandalkan investasi dari luar.
Bagaimana pun membutuhkan sinergi di antara stakeholder pembangunan di
daerah. Jika itu tidak dilakukan, prasyarat pembangunan yang menganut
prinsip berkeadilan dan pemerataan akan sulit dicapai.
 

Pembangunan daerah memang membutuhkan investor dari luar daerah, tapi
pelaku ekonomi daerah harus memiliki peran strategis dalam mendorong
tumbuh kembangnya investasi dan pembangunan ekonomi. Patut dicatat,
sektor yang harus mendapatkan peran lebih besar adalah Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM).
Untuk mencapai itu, ada beberapa rekomendasi yang ingin saya sampaikan. 
 

1. Harus dilakukan penguatan sinergi antara pemerintah dan UMKM untuk
mengangkat potensi daerah. Dalam hal ini, Kementerian Negara Koperasi
dan UKM harus membuat konsep bersama dengan Pemerintah Daerah tentang
pengembangan UMKM di setiap daerah. Mengapa konsep bersama? Ada
beberapa alasan yang melandasi kebijakan tersebut harus dilakukan.
 

Kalau seluruh pemerintah daerah memiliki perhatian kepada UMKM, tentu
saja akan diperoleh peta pengembangan dan fokus kebijakan yang
diprioritaskan. Kebijakan pusat, harus disinkronisasi dengan kebijakan
daerah. Ini juga mencerminkan semangat otonomi daerah di satu sisi. Di
sisi lain, inilah bentuk kebijakan pembangunan UMKM yang berbasis
kekayaan daerah.
 
 2. Peran Bank Perkreditan Daerah dalam
intermediasi perlu ditingkatkan. Bankir jangan sampai hanya duduk manis
menikmati bunga SBI, sementara fungsi intermediasi, dalam hal
penyaluran kredit sangat kecil. Karena sejatinya, bank daerah memiliki
fungsi mendorong pendanaan pembangunan di daerah. 
 
 3.
Perlunya pengembangan keterampilan generasi muda daerah agar mampu
mendukung UMKM atau mendirikan usaha mandiri. Bagaimana pun peran
generasi muda sangat penting agar kontinuitas pembangunan ekonomi di
daerah terus berjalan.
 
 4. Percepatan pembangunan
infrastruktur. Banyak kendala yang dialami investor karena problem
infrastruktur yang belum sepenuhnya baik. Pemda harus memberikan fokus
besar bagi pembangunan infrastruktur dasar. Saya mencatat, ada banyak
peran strategis yang dilakukan oleh UMKM di daerah. Antara lain
menyumbangkan pemasukan untuk pendapatan daerah, mengurangi
pengangguran, mewujudkan ketahanan pangan provinsi dan nasional, dan
menarik investasi dari dalam provinsi, luar provinsi maupun mancanegara.


Sandiaga S Uno
 Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM dan Koperasi
Yuk Jadi Pengusaha by Sandiaga S Uno
                        
        
        
Dalam satu tahun terakhir sering saya dengar atau temui anak-anak
muda yang mulai mendapatkan penghasilan tambahan atau istilahnya ?side
job? dengan melakukan beragam hal yang tidak pernah mereka lakukan
sebelumnya. Mulai menjadi penerjemah buku, laporan tahunan perusahaan
atau product manual dari beragam brand terkenal. Selain itu juga ada
yang menjadi graphic designer atau ?konsultan? beragam kebutuhan
perusahaan seperti disain, komunikasi, atau sebagai penyelenggara acara
(event organiser).

Yang lebih mengesankan lagi semua itu dikerjakan dari mal, cafe,
coffee shop atau internet cafe. Bahkan rumah dan warnet pun semakin
ditinggalkan sebagai tempat bekerja. Yang menjadi klien mulai dari
keluarga, sahabat atau kerabat dekat.
Banyak dari anak-anak muda tersebut yang masih menyelesaikan kuliah.
Tidak sedikit juga yang baru mulai bekerja di perusahaan-perusahaan
konsultan asing bergengsi di Jakarta dan Surabaya.

Sangat dinamis, sangat penuh gairah dan sangat cerah masa depan dari
anak-anak muda tersebut. Kombinasi antara working hard, working smart
dan playing hard semakin bergeser dari tren musiman menjadi gaya hidup.

Kalau keadaan ini terus berlangsung bahkan terus ditingkatkan, dapat
dipastikan bahwa prospek bisnis dan perekonomian Indonesia juga semakin
cerah.

Fenomena ini membuktikan bahwa banyak bakat yang tidak lagi
terpendam yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia. Fenomena ini juga
membuktikan bahwa generasi yang lebih tua atau setidaknya lebih senior
semakin ?terbiasa? mempercayakan pekerjaan yang cukup penting kepada
generasi muda yang minim namun haus pengalaman. Yang penting adalah
keberanian untuk memulai dan mencoba serta komitmen yang tinggi
terhadap kualitas dan tenggat waktu.

Bagi saya dan rekan-rekan pengusaha muda, fenomena ini sangat kami
syukuri. Bukan apa-apa, mereka dapat benar-benar memenuhi beragam
kebutuhan usaha yang tadinya hanya dilayani oleh konsultan asing yang
harganya tidak murah dan hasilnya sering kali kurang memuaskan.
Walaupun masih bersifat informal, kompetisi sudah mulai tampak bahkan
meningkat di antara para ?side-jobers?.

Mungkin tidak lama lagi sebagian dari mereka akan mulai mendirikan
perusahaannya sendiri dan perlahan-lahan menjadi sekumpulan pengusaha
muda yang kreatif, haus pengalaman dan tentunya haus akan keberhasilan.
Saat itu, harga mereka tidak akan semurah yang mereka tawarkan sekarang.

Tapi tidak apa-apa. Lebih ?sreg? rasanya membayar agak lebih mahal
kepada sesama pengusaha nasional yang masih muda-muda, dibandingkan
perusahaan besar, apalagi perusahan asing. Mari menjadi juara di negeri
sendiri. Yuk jadi pengusaha!

Sandiaga S. Uno

Ketua Dewan Pembina BPP HIPMI


Dunia Pendidikan Perlu Kurikulum Kewirausahaan


                        
                        

                        Dunia
pendidikan seharusnya mempunyai kurikulum yang dapat melahirkan
wirausahawan-wirausahawan baru sehingga mampu menciptakan lapangan
pekerjaan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
Bidang UMKM dan Koperasi, Sandiaga S. Uno ketika memberikan kuliah umum
(Stadium Generale) tentang Semangat Kewirausahaan di Universitas Islam
Asy-Syafiiyah Jakarta, Rabu, 9 Juni 2010.
 
 Sandi (demikian
sapaan akrabnya) menjelaskan bahwa sektor pemerintah (pegawai negeri)
hanya mampu menyerap 8-9 persen tenaga kerja yang ada, sedangkan swasta
mampu menyerap hingga 70 persen. “Untuk mengurangi angka pengangguran,
maka kita harus meningkatkan wirausahawan-wirausahawan baru agar
semakin banyak menyerap tenaga kerja,” ucapnya di depan para peserta.
 

“Saya berharap, mahasiswa-mahasiswa lulusan Asy-Syafiiyah setelah lulus
nanti tidak jago membuat CV, tapi jago membuat bisnis plan,” ujarnya
disambut tepuk tangan para peserta.
 
 Dalam kesempatan ini,
Sandi bercerita sedikit tentang perjalanan hidupnya yang tidak pernah
bercita-cita menjadi seorang wirausahawan. Namun kondisi krisis ekonomi
yang terjadi memaksanya untuk merubah mindset dan paradigma-nya.
 

“Menjadi seorang wirausahawan itu harus berani berubah, mengambil
resiko, kerja keras, dan bisa melihat peluang-peluang bisnis yang ada
disekitarnya,” tambahnya.
 
 Mengenai arti sebuah kegagalan,
Sandi mengatakan bahwa hal ini biasa terjadi didalam dunia bisnis, tapi
harusnya seorang dengan jiwa wirausaha tidak boleh menyerah dengan satu
atau sepuluh kegagalan. Dia harus terus memotivasi dirinya untuk terus
bekerja.
 
 “It’s Ok when sometime you were failed, tapi jangan
pernah menyerah !” tegasnya ketika menjawab pertanyaan dari salah
seorang peserta kuliah umum.
 
 
 Pembentukan Entepreneurship Center
 

Rektor Universitas Islam Asy-Syafiiyah Dr. Hj.Tuty Alawiyah dalam
kesempatan yang sama juga mengungkapkan minatnya untuk membentuk
Entepreneurship Center di kampus tersebut. “Saya rencananya dalam waktu
dekat ingin mendirikan Entepreneurship Center di kampus ini, agar
mahasiswa-mahasiswanya dapat mandiri setelah selesai kuliah,” jelas
Tuty. “Untuk itu, saya mohon kesediaan Sandi bisa menyumbangkan pikiran
dan tenaganya untuk bisa membantu saya mendirikan entepreneurship
center ini,” tambah Tuty yang disambut dengan tepuk tangan dari
hadirin. Mendengar hal itu, Sandi mengamini permintaan tersebut dan
menyatakan komitmennya untuk bisa hadir kembali di kampus Asy-Syafiiyah
dilain waktu.
 
 Acara kuliah umum ini merupakan acara rutin yang
digelar secara berkala oleh civitas akademika dengan mengundang para
pengusaha untuk membagi kisah dan strategi suksesnya kepada para
mahasiswa di kampus.(ssu)
http://www.beritajatim.com/citizenjurnalism.php?newsid=617






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke