Menaklukkan EGOISBy Rahmadsyah Mind-TherapistAssalamu’alaikum wr.wb
Semoga surat elektronik ini menyapa shahabat penuh dalam damai, Cinta dan Kasih 
Sayang. Sehingga ia menjadi pengikat tali silaturahim antara kita bersama. Saya 
mendoakan, mudah-mudahan, shahabat yang saat ini gundah, sedih, kecewa, marah 
dan sakit hatinya. Segera Allah rubah dengan Kasih Sayang Ar-Rahman Ar-Rahim, 
menjadi kebahagiaan yang amat mengagumkan.
Sebelum saya melanjutkan note ini. Terlebih dahulu, ingin saya perjelas, makna 
kata EGOIS yang saya maksud. Egois (perasaan enggan, gengsi, berat hati, tidak 
mau untuk memulai atau mendahului komunikasi, dengan seseorang. Karena 
menganggap, dia duluan yang harus memulai, dan hanya memikirkan diri sendiri, 
tanpa melihat dari sudut pandang orang lain, atas sikap dan perilaku yang 
diputuskan).
Nah, sekarang anda sudah fahamkan? Maksud yang akan saya 
sharingkan ”Menaklukkan EGOIS” ini. Saya tidak tau, apakah anda pernah 
mengalami perasaan seperti akan saya sharingkan. Atau, mungkin anda sedang 
mengalaminya saat ini. Bahkan mungkin Andalah yang menjadi objeknya (yang 
diegoiskan). Khusus yang menjadi diegoiskan, saya tidak membahasnya disini.
Seminggu yang lalu, terjadi suatu peristiwa dalam diri saya, sehingga 
menyebabkan saya memutuskan untuk bersikap, yang menurut teman saya, saya ini 
EGOIS. Saat itu, yang terbesit dalam diri saya adalah ”itukan pandangannya”. 
Sementara menurut saya, sikap yang saya PILIH itulah yang terbaik dan benar. 
Saya menyadari, keputusan itu hadir karena rasa marah dalam diri saya. Tentu 
ini menguatkan EGOIS tadi.
Akan tetapi, selama melewati hari yang dipenuhi rasa amarah dan egois itu. Saya 
menyadari ada yang tidak tepat, cocok, sesuai dan pas, antara fikiran dengan 
tubuh saya. Kok tubuh saya terasa tertekan, gelisah, dan gundah. Kemudian, sang 
tubuh menunjukkan penolakannya, berupa rasa senutan dikepala dan hati terasa 
tertusuk. Hidung pun jadi pilek. Efek dari fikiran (rasa marah) saya.
Shahabat yang baik. Saya akan sharingkan bagaimana proses saya menaklukkan 
EGOIS dalam diri saya. Mungkin ini bermanfaat bagi anda yang saat ini 
mengalaminya. Alhamdulilah, tips Mind-Therapy dibawah ini. Telah berhasil 
mendamaikan diri saya. Tentu saat saya tuliskan ini, saya sudah berkomunikasi 
kembali dengan orang itu.
Pasti anda sudah siap untuk membacanya kan? Pada saat proses melakukan tips 
ini, Anda boleh sambil duduk bersila, tidur, berdiri, dan sebagainya. Yang 
penting membuat anda merasa nyaman dan aman.
Berdoa kepada Allah, agar dimudahkan usaha (ikhtiar) yang kita lakukan.Terima 
kejadian yang telah kita alami, sebagai bagian dari kehidupan. (Maksudnya, bila 
Anda merasa marah, maka biarkanlah marah itu hadir, bila kecewa biarkan ia 
muncul.pasrahkan kepada Allah).Ketahuilah, didaerah mana tepatnya rasa yang 
muncul itu. Atau bahasa saya adalah, bagian yang betanggung jawab dengan rasa 
EGO itu.Setelah menemukannya, Ketahui, apa yang dinginkan oleh perasaan kita 
selanjutnya. Bila dia ingin marah, terus tanyakan pada rasa yang muncul 
itu ”Setelah marah, maumu apalagi?”, bila dia kecewa, tanyakan pada bagian 
itu, ”terus apalagi?” (Dari sini saya menemukan jawaban dalam diri berupa 
anjuran, supaya saya tidak berkomunikasi lagi denganya, karena dengan begitu 
saya menjadi tenang). Perlu shahabat ketahui, bentuk jawaban itu setiap orang 
berbeda-beda, bisa berupa suara (A), mungkin berbentuk penglihatan (V) atau 
bahkan rasa saja (K). Nah, kalau contoh
 case saya adalah berupa suara (A).
Kemudian saya ikuti keinginan bagian yang bertanggung jawab dalam diri saya 
itu, yaitu tidak berkomunikasi untuk sementara waktu. Setelah saya putuskan 
untuk tidak berkomunikasi. Tetap saja perasaan tidak tenang, masih terasa dalam 
diri saya, seperti benci dan marah. Maka untuk menenangkan rasa marah dan benci 
itu, saya menenangkannya dengan cara; melakukan meditasi minimal satu jam satu 
hari, (Yang saya lakukan, setiap selesai shalat 10 menit, dan sebelum tidur 10 
menit). Meditasi berupa ;Menyadari setiap nafas masuk dan keluar.(Tarikan nafas 
masuk dzikir lafaz ”Allah & terkadang Lailahaillallah”, begitupula nafas keluar 
”Lailahaillallah”)Fokuskan diri (menyadari nafas masuk dan keluar) untuk terus 
berdzikir dalam aktivitas apapun.
Alhamdulillah menyadari nafas masuk dan keluar, sambil menyadarinya dengan 
dzikir, semakin hari semakin membuat saya lebih tenang, damai dan bahagia. 
Proses ini terus saya lakukan hingga saat ini.
Setelah saya merasa tenang (pada hari ke 3 tidak berkomunikasi). Saya 
memutuskan untuk membangun kembali komunikasi dengan nya. Tetapi, EGO tetap 
masih ada. EGO ini bunyinya terdengar ”Kamu sekarang kan sudah tenang, damai 
dan bahagia. Jadi tidak perlu lagilah berkomunikasi dengannya”. (Saya sadar, 
ini tidak boleh ditolerir dan diikuti, karena bisa memutuskan silaturahim). 
Nah, cara yang saya lakukan untuk mengalahkan / menaklukkan bunyi atau suara 
itu adalah dengan meciptakan program BELIEF dan VALUE yang lebih besar darinya, 
sesuai dengan VALUE saya:
Memutuskan silaturahim sama halnya menutup pintu rezeki dan menghilangkan 
keberkahannya. 
Syukur Alhamdulillah, setelah saya instal BELIEF tadi, suara yang menyebabkan 
muncul nya EGO tidak berkomunikasi, langsung lenyap. Bahkan, menumbuhkan rasa 
untuk segera menyambung kembali silaturahim dengan shahabat saya itu. Kemudian 
saya ambil HP saya, saya buka phonebook dan memcent call dengan nya. 
Alhamdulillah kini, pershahabat saya dengan nya, kembali seperti semula 
lagi...Jakarta 23 juni 2010.(A) Auditory, (V) Visual, (K) Kinesthetic
Rahmadsyah
Trainer&Mind-Therapist I 081511448147 I Practitioner NLP & Hypnosis
I YM ; rahmad_aceh I www.facebook.com/rahmadsyah

RAHMADSYAH, CM.NLP
 Motivator & Mind-Therapist I 081511448147  YM;rahmad_aceh  
 www.facebook.com/rahmadsyah 












[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to