Kayaknya sudah ada sebuah scenario dan tidak bisa disangkal dimana jelas GD harus 
turun dalam SI nanti (benar kata Kiki bahwa kita hanya berbasa-basi untuk menghabiskan 
enerji dan uang) dan kalau GD tetap membangkang maka sebuah tim untuk menangkapnya 
sudah dibentuk. Maka, GD sudah mengatakan bahwa keluarganya akan diungsikan dan dia 
akan tinggal sendiri dalam pertemuan informal antara AT dan HH.

Pengucilan dan pemojokan GD melalui boikot pertemuan di Bogor jelas bukan koinsidensi. 
Sehingga, tampak jelas kekecewaaan AR dan beberapa fraksi reformasi terhadap pertemuan 
informal AT dan HH. Komentar-komentar dan ucapan mereka jelas menyiratkan kalau mereka 
kecewa dan merasa dikhianati meskipun mengaakan tidak. 
  
Di sisi yang lain, Agum Menkopolsoskam sudah berkali-kali mengatakan bahwa para 
menteri harus tetap loyal kepada Presiden dan belajar dari pengalaman pemerintahan 
Soeharto (Ginanjar Wakil ketua MPR termasuk pengkhianat). Jelas sangat mudah ditangkap 
bagaimana sikap Agum yang kini merangkap Menhankam.

Setelah kejadian di ruang Yudha mabes Polri, ada pertemuan antara 
Pangab-Menkopolsoskam- Bimantoro. Yang menarik, setelah kejadian itu lalu ada 
informasi bahwa ada 10 jendral Polri cuti selama 10 hari termasuk Didik Jayadi dimana 
Bimantoro ke Singapore untuk berobat.

Sequence selanjutnya, ada bom meledak di Slipi dan kini wajah Agum kelihatan lelah dan 
seakan heran dimana ia berkata bahwa sejak Taruna hingga perwira militer harus jujur, 
lalu mengapa bisa begini padahal mereka sudah bertemu. Jelas ada yang ditunjuk tidak 
jujur oleh Agum.

Kini peta semakin jelas, atas informasi bahwa sering ada pertemuan di rumah dinas 
Bimantoro dan terinformasikan pula bahwa kapoda akan menangkap Wakapolri dan presiden. 
maka, Presiden menginstruksikan agar menkopolsoskam dan wakapolri bertindak tegas 
terhadap bimantoro dan kapolda.

Reaksi yang segera muncul adalah dari kalangan DPR yang segera mendesak untuk sidang 
Paripurna MPR karena eskalasi politik setelah instruksi presiden tersebut negara dalam 
keadaan bahaya. Hal ini jelas semakin membuat peta semakin transparan. MPR akan 
menjatuhkan GD melalui SI dimana mereka merasa telah berhasil menggalang kekuatan dan 
dukungan dari TNI Polri. Lihat sebagai misal show off TNI Polri dalam olah raga 
Jumatan. Namun, tampaknya insiden Pamen kemarin dan instruksi Presiden barusan telah 
membahayakan scenario untuk melucuti GD dan sekaligus sebagai sebuah test case 
mengenai siapa yang memegang kekuasaan. Amin rais atau Gus Dur!. Bisa dibayangkan 
kalau ternyata Agum dan Wakapolri segera melaksanakan instruksi itu maka apa yang akan 
terjadi.

Di satu sisi tampaknya Agum tidak bisa dipandang remeh, demikian pula Wakapolri. Dalam 
hal ini, AWK juga tidak bisa dikesampingkan. Padahal seperti Mas Legowo, Mas Ivan, dan 
Mas Ali menyebutkan pertentangan antar generasi  tampaknya  juga bukan hal yang bisa 
dianggap remeh. Mulai malam ini, tampaknya akan ada perkembangan yang luar biasa 
paling sedikit dari sudut MPR. Hari Sabarno yang dari fraksi TNI sudah mulai 
mengkritik dan tampak berseberangan dengan Agum.

Semoga terjadilah apa yang seharusnya terjadi!

ез
(bosan menunggu)

  


...........Menuju Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan............
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan anda lakukan sendiri
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

->Cake, parcel lebaran & bunga2 natal? Di sini, http://www.indokado.com<--

Reply via email to